Hii guys!!
Absen dulu disini yang masi setia nungguin kelanjutan Peluk aku laut!!
***
Aku dilahirkan dengan cinta yang besar, tumbuh dengan bersama kehancuran dan didamaikan dengan luka yang bersemayam.
~Aletta Kiarana~
***
Diruangan bernuansa gelap, dengan lampu yang sengaja dimatikan, membuat suasana semakin mendukung film horor yang sedang ditayangkan. Segerombolan pemuda itu tengah tegang menyaksikan detik-detik kemunculan sang tokoh utama.
Kulit kacang berserakan dimana-mana serta botol soda tertata penuh diatas meja.
Satu..
Dua..
Klik..
" AAAAKKKKHHH!!"
" HUWAAAA ANJING SIA!!!"
" SETAN!! CARI PERLINDUNGAN, PERTOLONGAN!! PANGGIL DAMKAR!! KITA TEH BUTUH DAMKAR, SEGERA!!"
" ALLAHUAKBAR!!" Bak dikejar setan, mereka semua berteriak dan berhamburan. Kompak mencari tempat persembunyian terdekat. Ada yang bersembunyi dibawah tangga, bawah meja serta dibalik sofa.
" LUKKI!!" Teriakan lantang itu mengagetkan mereka semua, tak terkecuali yang namanya baru saja tersebut.
" Aihh suara setannya teh aneh, kek macam si Bos. Setannya teh berubah jadi sibos kitu?"
Plak!
" Goblok! Itu emang sibos bego!" Dengan gerakan cepat pemuda yang tengah bersembunyi dibalik sofa itu menongolkan kepalanya.
Seketika tenggorokannya terasa kering saat bersitatap dengan manik mata tajam bosnya itu. " G-gapinn.. ini mah lebih bahaya dari setan bodo.. " ucapnya.
" Ya ampun.. kalian abis ngapain?!" Kiara sampe melongo melihat keadaan tempat itu sudah bak kapal pecah.
Lukki menyengir tanpa dosa. Mereka akhirnya menjelaskan awal mula kejadian pada Kiara dan Zero. Kiara bahkan tak sanggup menahan tawanya sampai wajah gadis itu memerah.
" Gausah ketawa Raa," tukas Zero masih tampak kesal. " Tampang preman nonton gituan aja takut!" Ejeknya berlalu meninggalkan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku Laut
Dla nastolatkówTerlahir di dunia yang sama bukan berarti akan mendapatkan bahagia yang sama rata. Hidup diantara kebencian dan dendam bukan pilihan, hanya satu kata yang mewakilkan, takdir. Kebencian yang besar nyatanya telah melenyapkan diri yang selama ini tumbu...