05

200 9 0
                                    

!! 🔞 !!
skip aja kalo ga nyaman
langsung ke epilog

•••

Yunho membuka matanya pelan, ia tertidur di samping sofa tempat Yeosang berbaring. Ingat, Yunho tidak sama dengan makhluk sejenisnya, ia bisa makan makanan manusia dan tidur jika lelah. Tangannya meraba ke atas sofa namun ia tidak menemukan apa yang dicari.

"Yeosang!" Dengan cepat ia berdiri. Kedua matanya mencari ke seluruh ruangan namun tidak ditemukan keberadaan Yeosang.

"Yeosang!" Takut jika kekasihnya itu pergi lagi. Ia berlari di lorong memanggil-manggil nama Yeosang.

Tiba di depan pintu kamar, ia melihat sosok bersurai pirang sedang bercermin. Tubuhnya melemas, syukurlah Yeosang tidak kemana-mana. Kemudian ia masuk ke dalam kamar menghampiri pria itu, melingkarkan dua tangannya di pinggang lalu membenamkan wajahnya di leher.

"Kau disini rupanya."

Yeosang tersenyum hangat, membelai rambut Yunho. Ia berbalik memegang kedua pipi Yunho, menatap kedua matanya.

"Aku tidak akan kemana-mana.

Yunho tertegun menatap dua manik merah Yeosang. Sangat indah. Kekasihnya kini telah sepenuhnya berubah menjadi makhluk yang sama seperti dirinya.

"Aku sungguh merindukanmu." Kecupan lembut mendarat di bibir Yeosang.

"Setelah 200 tahun, ku kira aku tidak akan pernah bertemu lagi denganmu. Siapa sangka kau terlahir kembali dan takdir mempertemukan kita."

Yeosang tersenyum, manis sekali. Ia menciumi kedua pipi pria tinggi yang yang tangannya masih melingkar di pinggang ramping miliknya. Senyumnya berubah nakal kemudian ia menggigit pelan leher Yunho dengan taring yang baru saja ia miliki.

"Hei! Jangan karena sekarang kau sudah punya taring bisa seenaknya menggigitku ya, Kang Yeosang."

Yeosang tertawa geli.

"Sudah berapa kali aku bilang kalau aku merindukanmu?" Yunho mendudukkan dirinya di pinggir kasur.

Yeosang menggerakkan bahunya, "apa yang kau rindukan dariku?" Godanya sambil duduk di pangkuan Yunho, tangannya melingkar di leher kekasihnya.

Yunho menyeringai kecil. Yeosang telah kembali menjadi Yeosang yang flirty seperti dulu.

"Matamu." Kemudian ia mengecup tanda lahir kemerahan di pelipis kiri Yeosang.

"Hidungmu." Ia lanjut mengecup pucuk hidung Yeosang.

"Wajah cantikmu." Kali ini ia mengecup dua pipi Yeosang.

Yunho diam sejenak, menatap bibir merah Yeosang. "Bibirmu." Bukan kecupan manis yang diterima, Yunho justru menjilat bibir bawah Yeosang, menyesapnya pelan membuat si pemilik bibir terkejut menjauhkan wajahnya.

Yunho menatap sayu, lalu tangannya menarik leher Yeosang mendekat, ia memiringkan wajahnya kembali mencium bibir manis kekasihnya itu. Ciuman lembut yang perlahan menjadi lumatan nafsu bersamaan dengan nafasnya yang mulai tidak beraturan.

Yeosang membalas ciuman Yunho, membuka mulutnya menyambut lidah yang memaksa masuk hingga keduanya bertemu saling bertautan. Desahan kecil keluar dari mulut Yeosang membuat Yunho semakin memainkan lidahnya.

Puas dengan bibir manis sang kekasih, kini Yunho memainkan lidahnya di rahang Yeosang, semakin turun ke leher, aroma manis kekasihnya menembus indera penciumannya, sungguh membuat candu.

"Yunho..."

