***
"Aku akan tetap mencintaimu sampai aku sendiri menyaksikan kamu bahagia bersama orang lain."
~Sersan Mayor Abdullah Jalal***
Tante Wina mengamati penampilan seseorang yang sekarang ada di depan cermin, beberapa waktu lalu tim make up artist baru saja selesai melaksanakan tugas mereka. Dan kini, hasil tangan ajaib mereka sudah menciptakan wajah yang sangat cantik di hadapan cermin. Persis seperti yang dilihat tante Wina sekarang.
"Kamu cantik banget, nak. Masyaa Allah." Puji nya sembari membingkai wajah pengantin dari belakang.
Sang pengantin menoleh dan tersenyum ke arah tante mertuanya. "Masyaa Allah, terima kasih, tante. Hari ini tante juga cantik ya. Dengan baju kebaya pink yang pas banget sama tante." Ia balik memuji.
Kedua mempelai yang akan melangsungkan resepsi pernikahan hari ini, Beberapa hari belakangan pulang ke Muara Beliti. Dan ketika mereka sudah sampai, tampak dekorasi tenda sudah dipasang oleh para pihak penyelenggara yang dibentuk abah sendiri. Pernikahan dari putri yang paling bontot tentu saja harus meriah dan cantik, karena ini mungkin adalah pesta besar-besaran terakhir yang dilakukan dalam keluarga besar abah.
Lia memakai pakaian adat Jawa, memang tak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Namun karena mamak memberikan beberapa nasihat terkait pentingnya sebuah adat dilaksanakan dalam keluarga mereka, maka Lia hanya menurut saja. Toh dia dan Ardan memang orang Jawa kan. Kemarin ketika Ardan bilang kalau dia adalah keturunan Sunda, ia hanya bercanda saja. Dan sebetulnya ayah Malik adalah keturunan Jawa Timur tepatnya Surabaya.
Ardan juga baru saja siap, pria itu tampak sangat gagah dan tampan ketika memakai pakaian adat berwarna hitam dengan bawahan kain batik. Senada dengan Lia yang cantik dan sangat memancarkan aura. Namun tak seperti pengantin adat Jawa lainnya, Lia hanya tidak memakai paes karena ia memilih model hijab tertutup.
"Kalian sudah siap, nak?." Mamak baru saja tiba dari balik pintu kamar. Lia berbalik dan tersenyum.
"Masyaa Allah, cantik sekali anak mamak satu ini." Mamak mendekat dan mengelus wajah putrinya yang memang sangat cantik sekarang.
Lia tersenyum malu. "Aamiin, semoga omongan mamak benar. Semoga Lia emang beneran cantik." Ujar Lia, mamak memeluknya.
"Ayo kita keluar, resepsi udah bisa dimulai." Abah berdiri di ambang pintu, semua yang berada di dalam mengangguk.
Tante Wina pergi bersama Ardan karena akan ada prosesi temu manten terlebih dahulu. Sementara Lia dibantu oleh kakak-kakaknya untuk bertemu manten laki-laki.
Prosesi pertama setelah akad nikah selesai dilaksanakan dalam upacara pernikahan adat Jawa adalah Temu manten. Pengantin laki-laki dan perempuan bertemu dan kemudian dilakukan Balangan gantal. Gantal dibuat dengan daun sirih yang diisi dengan bunga pisang, kapur sirih, gambir dan tembakau hitam. Prosesi ini dilangsungkan dengan cara pengantin berdiri di arah berlawan dan saring melempar gantal. Ritual ini melambangkan kedua mempelai saling melempar kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can i Love You?
Любовные романыAda baiknya kalian follow dulu penulis sebelum membaca cerita singkat ini, dan jangan lupa memberikan vote dan komentar. Jangan menjadi pembaca gaib yang selalu meresahkan para penulis, karena kalian benar-benar akan merasakan sakit yang amat dalam...