Assalamualaikum wr wb
Cerita ini saya tulis dalam rangka sebuah event PAMER 2023 yang diadakan oleh IWZ bersama 36 teman yang lain. Jangan lupa kunjungi setiap harinya dan tekan bintang juga komentar, ya.
Terima kasih🙏
***
Salsabila Khairunnisa, biasa dipanggil Bila oleh semua orang. Bila adalah orang yang biasanya malas bergerak seharian jika libur seperti pekan ini. Namun, pekan ini sedikit berbeda. Libur yang cukup panjang ditambah dengan adanya special occasion membuatnya harus segera mengakhiri acara bermalas-malasan dan rebahan di ranjang indekosnya.
Setelah mandi dan berpakaian, dia menuju ke toko roti langganannya. Dia mengambil kue yang sudah dipesannya kemarin. Sebelum kembali mengendarai mobilnya, dia memastikan kotak kecil berwarna hitam sudah tersimpan rapi di dashboard mobilnya masih ada.
Tak butuh waktu lama untuk mengendarai mobilnya dan berhenti di sebuah pelataran indekos. Di sana tertulis sebuah papan nama indekos dan peraturan yang ada di bawahnya. Tertera di poin ketiga bahwa perempuan dilarang masuk sampai ke kamar. Batas maksimalnya sampai di ruang tamu.
Dia duduk di ruang tamu sambil mengetik sebuah pesan ke Satria. Sayang sekali, pesan yang biasanya dibalas dengan cepat hanya terabaikan. Tanda centang satu menandakan yang punya ponsel di seberang sana bahkan tak menerima pesan yang Bila kirimkan.
"Apa aku nekat naik aja, ya? Aku kan mau kasih kejutan. Sepertinya enggak apa-apa lah kalau aku langsung ke lantai dua," lirih Bila.
Dia akhirnya memutuskan untuk naik ke lantai dua setelah izin ke penjaga indekos yang dihuni Satria. Perlahan Bila menaiki satu demi satu tangga indekos yang memiliki pegangan kayu tersebut. Tangan kanannya memegang kue dengan lilin yang menyala, sementara tangan kirinya memegang sebuah kotak kecil yang dimasukkan ke dalam sebuah paper bag berwarna merah hati.
'Sepi sekali ternyata di lantai dua. Apa orang-orang masih pada tidur, ya?' batin Bila bermonolog sendiri.
Dia melangkah ke kamar nomor dua puluh dua. Dari kejauhan terlihat pintu kamarnya terbuka. Namun, sesaat sebelum mendekat. Dia mendengar suara tangisan perempuan.
"Kenapa ada perempuan menangis di lantai dua, ya?" gumam Bila.
Dia tentu saja kebingungan. Saat ini dia di sini saja atas izin dari penjaga indekos. Tapi sekarang kondisinya, di lantai dua ada perempuan yang menangis.
'Jangan-jangan hantu! Ah, ngaco aja aku tuh. Ini kan pagi hari, mana ada hantu?' batin Bila.
Dia kemudian tetap melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti sejenak di kamar nomor dua puluh. Dua kamar sebelum kamar Satria.
Sesampainya di depan kamar Satria yang terbuka. Bila terpaku seperti patung. Mulutnya serasa terkunci sempurna. Pemandangan yang tak pernah dia lihat sebelumnya.
"S-satria, kamu?" ucap Bila terbata-bata.
Kue yang dipegangnya meluncur dengan sempurna ke lantai. Begitu juga dengan paper bag berisi kotak kecil itu terbanting ke lantai begitu saja.
"Maaf, aku harus pergi," lirih Bila.
Dia berlari menuruni tangga dan bergegas mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Satria berusaha mengejar. Namun, langkahnya kalah cepat dengan Bila yang memang berbadan kecil dan lebih gesit dibandingkan Satria yang berbadan tinggi. Sadar kalau tertinggal, dia memutuskan untuk berpamitan dengan perempuan yang dipeluknya tadi.
Niat hati Bila ingin memberikan kejutan ke Satria di hari ulang tahunnya. Alih-alih Satria terkejut, justru Bila yang dikejutkan dengan pemandangan Satria yang sedang memeluk seorang perempuan berambut panjang sebahu yang sedang menangis.
"Bukannya kamu senang karena kejutanku, justru aku yang terkejut dengan perbuatanmu, Mas," desis Bila.
"Jika kamu sudah senang dengan orang lain, lebih baik aku sendiri saja."
Dia kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bila mengemudi sambil menangis tersedu. Tak lama Bila mengemudi, terdengar suara benturan yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Bila #IWZPamer2023
RomanceTidak sengaja putus dengan Satria membuat Bila begitu membatasi dirinya. Dia yang semula periang menjadi lebih pendiam. Bila bahkan tak memberi kesempatan Satria untuk menjelaskan. Sampai di suatu ketika Bila dihadapkan kembali untuk bertemu dengan...