0

38.1K 2K 17
                                    

Tubuhnya sempurna namun jiwanya tidak, ia merana. Semuanya hancur tak terisisa, ia sendirian.

Air matanya sudah terkuras habis. seluruh badannya dipenuhi luka. tatapan yang seharusnya bersinar kini redup tak bercahaya. Ia menyerah.

Takdir dengan permainannya sungguh membuat hidup sang puan sengsara. Dengan kematian pun rasanya tidak akan pernah cukup untuk menghilangkan semua lukanya.

Kenapa tuhan begitu tega? Memberi rasa sakit tanpa obat. Kenapa dari banyaknya hal baik tapi tuhan memberinya kehidupan seperti ini.

Sudah berapa kali tubuh ringkih ini memuaskan nafsu banyak orang, melihat kematian orang orang terkasih, berjuang mati matian untuk bebas dari jahat buruknya manusia.

Layaknya seekor binatang sekarang ia dikurung disebuah kamar sempit yang lembab, badan nya tidak terbungkus apapun, itu bertujuan agar orang orang bejat itu mudah untuk menyentuhnya.

Pintu terbuka menampilkan sosok pria dengan banyaknya tato di tubuhnya, ia tersenyum lebar tangannya dengan telaten melepas celana yang ia pakai.

"Seperti biasa kau harus memuaskanku" suaranya rendah dengan tatapan berkabut penuh nafsu.

Hal seperti ini sudah biasa terjadi, tangan nakal itu menyusuri setiap lekuk tubuhnya, siwanita hanya diam tak melawan.

Ini sudah seperti rutinitas untuk dirinya, wanita yang sedang disetubuhi itu adalah seorang pengacara terkemuka dinegaranya, namun tiba tiba sosoknya menghilang, publik hanya tau bahwa ia memutuskan untuk pensiun.

Veronica lynne, pengacara yang terkenal akan kepintarannya dalam menangani setiap kasus, ia pun dikenal karena kebaikannya yang membantu masyarakat kecil.

Namun saat dirinya memutuskan untuk menjadi pengacara untuk sebuah kasus yang besar, disitulah kehidupannya hancur. Pada saat itu Veronica secara suka rela mengajukan dirinya untuk membantu keluarga korban. kemenangan kasusnya pun dapat dibilang sangat besar, tapi belum sempat ia menghadiri sidang terakhir dirinya dan keluarganya justru diculik.

Ia terbangun disebuah ruangan dengan pencahayaan yang kurang, dan saat dirinya membuka mata yang ia lihat adalah mayat adik serta ibunya.

Dan hari itu adalah saksi runtuhnya kehidupan seorang veronica lynne.

Suara pintu tertutup membuat lynne tersadar akan lamunannya, ternyata lelaki tersebut sudah selesai dengan urusannya.

"45 hari"

Hari ke-45 dirinya dikurung ditempat ini. Hembusan nafas milik lynne terdengar sangat lelah, ia merengkuh dirinya sendiri dalam kegelapan.

Matanya tertutup berusaha mengistirahatkan tubuhnya, namun siapa sangka justru hembusan nafas itu menjadi hembusan terkahir.

Kaca berukuran besar itu memantulkan refleksi seorang wanita. Sosok yang dipantulkan itu menatap meneliti refleksi didepannya. Tubuh yang sempurna itu jelas bukan miliknya, dan wajah cantik itu berbanding terbalik dengan wajah kusam kepunyaannya.

"Perpindahan jiwa?"

Lynne bingung, apakah ini nyata atau hanya sebuah bunga tidur saja. Lamunannya buyar ketika seseorang mengetuk pintu kamar miliknya.

"Nona" seseorang dengan pakaian pelayan datang lalu menunduk hormat kepadanya.

"Hari ini tuan besar mengutus saya untuk menyampaikan jadwal nona"

Lynne terdiam, situasi yang terjadi didepannya membuat ia kebingungan.

"Nona?" Perempuan yang lynne yakini adalah seorang pelayan itu jelas memanggilnya.

"Katakan" ucap lynne dengan tenang.

"Baik. Siang nanti nona memiliki janji dengan nona rose lalu tuan besar mengiginkan kehadiran anda dikantor"

"Baiklah" setelah mendengar kata balasan dari sang nona pelayan tersebut menunduk lalu pergi.

Melihat itu lynne buru buru mencari segala hal yang dapat memberikannya sebuah petunjuk, tatapannya tertuju kepada sebuah buku diatas meja belajar.

Matanya menangkap sebuah nama seseorang.

"Jane cassandra?!"





Woman Who Can KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang