•Empat

4.1K 441 10
                                    

"dek, main keluar yuk?"julian melihat dengan malas sosok reno yang duduk di sebelahnya saat mendengar ajakan keluar yang reno katakan kepadanya.

"Males bang. Enak dirumah aja nonton tv kayak gini"balas julian menolak ajakan dari reno.

"Ayolah dek. Udah lama nih kita gak main bareng ke luar"ucap reno masih berusaha mengajak julian main ke keluar bersamanya.

Sebenarnya reno bisa saja keluar berama dengan teman-temannya yang lain. Tapi karena sudah lama reno dan julian tidak main keluar bersama sejak hari kematian ayah julian dua minggu lalu. Membuat reno jadi sangat ingin bermain dengan julian, adik kesayangannya.

Apalagi mengingat jika besok julian sudah kembali masuk sekolah dan akan sibuk dengan semua tugas-tugasnya.

Dan setelah julian kembali masuk sekolah, reno yakin jika julian tidak akan memiliki waktu untuk bersamanya lagi. Selain karena julian yang sibuk sekolah, reno pun akan sibuk mengurus tugas kuliah dan usaha yang sedang ia bangun.

Jadi intinya, hanya inilah waktu yang paling tepat untuk mengajak julian pergi main bersamanya.

"Panas bang di luar. Ditambah sekarang julian lagi mager buat main keluar"ucap julian yang masih tetap pada pendiriannya.

Reno memasang wajah muram dan berakting seperti bawang putih yang terzolimi.

"Tega kamu dek. Masa nemenin abang main aja gak mau. Memangnya abang pernah salah apa sama kamu?"ucap reno yang membuat julian merasa geli dan jijik mendengarnya.

"Najis! Geli julian dengernya. Yaudah iya! Ayo kita main keluar"ucap julian yang akhirnya terpaksa menyerah dan menerima ajakan dari reno.

Membuat reno yang mendengar persetujuan dari julian seketika menjadi bahagia.

"Bagus! Kalo gitu kamu siap-siap sana. Soalnya kita mau main sampai malam!"ucap reno kemudian pergi ke kamarnya untuk siap-siap.

"Tau gitu gue gak terima ajakannya!"ucap julian yang seketika menyesali keputusannya untuk menerima ajakan dari reno.

Padahal ini bukan pertama kalinya julian di ajak keluar oleh reno. Tapi rasanya tetap tidak menyenangkan.

Karena setiap kali julian keluar dengan reno. Sahabat sekaligus kakaknya itu pasti akan mengajak julian main ke berbagai tempat yang ia sukai sampai malam. Selain bermain, reno juga pasti akan membelikan beberapa barang mahal untuk julian.

Membuat julian jadi tidak nyaman kepada reno yang selalu membantunya selama ini.

Reno benar-benar menganggap julian sebagai adiknya.

•••

Julian hanya bisa menghela nafas melihat reno yang berjalan  beberapa langkah di depannya.

Saat ini julian dan reno sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di jakarta.

Sudah hampir tiga jam lamanya julian berjalan-jalan di tempat ini mengikuti reno yang asik melihat dan membeli barang-barang yang ia sukai. Mulai dari jam tangan, parfum, sepatu, baju, makanan dan masih banyak lagi.

Membuat julian hanya bisa pasrah mengikuti reno dari satu toko ke toko lainnya.

Jika tau akhirnya begini, lebih baik julian tidak menerima ajakan main dari reno dan memilih untuk tiduran saja di kamarnya yang nyaman.

Merasa tidak kuat lagi untuk melangkah, julian pun akhirnya memilih untuk duduk di salah satu tempat makan yang menjual ice cream dan cumi bakar.

Memesan satu mangkuk es cream dengan rasa coklat kesukaanya dan juga satu cumi bakar ukuran sedang untuk menemaninya selama menunggu reno selesai berkeliling.

Biarkan saja nanti reno bingung mencari julian yang tiba-tiba saja hilang dari pandangannya. Biar reno kapok telah membuat julian kelelahan mengikutinya.

Itupun jika reno tidak lupa dengan julian karena terlalu asik berbelanja.

Sejak masih kecil, reno memang sudah suka berbelanja. Itu karena reno tidak suka membeli barang secara online. Menurutnya berbelanja secara langsung lebih menyenangkan dan meyakinkan.

Karena saat berbelanja secara langsung, reno bisa melihat,merasakan dan menilai barang yang ingin ia beli dengan matanya sendiri.

Itulah penyebab kenapa reno sering lupa waktu saat sedang berbelanja seperti sekarang. Apalagi sudah lama reno tidak keluar untuk berbelanja.

Sembari memakan es cream nya. Julian melihat para pengunjung yang sedang berjalan-jalan dan berbelanja di beberapa toko yang tidak jauh dan masih bisa terlihat dengan jelas dari tempat duduk julian.

Asik melihat-lihat, tiba-tiba saja julian melihat beberapa orang berjas hitam dan berbadan kekar yang baru saja turun dari lantai atas menggunakan eskalator sedang mengawal tiga orang dengan pakaian modis dan mewah.

Ketiga orang itu terdiri dari satu orang wanita dan dua orang lelaki berbeda usia.

Awalnya julian tidak terlalu perduli dengan ketiga orang itu, sampai ia mengingat wajah dari wanita dan remaja lelaki dari ketiganya.

Julian sedikit mengeratkan genggaman tangannya di sendok es cream miliknya dan menurunkan topi berwarna putih yang ia pakai serta tidak lupa memasang masker hitamnya.

Setelah itu, julian kembali melihat kearah orang-orang itu berada dengan perasaan campur aduk.

Ada rasa rindu, takut dan sedih dalam waktu bersamaan di dalam hatinya terutama saat melihat ketiga orang itu yang semakin menjauh dari tempatnya berada.

Julian menundukkan kepalanya dan mengusap setetes air mata yang berhasil lolos dari kedua matanya.

Ia benar-benar tidak percaya bisa bertemu mereka kembali setelah sekian lama berpisah. Walaupun hanya melihat dari kejauhan seperti ini tanpa bisa berbicara sepatah katapun. Tapi sudah cukup mengurangi sedikit kerinduan yang julian miliki di hatinya.

Ingin rasanya julian berlari dan memeluk mereka berdua serta mengatakan tetang betapa besar kerinduanya.

Tapi sayangnya julian terlalu takut untuk melakukan itu semua.

Ia takut jika mereka akan menolak kehadirannya dan membuat sebuah luka baru di hati julian.

Karena itu, sudah cukup untuk julian hanya melihat mereka baik-baik saja dari jauh.

Dari tempat paling aman untuk mereka semua tanpa takut menghadirkan sebuah luka yang berpotensi menghancurkan segalanya.

Julian tersenyum sendu dari balik masker hitamnya.
"Mama, abang vier...julian benar-benar merindukan kalian"ucap julian dengan bibir bergetar menahan tangisannya.

Andai julian tahu tentang apa yang kinan dan javier rasakan. mungkinkah julian bersedia untuk bersama mereka kembali? Menjadi bagian dari keluarga baru kinan yang sangat menyayanginya.

Dan melupakan semua ketakutannya akan sebuah keluarga.

Entahlah, hanya julian saja yang tahu jawabannya...

•••

🍁Bersambung...

JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang