17

10.7K 1.1K 81
                                    

Suara hentakan sepatu menggema hebat, robert berjalan cepat dengan aura seram yang meliputi tubuhnya.

"Jane cassandra!" Teriak robert seperti anjing yang menyalak.

Disisi lain jane yang memang sudah menunggu momen ini hanya diam berdiri, wajahnya tidak terlihat ketakutan atapun gelisah. Jane hanya menguap malas dengan tatapan datarnya.

"Ada apa?" 

"Ada apa kau bilang! Kinan mati sialan" amukan robert sama sekali tidak membuat jane merasa dalam bahaya, justru ia menghela nafas malas seraya melangkah mendekat.

"Lalu apa urursannya denganku?" Seolah jiwanya suci dan bersih dengan polos jane bertanya.

"Dasar anak sialan!" Teriak robert, tangannya terangkat hendak menampar jane. Namun sebelum tangan itu mendarat dipipi mulus jane, ia lebih dulu menahannya.

"Aku tidak suka dipukul" ungkap jane dengan intonasi rendah, mata mengantuknya berubah menjadi tajam. "Aku tidak mau hadir dengan lebam biru saat pengangkatan resmi ayah sebagai presiden" jane tersenyum, tangan yang menyekal lengan robert ia lepas.

"KAU BERBOHONG! Kau bilang kinan akan baik baik saja" 

"Kapan aku mengatakannya?"

Bola mata robert membola lebar, ia tatap sitokoh utama dengan bengis. Tidak ada kesenangan yang terpancar, itu hilang. Senyum lebarnya meluntur, matanya terlihat kosong, bahkan bekas air mata masih terlihat dipipinya.

"Jangan menyangkalnya, kau jelas  mengatakan bahwa kinan tidak akan terluka, tapi ternyata kinan mati!"

"Hmm sepertinya aku lupa" ucap jane, terdapat nada janaka didalamya "hal hal tak berguna cenderung mudah dilupakan" lanjutnya.

"Jane kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan" dengan dingin robert berucap.

"Ayah tidak boleh menyalahkanku, karena ayah yang menaruh racun itu. ayah yang membunuh kinan" kalimat terakhirnya sukses menembus pertahanan milik robert, ia menggelengkan kepalanya mencoba menyangkal ucapan jane.

"Kau yang memberiku racun itu! Kau yang menyuruh ku meracuninya!" Seru robert, amarahnya meledak, ia menggertakan giginya dan mengepalkan tangannya.

"Aku tidak pernah menyuruh ayah untuk meracuni kinan, sesuatu didalam diri ayahlah yang mengiginkannya" kata jane.

"TIDAK! Aku tidak! Kau yang menyuruhku, aku tidak membunuh kinan. Kau! ini semua salahmu" amuk robert, emosinya semakin tak terkontrol.

"Jangan salahkan aku, itu hanya sebuah solusi. Dan ayahlah yang mengambil tindakan" seringai tercipta dan jane terkekeh pelan "aku benar bukan?"

Suara nafas yang memburu terdengar begitu keras, pundak robert turun naik dengan ketukan yang menggila. Urat diwajahnya menonjol keluar, matanya melotot merasa tak terima atas pernyataan yang ia dengar.

"KAU IBLIS! Aku akan membalas segala perbuatanmu"

Jane tertawa remeh "aku iblis yang terlahir dari iblis lainnya. Faktanya kita berdua adalah sama" kata jane dengan raut wajah pongah andalannya.

"Kau membuat kinan pergi" lirihan kecil itu begitu menjengkelkan, jane benci melihatnya.

"Jangan menyalahkanku atas perbuatan yang ayah lakukan, dan jangan menyangkal bahwa kinan mati karena ayah"

"SUDAHKU BILANG BUKAN AKU! Aku tidak mungkin melakukannya" teriak robert, ia kembali menyangkal lontaran kalimat yang jane ucap.

"Aku mencintainya aku tidak mungkin aku..."

Woman Who Can KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang