9; hasil

478 77 8
                                    

Lelaki tinggi yang duduk ditengah tengah ruang tamu terus menerus menghela nafas panjang, tubuh lelaki itu bersandar pada sofa dengan tangan yang memijat pangkal hidungnya sendiri.

"Sial, bahkan belum seminggu" umpat Jaxson melirik banyaknya berkas yang berada disekitar laptop yang diletakkan diatas meja.

Lelaki kelahiran Agustus itu terus mengumpat dan memaki pak tua yang seenaknya mewarisi perusahaan padanya yang bukanlah pewaris asli.

" Apa ku tusuk saja orang tua itu?" Gumam Jaxson menatap langit langit ruangan sesaat, sebelum sosok mungil lelaki april datang berdiri dibelakangnya.

Kepala renjun tertunduk menatap wajah Jaxson yang tampak kaget akan kehadirannya yang datang tiba tiba " kapan pekerjaanmu selesai? Kita jarang menghabiskan waktu bersama beberapa hari ini," renjun cemberut menatap Jaxson yang menaikkan tangannya mencoba menggapai wajah lelaki mungil itu.

"Aku akan menyelesaikan inu secepat mungkin" ujar Jaxson mengusap lembut pipi renjun yang masih tertunduk menatap dirinya yang mendongak keatas.

"Baik, cepat lakukan. Aku ingin makan diluar bersamamu nanti malam"  kata renjun menunduk mendekati wajah Jaxson dan memberikan kecupan dibibir sang dominan, lalu renjun beranjak pergi melenggang kearah dapur.

Jaxson mengangguk pelan sebagai jawaban, lelaki Leo itu meregangkan otot-otot tubuhnya dan bersemangat setelah mendapatkan kecupan hangat dari orang terkasih lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sesaat tak ada yang menggangu tapi beberapa menit kemudian bel apartemen mereka berbunyi, Jaxson melirik arah pintu dengan penasaran. Tak biasanya ada yang berkunjung  jadi Lelaki itu dengan pelan berdiri dan pergi berjalan menuju pintu apartemen.

Suara bel kembali terdengar, dengan cepat Jaxson membuka pintu tersebut dan seketika raut wajah lelaki jangkung tersebut berubah.

Keheningan terjadi antara tuan rumah dan tamu yang datang berkunjung. Atmosfer diantara mereka menjadi tegang dan canggung. Jaxson secara terang terangan menatap tak suka pada lelaki yang pernah ia temui dirumah sakit sewaktu pemeriksaan dulu, yaitu Mark.

"Apa-" ucapan Jaxson terpotong ketika Mark beralih menatap kearah belakangnya dan berbicara dengan lembut.

"Aku datang kesini ingin membagikan hasil  tes pemeriksaan tuan Na" Mark lelaki berdarah campuran itu tersenyum lembut kearah Renjun yang datang.

"Seharusnya tak perlu repot-repot datang kesini, kami bisa menjemputnya kerumah sakit" renjun tersenyum hangat menyambut kehadiran Mark. Tak tahu saja jika Jaxson telah memalingkan wajah karena sebal melihat interaksi sang submissive dengan Mark.

" Tak apa, sekalian saja aku ingin mengunjungi kalian" Mark tersenyum pada renjun lalu melirik lelaki Leo yang terus memperhatikannya dengan pandangan tak suka," bolehkah aku masuk? ada beberapa hal yang ingin ku jelaskan, terutama tentang keaslian sesuatu "

Jaxson menjadi tegang, lelaki leo itu menggenggam tangannya sendiri dengan kuat. Jantungnya terasa ingin copot karena menduga duga maksud dari ucapan Mark barusan. Apalagi setelah diperiksa dan Mark mengambil beberapa sampel darahnya, mungkinkah lelaki itu melakukan pencocokan DNA dan mengetahui diri Jaxson yang sebenarnya? Hal itu menjadi pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran lelaki itu.

"Tentu saja," ucap Renjun mempersilahkan Mark masuk. Jaxson yang berada di tepi pintu rasanya lemas, lelaki tinggi itu mencoba menghilangkan rasa takutnya dan mengikuti sang submissive dan Mark yang berjalan ke arah ruang tamu.

Hening melanda Jaxson dan Mark yang ditinggal oleh Renjun yang pergi membuat minuman. Kedua lelaki itu saling memandang dengan kondisi yang berbeda.

" Apa terjadi sesuatu? Kau cukup tegang sejak tadi tuan Na Jaemin" ucap Mark menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan tubuh yang rileks.

Jaxson mengalihkan pandangannya, lelaki kelahiran Agustus itu berusaha untuk tenang dan santai, lalu mengedikan bahunya mencoba tak peduli dengan perkataan Mark.

Tak lama kemudian, Renjun datang membawa makanan ringan, cookies, dan kopi untuk tamunya. Lelaki mungil itu duduk disamping sang suami.

"Hasil pemeriksaannya cukup bagus" Mark mengeluarkan beberapa dokumen dari dalam tasnya," kamu bisa melihatnya nanti," lelaki berdarah campuran itu menyodorkan amplop coklat yang berisi hasil pemeriksaan.

" Ah ya aku juga melakukan pemeriksaan tes kecocokan DNA pada tuan Na, saat itu kami sedang menguji dengan metode baru" Mark dengan santai meminum kopinya, menatap kearah Jaxson yang tampak tak tenang.

"Ah benarkah, lalu bagaimana hasilnya?" tanya Renjun yang sama sekali tak curiga dan tak tahu saja jika Jaxson sedang keringat dingin seperti apa jawaban yang akan diberikan oleh lelaki yang merupakan tenaga medis itu.

" Tentu hasilnya 100% cocok, Apa yang perlu diragukan? tuan Na ya tentu saja adalah tuan Na Jaemin, benarkan?" Kata Mark menaruh cangkir kopinya keatas meja dan tersenyum tipis.

Renjun mengangguk paham, lelaki mungil itu tersenyum dan mulai membicarakan topik lain. Sementara itu Jaxson  merasa sedikit lega dan mulai memperhatikan gerak gerik Mark yang menurutnya sangat mencurigakan.

Hingga akhir pertemuan, Jaxson dan renjun berada diambang pintu mengantar sang tamu yang akan pergi.

" Kau berhati-hatilah" Mark berbisik pada Jaxson lelaki itu tersenyum, menepuk nepuk pundak Jaxson cukup keras membuat lelaki Leo itu membeku ditempatnya dengan pikiran yang menduga duga.

Usai berpamitan Mark pamit undur diri meninggalkan kediaman Na dengan langkah ringan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO IS HE ? [JAEMREN ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang