Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, Xiao Zhan yang sudah merasa cukup dengan tidurnya pun seketika terbangun.Matanya masih sedikit buram karena rasa kantuk yang belum sepenuhnya hilang. Dengan malas dia mengusap matanya untuk membuat pandangannya menjadi jelas. Tepat setelah itu, hal pertama yang dia lihat adalah Yibo yang tengah tertidur di sofa tidak jauh dari ranjangnya.
Xiao Zhan hanya melihatnya sebentar sebelum mengambil ponsel miliknya. Begitu dia menyalakan ponsel, begitu banyak notifikasi yang masuk hingga membuat suara yang cukup bising. Hampir saja Xiao Zhan melempar ponselnya jika saja orang yang sedang tertidur di sofa tidak terbangun karena suara bising dari ponsel Xiao Zhan.
"Bisakah kau matikan suaranya?" Yibo berkata dengan ketus dan wajah mengantuk yang terganggu.
Xiao Zhan tidak menggubrisnya dan memutuskan untuk menghubungi Jiyang.
Hanya memerlukan satu deringan sebelum sebuah suara terdengar dari seberang sana.
"Tuan Xiao! Astaga jika Anda tidak menelepon saat ini juga, mungkin Bowen benar-benar akan menciptakan pertumpahan darah. Apakah Anda tidak tahu betapa paniknya kami menemukan mobilmu ditengah jalan tanpa ada Anda didalamnya." Jiyang segera mengeluarkan semua kekhawatirannya begitu panggilan terhubung.
Xiao Zhan bahkan sampai menjauhkan ponselnya untuk menghindari suara berisik Jiyang.
"Berikan ponselnya padaku." Suara Bowen terdengar.
"Jangan berikan ponselmu padanya." Xiao Zhan memperingati lebih dulu. Dia tidak ingin berdebat dengan Bowen untuk sementara waktu.
"Tuan Xiao tidak ingin berbicara denganmu." Jiyang berbicara dengan berbisik tapi tetap bisa terdengar oleh Xiao Zhan.
"Aku menemukan tempat bagus untuk menginap, jadi jangan menggangguku untuk sementara waktu." Perintah Xiao Zhan.
"Tapi Tuan Xiao, saat ini kondisi diluar sedang-"
"Aku tidak akan mati." Xiao Zhan langsung memutus panggilan teleponnya. Sungguh, kenapa mereka semua selalu saja tidak membiarkan dirinya pergi sendiri?
Yibo yang sebelumnya terganggu tidak bermaksud menguping, hanya saja dia bisa mendengarnya karena mereka berada diruangan yang sama.
"Kapan bengkelmu buka?" Tanya Xiao Zhan pada Yibo yang masih berusaha kembali tidur.
"Satu jam lagi." Yibo menjawab tanpa membuka matanya.
"Kau punya pakaian bersih? Aku akan membayarnya."
"Beli saja sendiri diluar."
"Akan kulakukan jika kau ingin tamu mu ini mati di tengah jalan."
Yibo mendudukan tubuhnya dengan lelah. "Kenapa kau selalu berbicara tentang mati dan mati? Memang siapa yang ingin membunuhmu? Apa kau seorang mafia atau pembunuh?" Yibo mengungkapkan isi kepalanya dengan kesal.
Tanpa kata Xiao Zhan mengeluarkan pistol dari dalam saku jasnya. "Menurutmu?"
"Fuck! Sialan! Apa aku sudah memasukan seorang pembunuh ketempatku." Yibo reflek berdiri dengan mengumpati dirinya sendiri melihat pistol di genggaman tangan Xiao Zhan.
"Aku hanya seorang polisi, kenapa kau begitu takut." Xiao Zhan memasukkan kembali pistol miliknya.
"Polisi mana yang ugal-ugalan dijalan." Sindir Yibo dengan nada dinginnya.
"Kau cukup pintar, jadi bisa aku membeli pakaianmu?"
"Aku akan membelikanmu diluar, berikan nomor baju dan celanamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE [ YIZHAN ]
حركة (أكشن)Pria dengan tangan yang berlumuran darah, tak pernah terlintas dibenaknya untuk membersihkan darah yang terus menempel pada kedua tangannya. Tanpa penyesalan dan rasa takut, dia hanya menjalani hidupnya seperti tidak pernah melakukan kejahatan apapu...