[ FRIENDZONE STORY ]
Ini kisah remaja SMA yang tak biasa. Jangan berharap percintaan mereka akan berjalan romantis, karena teka-teki dan sandiwara mendominasi hubungan, apalagi dibuat semakin rumit sejak sifat Darvin yang awalnya hangat kini berubah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Welcomee guys👋
Gimana kabar kalian? Aku harap kalian okee!!
Minta tolong sama kalian untuk vote, komen, dan share cerita ini yaa. Yang udah bantuin, makasi banget 🤩🙏
@yesayaabraham
LANJUTT.....
.
.
.
Ketika tiba di depan pintu kelas, langkah Mika langsung berhenti bagaikan rem dadakan. Ia tak habis pikir terhadap kegilaan teman sekelasnya kali ini. Sudah tahu baru bel masuk, pintu kelas justru tertutup rapat.
Anak XI MIPA 2 memang rada aneh. Perlahan Mika membuka ganggang pintu untuk memastikan situasi aman.
Jegleg!!
"WAAAA!"
Badan Mika langsung melompat sedikit mundur, bersamaan dengan teriakan heboh teman-temannya. Ia mengusap dada sambil menasehati diri agar tetap tabah. Seisi ruangan terlihat gelap, sepertinya mereka ingin menyusun sebuah strategi.
"Huh, kirain lo Pak Iman anjerr... hampirr aja gagal," gelagap salah satu temannya.
"Gapapa telat, yang penting lo datang udah bikin kita senang," sambutnya kepada Mika.
Mika yang mengerti sebagian rencana mereka, kembali menutup pintu kelas dengan cepat. "Kalian beneran mau ngelakuin ini?"
"Oiya dong Mik. Semuanya harus kita jalankan demi keselamatan 1 kelas biar gagal ulangan sin cos tan!!" sahutnya.
"Hahaha udah jadi kebiasaan kalian nih dari tahun lalu. Yaudah deh, selamat bersiasat ajaa. Gue cuma bisa ngasih mantra."
"Terus lo gamau bantuin gitu Mik? Kan kemaren lo yang ngasi tahu tanggal ultah beliau."
"Lah, apa hubungannya?" Mika memincingkan mata dengan heran.
"Ya soalnya lo yang paling tahu kebutuhan Pak Iman. Bikinlah dia terharu sekali-sekali."
Ternyata anak seperti Mika sangatlah diandalkan untuk meng-handle acara. Mika terkekeh pelan sejenak.
"Okee, okee. Sini biar gue kasi tau! Pertama, kalian sembunyikan spidol kelas. Gue yakin Pak Iman tipe guru yang suka nulis di papan."
Dengan mudahnya, mereka langsung mengikuti instruksi Mika sebagai awal. Selanjutnya, mereka kembali menatap Mika secara lekat tanpa berdosa agar diberikan petunjuk yang kedua.
"Kalo pak Iman nanya, kita tinggal diem aja. Habis itu taruh kartu ucapan HBD di kolong meja guru, karena kalo lagi kehilangan spidol, bapaknya pasti akan mencari ke kolong meja."