Elnino Malik
•
•
•Seorang remaja tampan dengan surai putih yang mengkilap, berjalan santai guna menelusuri koridor rumah sakit. Sesekali senyum tipisnya menghipnotis beberapa perawat dan pasien wanita yang ada disana.
Hingga tanpa sengaja, El menyadari siluet pria paruh baya yang masuk ke salah satu ruangan dokter di sana. Seketika senyum manis El langsung memudar. Digantikan dengan tatapan datar serta pembawaan santai seolah tak terjadi apapun.
El berjalan begitu saja tanpa menoleh kearah samping seolah apa yang dia lihat, bukanlah hal penting. Sesampainya di parkiran, cowok itu meringkuk didalam mobil dengan wajah yang disembunyikan diantara kedua lututnya.
Seraya bergumam kecil dengan keadaan mata yang ditutup rapat. Takut, hanya itu yang ia katakan. El terus menyembunyikan wajahnya dalam keadaan keringat yang bercucuran, tangan yang pucat, serta nafas yang kian memburu.
"Ilusi, khayalan, mimpi. Ilusi, khayalan, mimpi. Ilusi, khayalan, mimpi."
El terus mendoktrin diri, guna menenangkan mental yang kembali gusar untuk kesekian kalinya.
Adi Beta Riko
•
•
•Cowok itu, dengan segala luka dan memar ditubuhnya. Menatap getir wajah sang gadis yang berdiri dihadapannya. Dengan perasaan yang campur aduk, Adi bertanya lirih kepada cewek yang selama ini diam-diam membantunya.
"K-kenapa bantuin gue?"
Tidak ada jawaban dari sang gadis. Namun tangan mungilnya meraih sebuah plester dan obat merah kemudian dimasukan kedalam saku jaket Adi.
"Lo tau kan, kalau hidup gue pernah berantakan karena ambisi dan keserakahan orang lain? Sakit Bi, capek, dan rasanya mau mati!"
KAMU SEDANG MEMBACA
True or fake
Teen FictionPernah mendengar kisah inspiratif tentang seorang gadis yang membakar wajahnya sendiri agar tidak disentuh oleh lelaki yang bukan mahramnya? Bedanya ini tentang Hera, yang rela menyayat tangannya sendiri didalam mobil agar tidak diperkosa oleh para...