Prolog

41 11 7
                                    

Bagaimana jadinya jika kamu yang tadinya hanya seorang remaja biasa yang tidak pernah hidup teratur dan selalu serba bebas dan jadi cermin keirian seluruh teman dekat.

"Woy bro jadi lu enak ya bisa bebas untuk senang senang," ucap Dio sahabatku pada diriku yang kini sedang sama sama fokus menikmati suasana sore hari disebuah cafe.

"Ya dong siapa dulu dong Angkasa hahaha," ucapku dengan pedenya membanggakan diriku yang saat ini sedang diirikan oleh sahabatku satu ini.

"Kapan kapan ajarin Guelah tentang hidup bebas bahagia," ucap Dio kembali melanjutkan pembicaraannya dengan membicarakan hal yang sama yaitu tips untuk mendapatkan kebebasan serta kebahagiaan seperti diriku.

"Hahaha iya bro nantilah gue buka tutorialnya buat lu," ucapku sambil diselingi tawa karena aku juga tidak terlalu menganggap bahwa ucapan sahabatku itu dengan nada yang serius.

Namun rupanya setelah kepedean itu ku katakan aku kini harus menerima kenyataan bahwa aku diharuskan menjadi seorang papa pengganti menggantikan posisi abangku yang telah pergi meninggalkan keponakanku sendirian.

Awalnya memang semuanya terlihat baik karena sebelum kejadian itu abangku hanya mengatakan hal ini, "Dek nanti jika Abang pergi tolong jaga keponakanmu ya sayangi dia jangan pernah lepaskan dia ketangan yang salah termasuk mamanya,"

"Apaan sih lu gak jelas kan itu emang tugas gue kaya orang mau pergi jauh aja ngomong begini," ucapku dengan nada yang kesal karena ucapan abangku yang sangat terlihat melantur.

Dan abangku hanya tertawa kecil ditelpon hingga akhirnya telpon itu pun diakhiri karena semua telah selesai disampaikan oleh abangku yang saat itu sedang merantau dipelosok daerah.

Dan rupanya telpon itu pun menjadi kali terakhir aku berbicara dengan abangku sebelum aku dan keluarga mendapatkan kabar yang menyatakan kalau abangku telah tiada diperantauan.

"Hallo apa benar ini keluarga Mas Dammar?" ucap seseorang dari telpon menanyakan kebenaran apakah betul kami ini keluarga abangku.

"Iya betul pak ada apa yah dan bapak ini siapa kok menelpon menanyakan hal itu?" ucapku kini balik bertanya pada sipenelpon yang ternyata adalah pihak penyidik.

Dan tanpa perlu banyak waktu dan basa-basi bapak ditelpon itu memberikan kabar tentang keadaan abangku saat ini.

"Maaf sebelumnya tapi kami ingin mengabarkan bahwa saudara Dammar sudah meninggal karena menjadi korban kecelakaan bus," ucap penelpon itu the point menyampaikan sebuah kabar yang sangat tidak kami harapkan untuk didengar.

Sontak mendengar perkataan itu membuat kami sekeluarga shock namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Apa! bang Dammar," ucapku seketika menjadi lemas dan percaya.

Dan setelah kabar tersebut disampaikan kini orang tuaku menyerahkan seluruh kasus ini pada pihak penyidik serta menyerahkan semua tanggung jawab anak abangku menjadi tanggung jawabku karena sebuah wasiat yang terakhir abangku sampaikan pada diriku waktu itu.

Lalu jika kalian bertanya mengapa tidak memberikan beban ini pada orang tuaku saja jelas itu tidaklah mungkin karena orang tuaku ini sedang ingin melupakan kejadian itu dengan menjadi sibuk dengan karirnya dan demi menyelamatkan mental keponakanku mau tidak mau aku harus rela berkorban

Dan jika kalian merasa realteble dengan kondisi seperti ini berarti kalian sama dengan diriku yang sesungguhnya belum siap menerima namun kini takdir telah memaksaku untuk menjadi terbiasa.

Dan tahukah kalian pada saat kejadian itu sesungguhnya aku sedang ingin merencanakan untuk menyatukan cinta pada wanita yang kuidamkan sejak lama namun semua itu terhadang oleh kehadiran keponakanku yang baru kehilangan papanya dalam sebuah kecelakaan bus.

Penasaran dengan kisah selengkapnya pantau terus ya kisahnya di cerita Papa pengganti untuk Arshaka.

Papa Penganti Untuk ArshakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang