Rintik hujan itu turun, membasuh debu-debu jalanan, asap kendaraan, serta mendatangkan kepiluan mendalam bagi Bulan.
Hujan tidak datang setiap saat. Itu mengapa kehadirannya mudah teringat. Seperti kenangan Bulan yang sudah lama terlewat. Sampai sekarang, ingatan itu tapi tetap lekat.
Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tetapi rasanya baru kemarin. Bolehkah Bulan meminta untuk mengulang hari kemarin?
Yang bisa ia lakukan hanya menatap potongan-potongan kenangan yang telah dikumpulkan. Satu kali saja, bisakah kemarin menjadi hari esok yang akan datang?
Bulan meratap, air matanya tidak keluar, hidupnya tetapi berjalan. Namun kala sepi menjalar, suara pikirannya menggelegar. Melebihi petir yang ia dengar.
Malam semakin larut, Bulan harus istirahat meski bulan yang lainnya telah menampakkan diri dari persembunyiannya.
Bulan mengambil ponsel, memutar musik pengantar tidur dan kenangan. Berharap bangun disambut memoriam yang menjadi kenyataan.
Bersamaan dengan tetes air hujan terakhir, mata Bulan tertutup. Yang mana dimulainya pertunjukkan baru atas memori masa lalu.
*****
1 Juli 2023
Shafnai17
KAMU SEDANG MEMBACA
idk, but I feel bad
Short StoryThis is not the story that can make you cry. But I hope it will validate our feelings.