7

15.8K 1.4K 39
                                    

Afeksi aiden terhadap jane adalah nyata.

Aiden cemberu dengan kenyataan bahwa jane telah terikat dengan seseorang. Melihat rupa ayu itu turun dari mobil milik ryle membuatnya merasakan perasaan asing bernamakan cemburu.

Senyum tipis namun terlihat menawan itu ia pandangi sampai hatinya merasa tak kuat, lantaran ingin meledak.

"Aiden" suara yang mendayu lembut itu terasa pas ditelinganya.

Ryle yang berdiri disamping jane menatap aiden penuh makna, ia tau bahwa pria didepannya sedang
membara dalam kisah merah muda.

"Iya jane" balas aiden.

Sebuah papper bag berukuran sedang jane berikan kepada aiden. Melihat itu aiden dengan cepat mengambilnya.

"Makasih udah minjemin"  ucap jane dengan senyum tulusnya.

Aiden hanya mengangguk sebagai jawaban. Karena saat ini lidahnya terasa kelu, matanya berbinar seolah melihat sesuatu yang indah.

Melihat interaksi keduanya membuat ryle kesal, ia dapat melihat jelas aura cinta yang mengguar keluar dari tubuh aiden.

"Ayo kekelas" ryle menarik pelan tubuh ramping jane. Mereka bertiga berjalan beriringan dengan posisi jane yang berada ditengah mereka.

Tangan ryle yang hendak merangkul jane ditepis kasar oleh aiden.

"Sialan" geram ryle menatap tak terima tangannya diperlakukan seperti itu.

Jane yang sadar bahwa saat ini kedua lelaki itu tengah bertengkar dibalik pungungnya hanya bisa pasrah.

Melihat perpaduan yang begitu menakutkan sekaligus luar biasa itu membuat semua orang memusatkan pandangannya kearah mereka. Big 3 yang mereka tau tidak pernah terlihat akrab, namun kenapa sekarang mereka terlihat seperti memiliki hubungan yang sangatlah dekat?

"Jangan cari masalah sama mereka?"

Azura yang sedari tadi memperhatikan ketiganya harus terkejut ketika tiba tiba ada suara disampingnya.

"Ini peringatan dari aku" perempuan dengan name tag aurel itu berbicara kembali.

"Kenapa?" Dengan polosnya azura bertanya.

"Cuma orang tolol yang nanya alasan untuk engga cari masalah sama mereka"

Azura terdiam meneliti perempuan didepannya.

"Maksud aku kenapa kamu kasih tau aku? Bukannya kamu ada dipihak jane?"

Aurel hanya tertawa pelan mendengar pertanyaan azura, namun saat matanya tak sengaja bergulir bola matanya terbentur dengan tatapan tajam yang ia takuti.

"Justru karena aku ada di pihak jane, aku tau seberapa bahayanya dia jadi aku cuma kasih tau kamu aja "

Aurel segera pergi dari tempat azura, takut tindakannya dapat memicu kemarahan jane.

"Bahaya ya?" Atensi azura tertarik kembali pada punggung kecil yang terhimpit diantara dua lelaki.

Dalam benaknya dipenuhi tentang segala macam hal yang ia rencanakan, namun yang pasti mau seberapa bahayanya sosok itu ia tidak akan menyerah. Walaupun nantinya ia ketakutakan setengah mati, ia tidak akan mundur.

Saat murid lain sedang berbahagia menyantap makan siang mereka, berbeda dengan ketiga perempuan yang sedang dalam pembicaraan serius.

"Seperti yang udah kamu tau, azriel itu kembarannya aurel" bianca menatap kearah aurel yang hanya diam memasang wajah datar andalannya.

"Dia wakil organisasi gelap" lanjutnya menambahkan poin akhir dari sosok bernama azriel.

Woman Who Can KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang