Hai haii salam sapa duluu!!!
Vote dan komen yaa!!
Happy reading!
***
Rumahku yang sesungguhnya, adalah tempatku berpulang, berpijak, melepas rindu, berbagi bahagia dan tumbuh bersama luka.
~Aletta Kiarana~
***
Dengan nafas ngos-ngosan gadis berambut panjang bergelombang itu memegangi kedua lututnya usai menaiki beberapa anak tangga menuju lantai atas kelasnya.
Dengan langkah pendeknya, gadis bertubuh mungil itu kembali melanjutkan larinya. Seperti tengah dikejar setan disiang bolong, gadis itu berlarian disepanjang koridor tanpa mempedulikan tatapan aneh orang-orang yang menatapnya.
" Woi!! Minggir lo!!" Dengan tubuh mungilnya, gadis itu menerobos segerombolan pemuda yang menghalangi jalannya hingga membuat mereka semua terpental.
" Apaan tuh barusan? Takeshi?"
" Anjing!" umpat salah satu cowok memegangi pinggangnya yang terbentur dengan lantai.
" Woi anak SD sialan, sini lo!!"
Gadis itu berbalik sembari meringis, " Upss, sorry gaess!" Ujarnya tergelak sebentar, sebelum akhirnya kembali memutar langkah dan menghilang dibelokkan lorong lantai dua itu.
" Kiaraaaaaaaa!!!?"
Gadubrak!
Inilah dia, Jennifer Lawrence. Gadis cebolnya SMA Dharmajaya dengan segala keunikannya.
Suasana sekelas yang tadinya ramai pun mendadak hening. Detik berikutnya gelak tawa terdengar saat gadis bertubuh mungil itu sudah tengkurap dilantai kelas.
Jangan ditanya bagaimana bentukannya, gadis itu benar-benar mencium lantai. Bando yang sudah turun menutupi matanya dan satu lagi, sepatunya yang sebelah sudah terbang tadi, mengenai kepalanya.
" Bukan temen gue pliss!" ujar gadis blasteran indo-belanda itu tergelak. Gadis yang bername tag Vania Larissa itu tertawa keras, perutnya sampai terasa sakit mengetawai temannya itu.
" Ya, ampun Jenn, segitunya lo pengen dicium ampe lantai pun lo cium," ujar salah satu teman kelasnya diiringi gelak tawa satu kelas.
" Huwaaaa... Raa mereka ngatain gue," adunya menarik-narik tangan gadis bersurai coklat itu.
Tatapan gelap langsung terpancar dari Kiara, menatap seluruh isi kelas yang tertawa membuat mereka langsung menutup mulutnya rapat-rapat, semuanya langsung kembali sibuk akan aktivitasnya masing-masing. Bak tengah menenangkan adiknya, Kiara mengelus-elus puncak kepala gadis itu untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku Laut
Roman pour AdolescentsTerlahir di dunia yang sama bukan berarti akan mendapatkan bahagia yang sama rata. Hidup diantara kebencian dan dendam bukan pilihan, hanya satu kata yang mewakilkan, takdir. Kebencian yang besar nyatanya telah melenyapkan diri yang selama ini tumbu...