[3] 𝓋𝒶𝓂𝓅𝒾𝓇𝑒'𝓈 𝓌𝒾𝒻𝑒

210 136 63
                                    

ִֶָ 𓂃⊹ ִֶָ

Hai! Sebelum itu, jangan lupa klik "Vote" nya, supaya aku makin semangat updatenya~ thx!

.

.

Kini, Livana tengah termenung di sofa. Jari - jari Livana mulai menyentuh lehernya, ia sedang merasakan bekas tancapan Luke saat itu. "Sudah tidak terasa sakit," gumam Livana.

Namun, Luke tiba - tiba menghampiri dengan senyuman lebar pada wajahnya. Dia langsung menyapa Livana sekaligus menjahilinya. Tawanya begitu menggema tatkala melihat Livana sengsara.

"Ini semua karenamu! Lihatlah, bekasnya masih tertampak jelas kan?!"

"Nanti juga menghilang," ketusnya.

"Luke!"

Seketika Luke meninggalkan Livana yang masih terlarut dalam keadaan kesal. "Aku akan pergi dulu, jangan berkeliaran pada larut malam," saat berbicara, suara Luke perlahan berbeda. Sekarang aku lebih nyaman untuk mendengarnya.

Secara tak sadar, segala kehidupan Livana pun beranjak berubah saat bersama dengan Luke. Awalnya keseharian Livana dipenuhi perkerjaan yang menyiksa, tapi sekarang ia tidak pernah mengerjakan hal yang memberatkan dirinya. Tentu, hal ini selalu ditunggu olehnya. Maka dari itu, Livana tak pernah bosan untuk bersikap baik pada Luke. Walaupun terkadang dia kasar.

Seraya berbaring di sofa, pikiran Livana selalu membayangkan wajah Luke. Dia memiliki perilaku yang aneh, tapi hal tersebut tidak pernah menjadikan Livana benci terhadapnya. Mungkin, ini sebagian keberuntungan dalam hidupku.

Hangatnya sentuhan, menjadikan Livana tergugah dari alam mimpinya. Dia mendekap Livana dengan erat di belakang. Tiada ucapan yang dilontarkannya, agaknya Luke pun tertidur.

"Ada apa? Tidak biasanya kamu datang saat akan munculnya fajar?"

Mata Livana terbelalak saat Luke berusaha untuk memeluk Livana dengan sangat erat. Livana sudah coba untuk melepaskan, tapi gagal. Dalam suasana ini, jantungnya terus berdetak cepat, Livana sedikit malu jika Luke mengetahui akan hal ini.

Sebuah kecupan dilabuhkan Livana di tangannya. Sembari berkata dengan pelan, Livana mengawali dengan menanyakan keadaan Luke.

"Aku hanya sedang dalam masalah."

"Aku mengerti. Apa kamu butuh sesuatu?"

"Biarkan seperti ini dulu dan jangan lepaskan pelukannya," pinta darinya.

Hal ini mungkin terkesan konyol, tapi Livana benar - benar tidak pergi dari posisinya. Lalu, ketika malam mulai tiba, seseorang menyentuh hidung Livana seraya berkata, "Hey, bangun."

Luke tersenyum dengan manis. Kini wajahnya pun terasa sangat menenangkan. Tatapan mereka perlahan intens, beriringan dengan itu sebuah perasaan menyerang Livana, saat itu juga Livana segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"

"Sudah, Livana."

"Baguslah, aku senang mendengarnya."

Seketika Luke menaruh dagunya di lulut Livana. Sontak dirinya kaku. Rasanya kehidupan Livana layak berhenti sekejap. Livana juga tengah berusaha untuk mengendalikan ekspresinya, ia sangat ingin tersenyum lebar.

Tatkala mulut Livana akan mengeluarkan kata, tiba - tiba Luke menarik lembut tangan Livana dan membantunya untuk berdiri. "Malam ini, ayo kita pergi ke Pantai," ucap luke.

Mata Livana berbinar, ia tak sabar untuk pergi bersama Luke.

Kedua matanya perlahan menatap lugas, langit yang gelap tak dihiasi bintang maupun bulan. Dari bawah ini, Livana terus menatap seolah sedang menghirup seluruh perasaan yang membuat hatinya gentir. Kini, dalam nalarnya mulai terbayang - bayang akan segala hal yang pernah dialaminya.

"Bagaimana? Kamu menyukainya?"

Hantaman Ombak besar, juga hilir angin yang senantiasa membelai rambut Livana, menjadikan dirinya tersadar akan seseorang yang berada di sampingnya.

"Sangat suka!" Livana tidak bisa menyembunyikan perasaan senang yang sedang dialaminya, ia senantiasa mengeluarkan senyuman merekah ketika melihat keindahan Pantai itu.

"Cantik," pujian itu keluar dari bibirnya.

"Pantainya memang Cantik," sahut Livana.

Persis ketika mereka saling menatap, Luke memberikan pandangan tajam. "Bodoh! Bukan Pantainya."

Seakan sudah sadar dengan maksud Luke. Ia terus tersenyum dengan riang. Pipi Livana terus terangkat tatkala terbayang dengan pujian yang diberikan olehnya. Untuk menghindari perasaan canggung di antara keduanya, Livana berbisik pada Luke, "Coba kejar aku!"

Merasa tertantang dengan ucapan Livana, dia pun mulai berlari untuk mengerjar Livana. Senyuman indah di kala guyonan muncul, membuat dirinya seperti ingin menghentikan waktu. Indahnya suasana di antara keduanya, benar - benar mendatangkan pikiran menjadi orang paling bahagia di Dunia.

"Livana! Aku peringatkan kamu, jangan pernah menantangku!" pekiknya.

"Kamu lemah tidak bisa menangkapku!" jawab Livana.

Mendadak Livana ingin menghentikan langkahnya. Deg! Pelukan serta sentuhan yang diberikan Luke membuat perasaan Livana semakin menjadi - jadi. "Yeay, aku sudah menangkapmu deh."

Livana memenjamkan matanya sekejap. Dalam batinnya berucap syukur karena telah ditemukan dengan Luke. Lambat laun jari Livana saling bertautan dengannya, ia bergumam, "Terima kasih dengan semuanya. Kamu sangat membuat hidupku berwarna.

"Cih, kamu lemah. Buktinya aku bisa menangkapmu."

"Aku hanya membiarkan kamu menang."

"Jujur saja kalau kamu itu memang lemah."

"Enggak!" jerit Livana.

"Livana? Aku ingin kamu jadi Istriku," ucapan darinya berhasil memecah suasana. Mereka jadi saling tatap tanpa berkata apa pun. Luke memulai kembali dengan memegang tangan Livana, kemudian dengan tatapan dalamnya, Luke meminta Livana untuk menjadi Istrinya.


ִֶָ 𓂃⊹ ִֶָ


next? →


Have a nice day!

Makasih ✿

Pasti Livana kaget banget yakk 🤣

Vampire's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang