Chapter 14

525 50 1
                                    

Ricky dan Hiyyih sekarang berada di taman belakang rumah. Mereka duduk di salah satu kursi besi bercat putih. Tidak ada yang berbicara sedari tadi. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Hiyyih tidak menyangka, di saat pertemuan pertamanya dengan orangtua Ricky akan menjadi seperti ini.

“Kau boleh menganggapku anak kurang ajar.” Kata Ricky tiba-tiba.

Hiyyih menatap Ricky yang menengadahkan kepalanya menatap langit dengan mata terpejam.

“Kenapa juga aku harus melakukannya?” Tanya Hiyyih.

Ricky membuka matanya kemudian membalas tatapan gadis disampingnya. Lantas ia memeluk Hiyyih dan membenamkan wajahnya pada bahu kecil gadis itu. Hiyyih membalas pelukan Ricky dan diusapnya berulang kali punggung kokoh Ricky.

Lambat laun, Hiyyih merasa bahunya basah. Ricky menangis! Hiyyih mencoba melepaskan pelukan Ricky. Namun lelaki itu menahannya.

“Biarkan seperti ini. Aku tidak ingin terlihat lemah olehmu.”

Hiyyih mengerti sembari terus mengusap lembut punggung Ricky.

“Aku membenci mereka. Aku tidak ingin memiliki orangtua seperti mereka.” Ujar Ricky lirih.

“Tidak.” Bantah Hiyyih.

“Kau menyayangi mereka. Aku tau kau menyayangi mereka.” Ricky tidak membantah ucapan Hiyyih.

“Kau boleh membenci mereka. Tapi jauh di dalam lubuk hatimu kau menyayangi mereka. Harus kau ketahui Ricky, orangtuamu memang egois. Mereka mementingkan pekerjaan dari pada kau sebagai anak."

Hiyyih masih mengusap lembut punggung Ricky sambil menepuk-nepuk pelan memberi ketenangan.

"Tetapi kau harus melihat sisi egois itu untuk siapa, itu untukmu sendiri. Mereka sangat menyayangimu. Mereka ingin yang terbaik untukmu. Seandainya bisa, mereka pun ingin menghabiskan waktu tua mereka denganmu. Tapi mereka tidak bisa melakukannya sekarang, sebelum mereka memastikan jika kau akan baik-baik saja saat mereka tidak ada apalagi kau anak tunggal.” lanjut Hiyyih dengan ucapan lembut.

Ricky semakin mengeratkan pelukannya pada Hiyyih saat mendengar kata-kata itu meluncur. Benarkah seperti itu? Benarkah yang di katakan Hiyyih? Seperti itukah yang di rasakan kedua orangtuanya?

"Kau sudah dewasa. Kau tau apa yang harus kau lakukan.”

Ricky menyeka airmatanya kemudian melepaskan pelukannya. Ricky menyapukan bibirnya pada bibir Hiyyih. Melumatnya dengan sedikit kasar. Hiyyih tau Ricky sedang melampiaskan emosinya.

“Ricky….cu..kup..” Ujar Hiyyih di sela-sela ciuman mereka.

Ricky memperlambat ciumannya dan kemudian melepaskan tautan bibir mereka. Bibir Hiyyih memerah akibat ciuman Ricky yang sedikit kasar tadi.

“Maafkan aku.” Ujar Ricky sembari mengusap bibir Hiyyih dengan ibu jarinya. Hiyyih hanya mengangguk.

“Tidak apa-apa. Sudah lebih baik?” Tanya Hiyyih. Ricky mengangguk.

“Terima kasih. Terima kasih sudah mau menemaniku.” Ucap Ricky.

“Kau juga selalu ada untukku.” Balas Hiyyih. Ricky tersenyum.

“Ayo kita kembali ke dalam.” Ajak Hiyyih. Ricky sedikit ragu.

“Ayo!” Ujar Hiyyih sembari menarik tangan Ricky.

“Kau tau apa yang harus kau lakukan, kan?” Tanya Hiyyih.

“Iyaa.” Jawab Ricky lembut sembari mengacak rambut Hiyyih sembari mengikuti langkah Hiyyih menuju ruang tv.

Ricky berjalan pelan mendekati kedua orangtuanya.

“Appa… Eomma.. Maafkan aku.” Ujar Ricky sembari menatap keduanya bergantian.

“Maaf aku sudah tidak sopan pada kalian." Ayah Ricky tersenyum.

“Tidak papa. Kami tau kami yang salah. Kamilah yang seharusnya minta maaf. Kami sudah egois anakku.” Ujar Ayah Ricky.

Ayah Ricky memeluk Ricky yang diikuti Ibunya memeluk anak semata wayangnya. Ricky membalas pelukan mereka. Pelukan yang entah kapan terakhir kali di rasakannya. Hiyyih tersenyum lega melihatnya.

“Oh ya, siapa gadis ini?” Tanya Ibu Ricky setelah melepas pelukannya.

“Ah ini Hiyyih eomma. Dia…….temanku.” Ujar Ricky.

Hiyyih mencengkram pinggiran bajunya saat mendengar Ricky mengatakan itu.

Teman? Setelah apa yang mereka lakukan, Ricky hanya menganggapnya teman? Ciuman. Pelukan. Semua yang mereka lakukan, dan Ricky anggap dirinya hanya sebatas teman saja?

“Halo tuan dan nyonya Shen. Namaku Hiyyih. Senang bertemu dengan kalian.” Sapa Hiyyih berusaha biasa.

Padahal hatinya sudah sangat bergemuruh. Perasaan sakit tiba-tiba di rasakannya. Lebih sakit daripada saat mengetahui Gyuvin berpacaran dengan Youngeun.

“Aigoo, Ibu tidak menyangka Ricky mempunyai teman secantik ini.”

Hiyyih memaksakan senyumnya.

“Sepertinya aku harus pulang. Ini sudah sore.” Ujar Hiyyih tiba-tiba.

“Tuan dan nyonya Shen, aku pulang dulu, ya. Permisi.”

Tanpa berkata apa-apa pada Ricky, Hiyyih segera berlalu keluar dari rumah mewah itu. Ricky yang melihatnya mendadak menjadi bingung. Ada apa dengannya? Bukankah mereka tadi baik-baik saja?

“Ayah, Ibu, aku permisi sebentar.” Ujar Ricky yang di balas anggukan dari Tuan dan Nyonya Shen.

Ricky segera mengejar Hiyyih dan menahan tangannya. Hiyyih berbalik dan mendapati Ricky di sana.

“Ada apa?” Tanya Hiyyih datar. Mati-matian gadis itu menahan airmatanya agar tidak keluar sekarang.

“Kau kenapa?” Tanya Ricky balik.

“Aku tidak apa-apa.”

“Kau pamit pada Ayah dan Ibu. Tapi tidak pamit padaku.”

“Apa itu perlu? Aku rasa tidak.” Ujar Hiyyih kemudian kembali berjalan. Ricky kembali mengejarnya dan berdiri di hadapannya.

"Ada apa denganmu?" Tanya Ricky frustasi.

“Aku mau pulang.” Kata Hiyyih dingin.

.

.

.

To be continue ~~

.

.

.

.
Hampir lupa update book ini 🫢

Guysss stream MV debut zb1 - In bloom dong, ayo support debutnya anak-anak kesayanganku🙏🏻

Lagunya bagus banget dijamin nagih apalagi Ricky cakep banget di Mv nyaa😍🥰❤️❣️

https://youtu.be/trzeUClQIIg

See you on the next chapter 🥰

YOU | Ricky x Bahiyyih {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang