Chapter 19

252 39 2
                                    

















Cuaca hari ini tidak secerah kemarin, awan terlihat lebih gelap karena mendung dan tanah juga telah basah karena hujan yang mengguyur sejak fajar. Diluar terdengar cukup ribut karena mencoba untuk menyelamatkan beberapa bunga Mama Xiao yang mungkin akan rusak jika terlalu lama terkena hujan. Raut wajah mama Xiao terlihat mengkhawatirkan bunga-bunga indahnya yang sudah basah kuyup karena diguyur hujan selama berjam-jam.

"Bowen, bantu mama angkat yang disebelah sana kemari." Pinta Mama Xiao menunjuk salah satu bunga berwarna ungu.

"Bunga disebelah sana biarkan saja, itu tidak akan rusak walaupun terkena hujan." Mama Xiao memerintahkan bawahan lain.

"Letakkan yang itu disini." Mama Xiao menunjuk meja yang ada didepan rumahnya.

Zanjin dan Jiyang yang baru kembali dari membeli makananpun langsung berlari di tengah hujan ketika baru saja keluar dari dalam mobil.

Mama Xiao yang melihat kedatangan mereka berdua segera menegur, "Kenapa kalian tidak menggunakan payung?"

"Aku lupa meletakkannya di bagasi, Ma." Jawab Zhanjin jujur kemudian menyerahkan beberapa kantong makanan kepada para rekannya agar membantunya membawa masuk  makananya kedalam rumah.

Mama Xiao berdecak pelan. "Kalian ini, lihat pakaian kalian jadi basah seperti ini."

Mama Xiao baru saja menyelesaikan kalimatnya ketika Bowen menghampiri mereka dalam keadaan basah kuyup dengan tangan memegang pot bunga berwarna ungu.

Mama Xiao, Jiyang dan Zhanjin hampir tidak bisa menahan tawa mereka melihat Bowen yang sudah sangat basah kuyup karena membantu Mama Xiao memindahkan bunga sejak tadi.

"Aiyooo Bowen, makasih karena sudah banyak membantu mama." Mama Xiao mengambil pot bunga dari tangan Bowen. "Sekarang kalian semua yang basah kuyup pergi mandi dan setelah itu makan. Yang lain bantu mama membuat kopi dan teh hangat di dapur." Pinta Mama Xiao yang langsung disanggupi oleh yang lainnya.









__

Ditengah keriuhan yang terjadi diluar, sama sekali tidak membuat seseorang yang tengah fokus bercerita ini berhenti. Tidak ada siapapun yang memanggilnya keluar dan diapun tidak berniat untuk melihat apa yang terjadi diluar. Saat ini pikirannya hanya fokus pada seseorang yang sedang dia ceritakan banyak sekali kisah sejak semalam. Lingkar mata yang hitam pun tidak menghentikannya untuk beristirahat.

"Saat itu sepanjang hari langit hanya menunjukan awan gelap. Hujan lebih sering turun, membuat suasana semakin mencekam. Beberapa orang ingin segera pulang dan meninggalkan vila itu, tapi beberapa lagi bahkan tidak berani melangkah keluar dari kamarnya dan hanya bersembunyi disana sepanjang hari karena mereka berpikir kamar adalah tempat yang paling aman."

"Namun siapa sangka jika kamarlah tempat yang paling tidak aman disana. Saat malam tiba, semua orang sudah masuk kedalam kamar mereka masing-masing. Beberapa orang menghalangi pintu mereka dengan meja atau apapun itu yang akan membuat siapapun tidak bisa masuk kedalam walaupun bisa membuka kuncinya. Seseorang lebih memilih untuk tidur di lemari untuk mengecoh malapetaka yang mungkin menghampirinya, dia merasa jika dengan dia tidur didalam lemari maka tidak akan ada yang bisa menemukannya dan akan mengira kamar itu kosong."

"Siapa sangka jika hal tersebut malah membuat dirinya lebih dekat dari malapetaka itu. Saat dirinya baru saja tertidur, dia dikejutkan dengan suara langkah kaki dari luar kamarnya. Dalam hatinya dia terus berdoa agar langkah kaki tersebut tidak berhenti didepan kamarnya. Sekujur tubuhnya sudah sangat berkeringat, dan jantungnya hampir saja melompat keluar ketika sebuah ketukan terdengar diluar pintunya."

HIDE [ YIZHAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang