Mustahil Sempurna_5

4 2 0
                                    

"Tak perlu menerka kebahagiaan orang yang terlihat sempurna. Ia hanya pandai membungkus luka. Dan ku katakan! Selalu ada hal yang patut di syukuri di balik hal yang kau rasa menyakiti."





•••





Cahaya matahari kini tengah berdiam tepat di bayangan diri, selasa ini pulang lebih awal karena akan ada rapat antar guru. Bel pulang yang berbunyi sangat di puja oleh para siswa yang perutnya tengah keroncongan, dan otaknya yang sudah berasap.

"Ge?"

"Hmm?"

"Pulang bareng aku yah?, please!"
Tanpa menjawab ajakan laki-laki sebaya-nya itu, Geiya bergegas berjalan mendahuluinya. Padahal laki-laki itu ter-percaya, ia teman kecil Geiya.

"Heh! Cewek centil! Lo bilang gak suka sama Hasbi, nah sekarang di belakang gue lo mepet-mepet! Rendah amat harga diri lo!"

"FANIII! GUE TEKAD GAK AKAN PERNAH SUKA SAMA LO!" Hasbi kini mengejar Geiya yang mengacuhkan cibiran Fani. Ia tahu betul Geiya tidak pernah mau berdebat dengan siapapun. Selama ini Geiya selalu memilih mengalah, bahkan tak jarang ia di bully, di kucilkan teman sekelasnya dari dulu.

Dibalik hampir sempurnanya Geiya, ternyata banyak sekali luka yang lebih banyak dari kelebihan seorang Geiya yang cantik, anggun, ramah, penurut dan gak ribet. Geiya mungkin di sanjung oleh banyak lelaki, namun tak menjadikan ia menurunkan harga dirinya. Sebab itulah Geiya sering menjadi bulan-bulanan cewek-cewek yang memang berpacaran atau menggebet kepada cowok-cowok yang sering menyanjung Geiya. Geiya sangat di musuhi teman cewek se-angkatannya. Mereka hanya menemani Geiya, untuk di manfa'atkan.

"GEIYA! stop!" Kini Hasbi melebarkan tangannya di depan Geiya, bertujuan menghalangi arah jalan Geiya.

"Apa? Kalo kamu mau ngomongin Fani, aku males! Dah gausah deket-deket!" Pinta Geiya yang bergegas meneruskan jalannya meninggalkan Hasbi.

Tak dapat di pungkiri, Hasbi memang selalu ada untuknya, Hasbi menjadi sahabat sekaligus pelipur lara nya di saat orang lain memandang jijik kepada Geiya. Hasbi menjadi tameng, kala Geiya di lempari ucapan-ucapan kasar oleh cewek-cewek bar-bar. Jika boleh, Geiya ingin mengubah model wajahnya, ia tidak ingin wajahnya menjadi sebab atas rusaknya hubungan orang sehingga membuat orang-orang gemar merendahkan harga dirinya.

"Ge...? Ngapain nangis? kamu bisa kok lewatin ini, hari-hari pahit sebelumnya juga kamu bisa lewatinnya." Hasbi yang selalu mencoba menghibur Geiya kapanpun. Ia berjalan sejajar dengan Geiya yang lebih pendek dari nya.

"Aku emang menjijikan yah?" Geiya menatap Hasbi, dengan memperlihatkan wajahnya yang sendu di guyur air mata. Seperti biasa, Hasbi melebarkan senyuman indahnya kala menatap wajah sahabatnya yang sangat menawan itu.

"Muka kamu tuh bikin suka Ge!" Dengan nada menggoda Hasbi tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya.
Mendengar jawaban Hasbi, Geiya geming karena kesal dengan Hasbi yang tidak pernah mau serius.

"Ge.. yang brengsek tuh cowok yang suka godain kamu! Yang menjijikan tuh cowok-cowok yang suka nyanjung kamu di depan para ceweknya. Tapi.."

"Aku yang paling salah bi! Kalo aja dulu aku gak di selametin omah, pasti sekarang aku udah sama umma... Atau kalo aja aku gak ikut sama umma, pasti aba gak akan sendirian pas celaka dari pesawat!"

"GEIYA!!! ISTIGHFAR KAMU!"
"Ge! Jangan karena kamu lagi tersakiti, bikin kamu lupa sama kebahagiaan yang selalu nimpa kamu! Omah, Sabin, Refa, Zafi! Warung LA! Mereka selalu kasih kebahagiaan buat kamu! Dan Omah! Kamu tahu gak sesakit apa Omah di tinggal secara berturut-turut sama anak-anaknya! Tapi Omah lupain sakitnya, buat bahagiain kamu!"

Story of Warung LA (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang