Yunho POV, 200 tahun yang lalu
•••
Aku mengetuk pelan pintu kamar mandi, tanpa menunggu balasan dari dalam aku masuk ke dalam dan mendapati Yeosang sedang bersandar di dalam bathub, ia terlihat sangat menikmati waktu berendamnya.
Aku mendekat, kemudian melepas handuk yang melingkar di pinggangku. Aku sangat bangga dengan kulit putih pucatku, serta dada bidang dan otot perut yang sempurna. Niatku menggodanya justru ia malah merengek protes.
"Hei! Kau menganggu waktu sendirianku." Ia protes saat aku mulai masuk ke dalam bathtub.
Terlanjur aku sudah di dalam bathtub, aku memanjunkan bibirku dengan mata berbinar seperti anak anjing, harusnya ia luluh dengan taktik seperi ini.
"Baiklah, baiklah." Yeosang memutar matanya malas, "tapi hanya berendam, tidak lebih."
Aku memgangguk senang, meskipun sebenarnya aku ingin lebih. Tapi aku maklumi, karena Yeosang adalah seorang manusia, tubuhnya tidak akan kuat jika harus terus menerima 'serangan' dariku.
"Bagaimana kalau peluk?" Aku melebarkan tanganku. Masih dengan malas ia bergeser, kini ia ada di dalam dekapan tubuhku yang lebih besar.
Sial, memang seharusnya aku tidak meminta peluk. Di dalam bathtub, tanpa busana. Tubuh bagian bawahku menegang. Ah, sudahlah.
Aku mengecup pelan lehernya, tubuhnya bergetar sebagai respon. Aku menyeringai, kemudian lidahku mulai menjilati leher hingga rahangnya. Ia sedikit mendesah menikmati permainan lidahku.
"Yunho! Hentikan." Ia melepas pelukanku lalu berdiri, ketika hendak keluar dari bathtub aku menahan tangannya, ia menggeleng sambil tersenyum, kemudian mengecup pucuk hidungku.
"Lain kali ya, Yunho sayang." Ia keluar mengenakan bathrobe merah miliknya, kemudian meninggalkanku sendirian di kamar mandi, di dalam bathtub, dengan milikku yang masih tegang.
Selesai dengan 'urusan'ku di kamar mandi dan berpakaian, aku keluar kamar mandi mendapati Yeosang tengah tertidur, tubuhnya dibalut kain sutra lembut berwarna ungu, dengan bagian perut sedikit tersingkap. Aku gemas, melihat perutnya yang putih dan mulus.
Perlahan aku mengecup keningnya, menyingkirkan beberapa surai hitam yang menghalangi wajahnya. Cahaya rembulan yang menerobos masuk lewat jendela kamar membuat pemandangan di depanku terlihat semakin indah.
"Aku mencintaimu, Kang Yeosang." Bisikku.
Ketika aku sedang menikmati wajah kekasihku yang sedang damai tertidur, aku mendengar suara gaduh di luar.
Yeosang terbangun karena suara-suara di luar,
"Ada apa Yunho?" Ia menyipitkan matanya, merasa tidurnya terganggu.
"Entahlah, aku akan turun melihat."
"Aku ikut!" Ia beranjak dari kasur.
"Tidak, aku saja." Aku berjalan keluar, menuruni tangga, ternyata Yeosang mengikutiku di belakang.
Kami keluar menuju gerbang kastil.
Banyak sekali manusia, mereka membawa obor sangat ricuh, mereka berteriak 'enyah kau vampir!', 'dasar monster!', 'tinggalkan tempat ini!'
Beberapa dari mereka melempariku dengan bola-bola kecil terbuat dari silver, rasanya sangat perih.
Tunggu! Darimana mereka tahu kalau aku bukan manusia? Aku tidak pernah berburu di sekitar sini. Lemparan bola-bola silver semakin menyakiti tubuhku.
Seketika mereka berhasil menerobos masuk, mereka berlarian menuju kastilku, mendobrak pintu, beberapa lagi mengikatku dengan rantai silver, aku tidak bisa berontak.
"Yunho!" Mereka melakukan hal yang sama pada kekasihku.
Yeosang!' Batinku.
Aku ingin berteriak namun ikatan rantai silver di leherku menahan suaraku, napasku sesak. Aku tidak bisa melawan, karena benda ini melemahkan kekuatanku.
Tubuhku terjatuh ke tanah, mataku membulat panik melihat kastilku sudah dilahap api.
Tiba-tiba beberapa orang mengangkat tubuhku dan Yeosang, dibawanya kami menuju kastilku yang sedang membara.
Apa yang hendak mereka lakukan?!
'Yeosang!! tidak!!'
'Hentikan! jangan sakiti Yeosangku!!'
'YEOSANG!!!'Mereka melempar kami ke dalam kobaran api, tidakkah mereka tahu kalau dia adalah manusia. Aku tidak peduli dengan diriku yang kini juga sedang dilahap api.
"Yunho!" Yeosang meneriakkan namaku sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran dan mulai hangus dilahap api.
Hatiku sakit, sangat sakit. Bahkan panasnya api tidak terasa lagi bagiku.
•••
Sinar matahari menerpa wajahku, memaksaku membuka mata. Aku lihat sekeliling, kastilku luluh lantak, beberapa bagian telah rubuh.
Yeosang? Aku bangkit, rantai silver yang melilit tubuhku bisa ku lepas dengan mudah, karena menipis karena panasnya api, sepertinya mereka tidak tahu kalau aku sebenarnya kebal terhadap api, meskipun terasa panas tapi api tidak akan membakar tubuhku. Manusia manusia bodoh! Seharusnya mereka langsung menancapkan belati silver ke jantungku.
Aku mencari tubuh Yeosang, hatiku mencelos melihat kerangka yang telah hangus terkapar.
Aku menangis sejadinya, aku berteriak sekencang mungkin. Yeosangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE || Yunho x Yeosang
أدب الهواةsang kekasih yang terlahir kembali namun Yunho harus berusaha mengembalikan ingatan tentang mereka berdua. "terimakasih telah terlahir kembali" -yh "selamanya aku milikmu" -ys . . . ATEEZ BxB Yunho x Yeosang