•Dua

4K 439 11
                                    

Di sebuah rumah yang megah bagaikan istana. Terlihat seorang remaja yang berjalan dengan tergesa-gesa menuruni tangga.

Entah apa yang membuat remaja itu terlihat begitu tergesa-gesa sampai-sampai lupa menggunakan lift dan lebih memilih menggunakan tangga yang pasti menghabiskan tenaga dan waktu lebih banyak.

"Mama!" Teriak remaja itu saat ia sudah sampai di lantai bawah dan melihat empat orang yang sedang duduk di meja makan.

"Loh, adek udah bangun?"ucap satu-satunya perempuan yang berada di sana kepada remaja yang baru saja datang dan memanggilnya.

Remaja itu terlihat tersenyum dan memeluk tubuh perempuan yang ia panggil dengan mama dan merupakan seseorang yang telah melahirkannya ke dunia ini.

"Mama! Apakah semua yang om alex katakan itu benar?" Alih-alih menjawab pertanyaan dari ibunya, remaja itu justru balik bertanya.

Kinanti, nama ibu dari remaja itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari putranya.

"Duduk dulu, baru mama jawab"remaja itu dengan cepat duduk di salah satu kursi yang masih kosong tidak jauh dari tempat ibunya duduk.

"Jadi?!"ucap remaja itu tidak sabar mendengar jawaban dari ibunya.

Melihat ketidak sabaran putranya, kinan dan ketiga lelaki lainnya yang berada di meja makan itu tersenyum. Mereka merasa sedikit gemas dengan ke antusiasan dari remaja yang mereka sayangi.

Ini adalah pertama kalinya mereka melihat senyuman penuh kebahagiaan itu kembali setelah hampir 12 tahun lamanya senyuman itu bersembunyi di balik wajah tanpa semangat yang remaja itu perlihatkan.

Membuat mereka semua merasa begitu senang melihat senyuman itu kembali setelah sekian lama.

Kinan mengelus kepala putranya dengan lembut dan mengangguk
"Iya, apa yang om alex katakan memang benar"jawab kinan kepada putranya.

Mendengar jawaban yang kinan berikan, remaja itu terlihat semakin senang. Begitu senangnya sampai-sampai ia meneteskan air mata kebahagiaan.

"Ja-jadi aku bisa ketemu lagi sama adek kan ma?"kinan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan remaja itu.

"Iya sayang"ucap kinan yang ikut meneteskan air mata kebahagiaan dari kedua matanya.

Remaja itu memeluk kinan dan membenamkan wajahnya di dada ibunya.

"Ma, javier benar-benar merindukan adek"gumam remaja bernama javier di pelukan hangat ibunya.

"Mama tau sayang"ucap kinan. Sebagai seorang ibu, ia pasti tau dan dapat mengerti apa yang sedang anak-anaknya rasakan sekalipun mereka berjauhan dan tidak saling bertemu.

"Karena mama juga merindukannya"ucap kinan "putra bungsu mama...julian"

•••

Plak!

"Cepat pergi dari sini anak pembawa sial!"

Julian memegang pipinya yang memerah dan berdenyut sakit akibat tamparan yang baru saja ibu tirinya berikan kepadanya.

Dinda, istri kedua ayahnya dan merupakan ibu tirinya dengan tidak berperasaannya telah mengusir julian dari rumah milik ayahnya. Selain mengusir julian, dinda juga tidak mengizinkan julian membawa barang-barang miliknya termasuk pakaiannya.

Sebenarnya julian sudah menduga semua ini pasti akan terjadi. Tapi yang membuat julian tidak terima dengan apa yang ibu tirinya lakukan adalah karena ia tidak di izinkan untuk membawa sepeda kesayangan miliknya yang ia beli sendiri dari hasil jerih payahnya selama ia bekerja part time di kafe. Membuat julian terpaksa melawan ibu tirinya yang menyebalkan itu hingga berakhir dengan sebuah tamparan di pipi kirinya.

Julian mengepalkan kedua tangannya menahan emosi
"Tante, gue gak masalah lo mau ambil semua harta milik ayah. Tapi gue gak akan terima jika lo ambil sepeda kesayangan gue!"ucap julian kepada dinda yang hanya melihat julian dengan tatapan meremehkan.

"Terus, lo mau apa kalo gue ambil sepeda butut lo itu hah?! Mau bunuh gue? Atau mau laporin gue ke polisi? Iya!? Cih!, Gue gak takut sialan!"ucap dinda dengan wajah songongnya.

"Mah, udah kasih aja sih sepeda bututnya itu. Lagipula gak laku juga kalo di jual. Cuma jadi sampah aja di rumah"ucap aris, anak perempuan satu-satunya dinda sekaligus adik tiri julian.

Mendengar itu, dinda melihat aris yang ada di sebelahnya.

"Loh, tapi katanya kamu suka sama sepeda butut itu?"tanya dinda kepada putri kesayangannya.

Alasan kenapa dinda ngotot ingin memiliki sepeda milik julian adalah karena dulu aris pernah bilang kepadanya jika dia menginginkan sepeda milik julian. Itu sebabnya sekarang dinda tidak mengizinkan julian membawa sepeda kesayangan miliknya.

"Iya, tapi itu dulu waktu ayah masih ada karena ingin membuat julian melihat jika ayah lebih sayang sama aris"jawab aris kepada dinda. Membuat julian yang mendengar jawaban dari aris hanya bisa tersenyum sinis.

"Tanpa lo lakuin itupun gue udah tau seberapa besar kasih sayang ayah buat lo ris. Karena sejak awal, ayah memang gak sayang sama gue" ucap julian dalam hatinya.

"Oh, yaudah kalo gitu. Kamu kasih aja tuh sepeda butut itu ke dia! Mamah capek mau istirahat"ucap dinda kemudian pergi meninggalkan julian dan aris di depan pagar rumah milik ayahnya.

"Buruan ambil sepeda butut lo itu dan segera pergi dari rumah ini!"ucap aris kepada julian sebelum ia ikut masuk ke dalam rumah mengikuti dinda.

Melihat dinda dan aris yang sudah masuk kedalam rumah, julian segera mengambil sepeda kesayangan miliknya dan pergi meninggalkan rumah milik ayahnya yang sekarang sudah menjadi milik dinda.

"Akhirnya julian benar-benar pergi dari rumah ayah"

•••

🍁Bersambung...

JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang