Langit yang tak berawan menampilkan secercah cahaya dari bulan dan bintang yang merayap masuk dari sela sela jendela rumah. Saat angin sedang sibuk berlarian diluar sana, ada tubuh kecil submissive manis sedang duduk sendirian ditengah bisingnya televisi menampilkan acara komedi.
Tak ada tawa dari lelaki manis itu saat lawakan muncul dari acara tv, ia hanya memandang dengan tatapan kosong tanpa minat sedikit pun. Jari jemarinya tak henti henti memutar lingkar putih yang bertuliskan dua alphabet berisinial namanya bersama sang suami di jari manisnya. JM & RJ.
Helaan nafas panjang disuarakan oleh lelaki yang sekarang berganti marga menjadi Na. Renjun si lelaki Maret yang hanya melirik jam dinding beranjak dari duduknya untuk mematikan televisi. Ia hendak pergi menjemput tidurnya dikamar, namun sebelum itu terjadi lebih dulu suara pintu yang selalu ia biarkan tak terkunci satu bulan ini terbuka dengan lebarnya.
Mata sipit itu melebar diiringi lelehan bening saat tau siapa yang datang dan membuka pintu rumahnya ini. Langsung Renjun bawa kaki jenjang miliknya berlari menghampiri orang tersebut dan menghimpit lelaki yang merupakan suaminya itu dengan pelukan erat, tanpa tahu jika ada pisau tajam disembunyikan dibalik jaketnya.
Dua hari sebelumnya- tepat disebuah gedung tua tak berpenghuni. Dua orang dengan keadaan berbeda, dimana satu diantaranya mengeluarkan darah yang tak henti hentinya mengalir. Dan yang lain, memegang belati tajam berhias noda darah yang begitu pekat.
Wajah yang tersembunyi dibalik topeng dan tudung Hoodie itu langsung ia tampilkan, wajah kaget serta tak percaya tak mampu disembunyikannya.
Lelaki tersebut tergelak tak percaya dengan takdirnya sendiri, ia menatap lamat objek yang telah jadi mangsanya. Wajah sosok didepan begitu mirip dengan muka yang ia raba ini, hanya rambut serta luka yang ada menjadi pembeda diantara mereka.
Dia Jung Jaxson pembunuh bayaran yang telah lama meneruskan pekerjaan keji turun temurun ini, merasa sedang membunuh diri sendiri lantaran objek yang ia tusuk begitu mirip dengan dirinya.
"Aku tak percaya wajah kita begitu mirip,na Jaemin," ujarnya menatap sosok duplikat yang juga tampak kaget melihat wajah mereka bak pinang dibelah dua.
"Na Jaemin,telah dilumpuhkan," ujarnya datar menatap orang angkuh yang duduk dibalik meja dan kursi besar kebanggaannya.
Ia merupakan lelaki muda, dalang dibalik terbunuhnya Na Jaemin. Park jisung.
" Aku yakin kau pasti kaget setelah melihat wajah target mu itu," ujar lelaki muda bangkit dari duduknya, menatap miniatur yang ada diatas meja dengan berdiri menyandar pada tepian meja, menatap orang yang bersembunyi dibalik topeng dan pakaian tertutup.
" Ya kau benar. "
Topeng yang terpasang ia lepaskan, jisung tergelak dibuatnya. Ia tatap lekat Jaxson yang sangat mirip dengan orang yang ia benci.
"Selanjutnya, apa yang akan kau lakukan Jung Jaxson?" kata jisung menyeringai menatap Jaxson yang selalu menampilkan tampang datarnya.
" Bukan urusanmu " wajah bak tembok Jaxson berlalu meninggalkan pemuda gila harta dan kekuasaan yang tergelak menampilkan tawa jahat yang memekakkan isi ruangan, entah apa yang ditertawakan Jaxson tak peduli.
Pelukan erat kini melonggar memperlihatkan wajah tampan dominan yang penuh bekas luka. Renjun terisak sambil mengelus sudut bibir dominan didepannya, Renjun sedikit berjinjit memberi kecupan pada sudut bibir yang telah membiru itu dengan isakan yang tak berhenti. Hatinya sakit melihat jaeminnya penuh luka.
"Kemana? Kemana saja?," dipukulinya dada bidang sang dominan dengan keras, melampiaskan rasa khawatir yang terpendam dalam hatinya.
"Aku sangat khawatir! Aku takut kehilanganmu, takut dengan dirimu yang hilang tiba-tiba usai pernikahan kita tanpa memberi kabar," kepala itu mendongak menatap raut wajah suaminya yang menatap balik tanpa ekspresi.
Renjun kembali dengan tangisnya merengkuh erat leher sang suami, menyembunyikan kerinduan dengan bersembunyi dibalik dada bidang pria itu.
"A-aku..." Suara berat itu terbatah tak tahu harus menanggapi situasi yang sedang ia hadapi, jujur ini pertama kalinya ia mendapatkan perlakuan yang intim dari orang lain terutama dari seorang submissive.
Jaxson juga tak tau harus bagaimana sebab ia bukanlah Jaemin, orang yang dimaksud lelaki mungil ini.
Jaxson bingung harus bagaimana?, Membunuh?. Sedikitpun tak terpikir olehnya untuk membunuh lelaki mungil dihadapannya ini, pangkal pisau yang tadinya tersentuh perlahan menjauh dari kulit jari Jaxson. Tangannya menjuntai bebas.
"Jangan pergi lagi" suara lirih dari pria mungil didepan terdengar mengalihkan pikiran Jaxson yang menerka nerka hal apa yang harus ia lakukan sekarang. Pikiran lelaki itu mendadak buntu.
" Berjanjilah..." lanjut lelaki kecil yang sedang memeluk menimbulkan perasaan lain dalam relung hati Jaxson.
"Aku berjanji." Kata itu keluar dengan mantap beriringan elusan halus mengusap surai kelam Renjun serta bertenggernya satu tangan disela pinggang ramping submissive menambah keeratan pelukan diantara mereka berdua.
Jaxson membalas submissive yang sedang melepas rindu pada sang suaminya yang telah ia bunuh.
Malam itu Jung Jaxson terdiam dalam sebuah kamar bersama seorang submissive manis yang enggan lepas dari dirinya, tangan itu mengusap wajah cantik yang mengerut, sepertinya lelaki cantik ini sedang bermimpi buruk dapat ditebak dari mulutnya yang menyuarakan kalimat acak tak beraturan. Lucu sekali pikir Jaxson.
Suasana lengang menyebabkan pikiran Jaxson berkelana mengenai tindakan yang ia lakukan sekarang, tujuan utamanya yang datang ketempat ini mencari tahu lebih dalam mengenai Na Jaemin malah berganti.
Lagi terbesit dalam dirinya untuk membunuh lelaki manis yang ada disebelahnya ini namun saat suara lirih itu terus menerus memanggil manggil nama Jaemin dalam tidurnya, menimbulkan rasa asing yang tak pernah hadir kini datang pada Jaxson.
Lelaki dominan menghela nafas, tak tahu apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Kini Jaxson memejamkan mata ikut tidur bersama Renjun yang telah tenang dalam tidurnya, sebelum terlelap Jaxson memutuskan untuk tinggal beberapa hari ditempat ini, mencari apa yang ingin dicari dengan menggantikan posisi Na Jaemin sesaat dan setelahnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO IS HE ? [JAEMREN ]
FanfictionMalam itu yang Renjun tahu na Jaemin-sang suami pulang setelah sekian lamanya hilang tanpa kabar. Sejak kepulangan Jaemin, Renjun merasakan hal aneh dari suaminya itu. mulai dari sifat dan lainnya, Renjun merasakan ada yang berbeda. hingga suatu har...