Yunho senang ketika namanya disebut saat mereka sedang bercumbu. Sementara lidahnya bermain di leher Yeosang, tangannya mengangkat tubuh Yeosang dan dibaringkan di atas kasur, perlahan ia membuka satu persatu kancing kemeja hitam yang dipakai kekasihnya hingga menampakkan kulit putih halusnya.

Yunho mengangkat kepalanya. "200 tahun lamanya aku merindukan tubuh indahmu." bisiknya.

Rona merah terukir di pipi Yeosang. Ia memejamkan matanya ketika Yunho menarik celananya hingga terlepas lalu melemparnya sembarang, ia menarik napas panjang saat Yunho mulai menyentuh batang miliknya, menggenggamnya lembut dengan gerakan naik turun.

Yeosang mendesah kencang sementara tangan Yunho yang lain meraba lubang miliknya.

Gerakan tangan Yunho membuat Yeosang tidak bisa menahan semburan putihnya.

Yunho tersenyum puas melihat cairan kental di kulit mulus kekasihnya, dijilatinya cairan tersebut hingga bersih.

Yeosang bangkit posisinya kini ia berlutut di sisi kasur sementara Yunho berdiri, kemudian ia melucuti pakaian Yunho yang masih membalut tubuhnya, perlahan ia buka kancing kemejanya satu persatu hingga menampakkan dada bidang dan otot perutnya yang sempurna, kemudian ia melepas celana Yunho yang sedari tadi terasa sesak karena miliknya yang mengeras memberontak ingin keluar. Kini tubuh Yunho polos, tanpa sehelai pakaian pun.

Yeosang tersenyum nakal menatap sang kekasih. Tangannya meraih batang penis Yunho yang tegang, dijilatnya pelan dari pangkal hingga ujung kepala penisnya.

Yunho terpejam menikmati setiap jilatan dan kuluman hingga mengerang kenikmatan, tangannya menjambak rambut pirang Yeosang memajukan kepala kekasihnya maju mundur.

"Sial, berbaliklah."

Yeosang menuruti perintahnya, sekarang ia memunggungi Yunho, membenamkan kepalanya ke atas kasur, menaikkan bokongnya, menampilkan lubang yang basah dan berkedut. Pemandangan yang membuat pria tinggi ini semakin gila, tanpa menunggu lama dimasukkannya kejantanan miliknya ke dalam lubang kenikmatan Yeosang setelah ia lumuri pelumas.

Yeosang memekik. Butiran bening menetes dari kedua mata indahnya.

"Kau tidak apa apa?" Yunho cemas, Yeosang menoleh dengan senyum nakal meski di pipinya mengalir butiran bening dari matanya.

Ia mulai memaju mundurkan pinggulnya pelan, 'sial, nikmat sekali' pikirnya, bayangkan saja selama 200 tahun ia tidak melampiaskan hasratnya, gairah hidupnya hilang termasuk urusan seks, semua terasa hampa.

"Yeo, aku tidak akan menahannya lagi." Yunho memgencangkan gerakannya hingga Yeosang memekik lebih kencang.

Yeosang mengangkat tubuhnya, menggoyangkan pinggulnya mengikuti alur maju mundur yang dilakukan Yunho, sambil berciuman keduanya mendesah saling bersahutan menikmati.

Selang beberapa menit Yunho akhirnya mencapai puncaknya, "Yeo, aku sampai." Cairan kental tumpah di dalam lubang milik Yeosang.

Keduanya menjatuhkan diri ke atas kasur, berpelukan dengan napas tersengal. Yunho menatap kedua mata merah Yeosang, ia mengecup kening si pirang.

"Aku sangat bahagia, aku bahagia telah terlahir kembali dan bertemu lagi denganmu." Yeosang menyentuh pipi kekasihnya, mengusapnya pelan menggunakan ibu jari.

Yunho meraih tangan Yeosang, mengecupnya. "Terimakasih telah terlahir kembali."

"Selamanya, aku milikmu."

"Selamanya, kau milikku."

-end-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-end-

MINE || Yunho x YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang