1.Bagaimana cara mencintai?

17 6 3
                                    

.

Manusia selalu menemukan jalan untuk menuju penderitaan, yang bahkan setelahnya mereka tidak bisa keluar.

Bagian paling menyakitkan adalah fakta bahwa ucapan mereka semua memang benar. Tidak tahu cara mencintai seseorang. Yang Aku tahu hanya cara mencintai Kenan.

-Neila Amerta.

.

Bagian satu
Bagaimana cara mencintai?

Koridor fakultas kimia kini sedang berisik dengan mulut banyak orang yang berbisik bisik. Nei menghela nafas kecil dengan tangan yang memegang tas nya erat erat.

"Gausah gugup. Maaf ya karena terlalu ganteng, mereka jadi pada liatin kita kaya gitu."

Nei terkekeh kecil. Dari banyaknya pria yang ia kencani, hanya laki laki yang kini disampingnyalah yang menurutnya terlalu percaya diri.

"ASTAGA NEILA!! Lo tadi dianterin sama siapa lagi anjir? Yang kemaren kemana!!??" Anaya berteriak heboh sambil membenarkan letak kacamatanya

"Dia di anak hukum. Namanya Rangga, kenapa?"

"Menurut lo kenapa? Hah!?"

Neila menghela nafas kecil dan tersenyum. "Yang kemaren udah putusin gue An, ya gue pacaran sama dia sekarang."

"Lo jangan banyak mainin cowok deh. Nanti lo dimainin juga gimana?"

"Gue mainin cowok supaya gak dimainin. Gimana sih lo."

Arsa yang merupakan kekasih Anaya sedari SMA menggeleng gelengkan kepala. Neila ternyata tidak bisa menghentikan kebiasaan buruknya, memacari sembarang pria dengan harapan bisa sedikit menyukainya.

"Nei, di usia lo, cinta bukan lagi buat main main. Gue saranin, lo berhenti. Atau kalo gak bisa, pacarin orang yang bisa buat lo tinggal dan gak mau pergi." Arsa menepuk pelan bahu Nei kemudian mengusak pelan kepala Ana untuk berpamitan.

Nei menatap lurus lurus papan tulis didepan dengan tangan disilangkan. Pikirannya jauh menerawang pada kejadian empat tahun silam, tepat saat dia pertama kali menjadi siswa SMA yang digemari oleh banyak orang.

"Hai, Neila ya? Boleh minta nomor teleponnya gak?"

Saat itu Nei masih jadi gadis lugu yang hanya akan tersenyum jika ada yang tersenyum kepadanya juga.

"Maaf, Nei gak punya nomor telpon."

Karena banyak laki laki yang begitu ramah padanya, Nei jadi banyak mendapatkan sikap tak ramah dari teman teman perempuannya.

"Nei, mau gantiin piket gak? Gue ada urusan, jadi hari ini gak bisa. Lo aja ya, yang piket?"

"Nei, tolong beliin minuman dong. Lima ya, sama buat temen temen gue juga."

"Nei, lo bisa ngalah gak? Buat ujian kali ini, tolong jangan tulis jawaban yang bener semua. Disalah salahin aja ya? Lo juga udah banyak dapet penghargaan selama ini. Jangan egois, gue juga mau dapet nilai bagus."

AMORFATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang