Yunho masih menatap kosong kolam ikan di taman yang diterangi redupnya lampu taman, pikirannya sibuk dengan Yeosang, sudah satu minggu sejak pria pirang itu mendapatkan ingatannya kembali, yang berarti sudah hampir dua bulan Yeosang berada di rumahnya, haruskah ia lakukan hal yang seharusnya ia lakukan 200 tahun yang lalu? Mungkin waktunya sudah tepat. Ia tidak sanggup jika harus kehilangan Yeosang sekali lagi.
Ia melirik jam di tangan kanannya, pukul 8 malam. Tanpa menunggu lama lagi ia bergegas menuju lantai bawah, menemui San.
"Katakan padanya aku menunggu di ruangan ini"
"Baik, hyung." San berbalik meninggalkan Yunho segera menuju kamar Yeosang.
Yunho berdiri di samping meja hitam di ruangannya, terdapat dua buah gelas kristal dan satu botol wine. Ia menuangkan wine pada kedua gelas tersebut, satu untuknya, satu untuk Yeosang. Setelah itu ia menatap gelas milik Yeosang sebelum akhirnya ia menyayat telapak tangan kirinya, memasukkan beberapa tetes darahnya ke dalam gelas.
"Sebentar lagi." Gumamnya.
"Tuan?" Suara Yeosang terdengar dari luar sembari mengetuk pintu.
"Masuklah."
Dengan ragu-ragu Yeosanh memutar kenop pintu, membukanya pelan. Bukankan ia diminta untuk menjauhi ruangan ini? Bahkan sebelumnya ia dihukum hingga pingsan karena tidak semgaja mengintip.
Kenapa sekarang justru ia disuruh masuk.
Matanya melihat sekeliling menyesuaikan dengan keadaan ruangan yang temaram, hanya diterangi beberapa lilin di setiap sudut. Setelah matanua terbiasa dengan cahaya minim dari ruangan tersebut Yeosang mendapati pria tinggi tak jauh dari tempat ia berdiri, samar-samar pria itu tersenyum.
Deg! Jantung Yeosang kembali berdegup. Pelan-pelan ia mendekat, dan kini mereka hanya terpisah meja hitam.
"Tuan-"
"Yunho, panggil aku Yunho."
"T-tapi."
Kedua manik Yunho berubah merah, rasa dingin menjalar di tubuh Yeosang.
"Maaf, Yu-Yunho." Ucapnya ragu sedangkan si pemilik nama menyeringai menampakkan taringnya.
"Kau tidak takut padaku kan?"
Yeosang menggeleng pelan, matanya terpaku pada kedua manik merah Yunho, rasanya seperti terhipnotis, tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Ada yang mau aku bicarakan, sebelum itu, minumlah, aku sudah siapkan wine untuk kita."
Tangan Yeosang seperti bergerak sendiri mengambil gelas kristal berisi wine yang sebelumnya telah tercampur darah Yunho. Keduanya bersamaan menenggak habis wine di gelas masing-masing tanpa tersisa. Dengan santai Yunho menyimpan kembali gelasnya, sedangkan Yeosang belum sempat ia menurunkan tangannya rasa terbakar dan mencekik terasa di tenggorokannya.
Nafasnya tersengal, seluruh tubuhnya terasa panas. Hingga akhirnya ia terduduk ke lantai.
"Yun....akh! Ho, Yunho. Ap..a yang, aaaargh!!" Matanya memutih, lehernya menegang. Kepalanya merasakan sakit yang teramat sangat, seperti akan pecah. Kilasan-kilasan ingatan masa lalunya kembali saat ia masih di panti asuhan, saat orangtuanya meninggalkannya di panti. Ingatannya semakin dalam hingga kilasan-kilasan tentang dirinya dan Yunho 200 tahun yang lalu tergambar jelas dalam benaknya.
"Kang Yeosang"
"Yeosang"
"Yeo, aku mencintaimu."
"Aku tidak peduli meski kau seorang manusia."
"Yeosang, jangan pergi."
"Yeosang!! tidak!!"
"Hentikan! jangan sakiti Yeosangku!!"
"YEOSANG!!!"Sakit yang dirasakan Yeosang perlahan menghilang, tubuhnya kini ambruk terkulai di lantai. Ia tidak pingsan, hanya kehilangan banyak energi.
Yunho meraih leher Yeosang, meletakkan kepala bersurai pirang itu di pahanya.
"Yunho." Ucapnya pelan, matanya perlahan terbuka, melihat pria yang dulu dicintainya, ia tersenyum lembut, "maaf aku melupakanmu."
"Tidak apa-apa, selamat datang kembali, sayang." Yunho memeluk Yeosang yang masih lemah, ia mengangkat tubuhnya lalu dibaringkan di atas sofa panjang berwarna merah maroon sedangkan ia berjongkok di samping kekasihnya.
"Maaf kau harus merasakan sakit seperti tadi."
Yeosang menggeleng pelan, tangannya meraih pipi kekasihnya itu dan dibalas dengan genggaman tangan Yunho. "Aku sangat merindukanmu."
"Yunho."
"Hm?"
"Tubuhku masih terasa aneh, semua inderaku terasa lebih tajam. Dan, aku haus, tenggorokanku rasanya kering."
Yunho tersenyum, "aku mengubahmu, seharusnya aku lakukan ini 200 tahun yang lalu. Ini minumlah."
Yunho meyodorkan sebuah gelas berisi cairan pekat.
"Apa ini?" Ia merubah posisi lalu meraih gelas yang diberikan Yunho.
"Minumlah."
Yeosang mengangguk, ia menenggak habis isi gelas tersebut, rasanya sangat segar, rasa kering di tenggorokannya hilang. "Apa ini darah? Astaga ternyata nikmat sekali"
Yunho terkekeh, "tentu saja nikmat, itu karena kau sudah menjadi makhluk sepertiku."
"Sekarang istirahatlah, tubuhmu masih belum sempurna." Ia mengelus surai pirang kekasihnya.
"Baiklah." Ia memejamkan mata, tak butuh waktu lama ia telah masuk ke alam mimpi.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE || Yunho x Yeosang
Fanfictionsang kekasih yang terlahir kembali namun Yunho harus berusaha mengembalikan ingatan tentang mereka berdua. "terimakasih telah terlahir kembali" -yh "selamanya aku milikmu" -ys . . . ATEEZ BxB Yunho x Yeosang