1

2 2 1
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Adiba cepet siap-siap buat pergi ke pengajian" ucap sang ibunda (farida) yang sedang mempersiapkan makan malam

"isshh, males ah, mending gue nonton drakor, liat oppa-oppa yang ganteng dari pada pengajian denger ceramah yg di bawain sama Bapa tua yg suka teriak ,ngelarang, ga jelas" balas adiba sedikit keras dari dalam kamar

Farida hanya geleng-geleng mendengar penuturan anaknya.

Beberapa menit kemudian farida memutuskan menemui sang anak di dalam kamar.

"astagfirullah, kenapa belum siap-siap adiba? " tanya farida kesal

"adiba ga mau ikut, bosenin di sana, adiba mau tinggal di rumah aja " sahutnya dengan wajah murung

"ga boleh gitu adiba, kamu harus ikut, kamu harus banyak denger ceramah, jangan ngurung diri di dalam kamar terus dengan nonton yg ga bermanfaat" nasehat farida

"ga mau, adiba pokoknya tinggal di rumah aja" sahut adiba bersikeras

"kamu harus ikut adiba!, kalo ga ikut, wifi sama uang jajan kamu bunda batasin" ancam farida yg membuat adiba terdiam ,"bunda kasih waktu 10 menit, setelah itu langsung turun ke bawah"

Dengan wajah kesalnya adiba memakai jubah hitam yg sering kali ia kenakan.

Dirasa siap ia bergegas menjumpai bundanya

"bunda, adiba sudah selesai " ucap adiba menuruni tangga dengan wajah datar

"nah gitu dong, kan seneng juga liatnya" ucap farida tersenyum ,adiba hanya memutar bola matanya jengah karna tak rela ikut.

"tunggu bunda di mobil, setelah itu kita berangkat "

Saat berada di dalam mobil adiba sangat asyik dengan ponsel miliknya sampai satu pertanyaan terdengar di telinganya.

"adiba kamu tau ga, kenapa kamu wajib ikut ?" tanya sang ibunda

"ga" balasnya singkat

Farida tersenyum melihat tingkah laku anaknya yg sangat keras kepala

"andai kamu tau, pasti kamu berubah" ucap farida yg membuat bingung adiba, namun adiba tidak terlalu menghiraukan perkataan bundanya.

Sesampainya ditempat tujuan adiba dan bundanya memilih tempat terdepan agar bisa lebih leluasa melihat dan mendengar sang penceramah .

"kenapa sih pake di depan segala bun" sewot adiba yg tak menyukai ceramah

"biar kelihatan dan kamu bisa mendengar dengan jelas, adiba" balas farida

Dengan wajah kesalnya ia duduk dengan memainkan ponselnya kembali ,tanpa menghiraukan apapun yg terjadi di hadapannya

"adiba, letakkan ponsel kamu dan dengarkan apa yg disampaikan pak ustadz "tegur farida

Adiba hanya diam tak mengubris apa yg dikatakan bundanya farida.

Masih dengan posisi yg sama adiba sedikit pun tak menghiraukan apapun yg terjadi di hadapannya sekarang.

Sampai suara yg terdengar asing pun masuk kependengaran adiba yg membuatnya mencari cari siapa pemilik suara itu

Dan adiba pun terfokus pada seseorang yg sedang mengenakan gamis putih berjaskan hitam dengan peci hitam yg melekat di kepalanya.

"Sempurna.. " batin adiba tersenyum kagum

Dan ia sedikit heran, ia pikir seseorang yg selalu membawa ceramah adalah bapa bapa tua ,namun sekarang jauh berbeda dengan apa yg dihadapannya.

Beberapa menit berlalu adiba sedikitpun tidak mengalihkan penglihatannya dari seseorang yg sejak tadi berdiri memberikan nasehat serta motivasi di hadapannya.

Ia sangat terpukau dengan lelaki tersebut ,sedikit terlintas di pikiran adiba apakah orang tersebut sudah memiliki pacar atau istri,

Hingga farida menyadarkan adiba dari lamunan anehnya "adiba kamu dengarkan, kalau menyukai artis yg terlalu berlebihan nanti di akhirat akan di kumpulkan, kalau oppa oppa kamu itu masuk neraka kamu mau ikut ke neraka? " tanya farida

"iya adiba denger kok bun" jawab adiba datar

"kalau begitu, kamu ga usah lagi nonton korea atau oppa oppa gitu"

"yah ga bisa gitu dong bun, itu kan hak adiba suka nonton apa, lagian adiba juga ga terlalu suka banget, cuma untuk have fun aj bun" jelas adiba

"apasih yg kamu suka dari mereka yg kamu nonton itu, dosa tau ga adiba" tegas farida

"terserah bunda aja deh, adiba mau denger ceramah aja ga usah bahas itu di sini bun" balas adiba mengalihkan penglihatannya kembali, agar tak mendengar omelan bundanya lagi

"adiba adiba... Masih labil kamu" batin farida yg sangat khawatir dengan anaknya.

Tak terasa pengajian selesai, semua orang bergegas berdiri ingin mengambil berkah ustadz tersebut dengan cara bersalaman

Namun disisi lain adiba kesulitan untuk berdiri dan menjauh dari kerumunan orang orang yg menghalanginya

Adiba pasrah ia mulai berdiri dan berjalan dengan ucapan permisih agar dapat menjauh dari kerumunan orang orang tersebut , namun di lain sisi seseorang memperhatikan gerak geriknya yg membuat orang tersebut tersenyum tipis.

~~~

Sesampainya adiba dikamar yg sangat ia rindukan

" akhirnya gue bisa rebahan, setelah lama berdiam diri dengan cara duduk yg bikin bokong gue pegel semua, kek remaja jompo aja gue, uuhh" monolog adiba sambil meregangkan otot otot tubuhnya di kasur beralaskan doraemon kesukaannya

"dipikir pikir cowo tadi, eh maksudnya ustadz tadi bisa juga ya, sudah pintar agamanya, akhlaknya baik, ganteng lagi, idaman banget deh, cocok ga ya dia sama gue? " monolog adiba yg mulai berkhayal tipe idamannya , namun tak terasa suara dengkuran memenuhi ruangan itu, adiba tertidur pulas.

Alhamdulillah selesai juga chapter pertama walaupun agak aneh semoga kalian suka, dan yg membaca semoga bisa mengambil yg baiknya aja








hijrahku karna"NYA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang