"Penumpang yang terhormat, mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Saat ini terjadi kerusakan di Astral Express dan kita terpaksa mendarat di planet terdekat dalam jalur dan memerlukan waktu untuk melakukan warp lagi."
"Para penumpang dipersilakan untuk berjalan-jalan di sekitaran planet atau menetap di Astral Express sampai perbaikan ini selesai. Terima kasih."
Saat sedang membaca buku di kamar Dan Heng--atau tepatnya, di ruang arsip, gadis itu mendengar suara sang kondektur, Pom Pom, yang disiarkan melalui speaker dalam kereta itu. Dia tak begitu mempedulikannya, lalu memilih untuk terus melanjutkan buku yang ia baca.
Tak lama setelah itu, sang gadis mendengar suara pintu ruangan yang terbuka, dan menampakkan sosok sang laki-laki muda yang biasanya menetap di ruangan arsip.
"(Name), kau sudah dengar informasi dari Pom Pom tadi?" Tanpa basa-basi, Dan Heng segera berjalan menghampiri gadis itu.
Gadis itu bernama (Name). Ia pun segera menutup buku yang dia baca, lalu sepasang netranya memandang lekat-lekat netra hijau milik Dan Heng. Kamu menghela napas berat. "Iya, aku sudah dengar kok."
"Jadi, sekarang kita punya sedikit waktu luang sebelum mendarat di planet yang kita tuju, ya." (Name) bergumam pelan, ia lantas beranjak berdiri untuk meletakkan kembali buku pada tempat yang seharusnya. "Kamu tahu tidak planet yang kita datangi itu planet apa?"
"Kalau tidak salah, namanya planet SDV-1753." Dan Heng melipat kedua tangannya di depan dada. "Seingatku ini adalah planet mati yang sudah tidak dihuni manusia lagi."
"Iyakah? Lalu penghuninya apa?"
"Entah? Mungkin hewan liar dan monster-monster yang tercipta karena fragmentum." Laki-laki itu menjawab dengan ragu, sebab ia sendiri tidak yakin atas kenyataannya. "Sebelumnya, SDV-1753 adalah planet yang damai ... sayangnya, stellaron muncul dan menghancurkan planet yang damai ini."
"Ah. Kalau begitu, bukankah sebaiknya kita menyegel stellaron yang ada di sini?" tanya (Name) sambil memandang Dan Heng lagi. "Walau tidak ada penghuninya. Siapa tahu setelah stellaron di sini tersegel, nanti tiba-tiba akan muncul kehidupan dan peradaban baru."
"Kau harus tahu, stellaron di sini memang sudah tidak ada, kok."
"Oh ya? Siapa yang menyegelnya? Tuan Welt, kah?"
"... Stellaron Hunter selangkah lebih cepat dari kita. Menurut data, salah satu anggotanya sudah mengambil stellaron ini sekitar empat hari yang lalu."
Tatapan penuh antusiasme milik (Name) berubah jadi tatapan kesal--sering sekali Stellaron Hunter keparat itu mendahului langkah mereka, bahkan kali ini mereka hanya terlambat beberapa hari saja. "Mereka gesit sekali seperti belut."
"Belut itu licin bukan gesit, (Name) ...."
"Ah, sama sajalah. Toh mereka juga sering kabur dan licin sekali seperti ular, 'kan?" (Name) tertawa kecil, ia kemudian berjalan ke arah pintu, melewati Dan Heng begitu saja.
Dan Heng menarik lengan kanan (Name) sembari bertanya, "Hei, kau mau ke mana?"
"Kayaknya aku mau turun sebentar, deh. Aku bosan di dalam Express terus." Sang gadis memutar bola matanya dengan malas. "Soalnya di Jarilo-VI, aku tidak ikut turun, 'kan. Bosan sekali rasanya."
"Bahaya kalau turun sendirian," ujar Dan Heng pelan.
(Name) tampak tertegun sejenak. Sekian lamanya ia kenal dengan Dan Heng, ia sudah tahu bahwa rekan terdekatnya itu sering memberikan kode--entah pada orang lain, tapi setidaknya ia selalu begitu pada (Name). (Name) sudah tahu; bahwasannya Dan Heng ingin diajak olehnya.
"Kalau sebegitu bahayanya, bagaimana kalau kamu temani aku turun ke sana?" ajak (Name) dengan senyuman lebar yang terpampang di wajah rupawannya.
Kalimat itu sudah Dan Heng tunggu-tunggu sejak tadi. Tanpa ragu-ragu, ia segera mengangguk dan tersenyum tipis pada gadis itu. "Baik. Aku akan menemanimu."
***
"Stelle, ke mana yang lain?" Kala tiba di gerbong utama Astral Express, (Name) hanya melihat sang gadis berambut abu-abu--kru yang baru saja bergabung setelah insiden di Herta's Space Station.
Gadis berambut abu-abu itu beradu pandang dengan (Name). Ia menjawab, "Tuan Yang sedang mengecek bagian mesinnya, dan nona Himeko bersama Pom Pom mengecek sistemnya."
"Kalau March 7th?" tanya Dan Heng.
"Tadi dia bilang sih mau istirahat di kamarnya."
(Name) mengangguk-angguk paham. Tadinya ia ingin bilang pada Himeko atau Welt--selaku sosok yang paling ditetuakan--menurutnya, kalau ia dan Dan Heng ingin turun sejenak. Namun, hanya ada Stelle di sini.
"Kalau begitu, boleh tolong sampaikan pada mereka kalau aku dan (Name) mau turun sebentar?" Sebelum (Name) berkata-kata, Dan Heng terlebih dahulu mengatakannya pada Stelle. "Tidak lama, kok. Kami ingin lihat-lihat saja."
"Baiklah, akan kusampaikan pada mereka nanti, ya." Tanpa banyak pertanyaan, Stelle menyanggupi dan menyunggikan senyum tipis pada keduanya.
"Oh ya, kamu mau ikut tidak, Stelle?" tawar (Name).
Ia menggeleng pelan. "Tidak perlu. Kalian saja yang pergi."
(Name) tidak heran. Mungkin saja gadis itu kelelahan--toh, saat di Belobog, Stelle mengambil peran paling penting untuk melawan Guardian Supreme yang telah dikendalikan oleh stellaron. Gadis itu pun mengangguk. "Baiklah, kami pergi dulu, ya."
"Hati-hati di jalan, (Name), Dan Heng."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Camping « Dan Heng x Reader » (Honkai Star Rail)
Fanfic"Demi Aeon, Dan Heng! Bagaimana bisa Astral Express meninggalkan kita berdua planet antah berantah ini--?!" Sungguh malang sekali nasib mereka berdua. Maksud hati turun dari kereta sebentar untuk menghirup udara segar, pada menit berikutnya Dan Heng...