° Two °

1.1K 145 8
                                    

Ketika sudah menjejakkan kaki di planet SDV-1753, dua kru Astral Express itu bisa melihat hutan yang membentang begitu luas, begitu dalam dan seperti tanpa ujung. Di sebelah kanan mereka, hanya ada reruntuhan dan puing-puing seperti sisa pemukiman warga--tetapi cukup jauh. Kebanyakan yang ada di dekat mereka hanyalah hutan sepanjang mata memandang.

(Name) memindai area sekitar, ia sudah mengira kalau planet itu didominasi oleh hutan yang lebat, tetapi tak ia sangka--hutannya sebesar itu. Pohon-pohon yang kokoh dan daun yang lebat membuat area sana terlihat gelap, lantaran cahaya langit tidak bisa menembus masuk di sela-sela daunnya.

"Sayang sekali. Padahal, planet ini bagus dan cukup nyaman untuk ditempati," komentar (Name) seraya maju beberapa langkah ke depan. Ia kembali menoleh ke arah Dan Heng. "Stellaron itu benar-benar jahat, ya. Planet yang sebegini bagusnya bisa hancur."

"Betul ... makanya, itulah tugas kita sebagai kru Astral Express, untuk membantu planet yang belum terlalu parah terkena dampak stellaron, supaya mereka tidak hancur seperti ini."

Benar. Sesuai perkataan Dan Heng, Astral Express ada untuk menyelesaikan masalah terkait stellaron. Jujur saja, planet tempat (Name) berasal adalah sebuah planet yang sangat indah, tetapi hancur karena stellaron hanya dalam semalam. Kebetulan, Astral Express datang dan menemukan (Name) sebagai satu-satunya eksistensi yang bisa diselamatkan, maka Himeko dengan senang hati menyambut (Name) untuk bergabung dengan mereka.

(Name) adalah gadis yang tangguh. Hanya bermodalkan senapan dan pedang, ia berhasil melarikan diri dari pemukimannya yang sudah terkorosi oleh stellaron, melawan tiap-tiap musuh yang hendak menghabisinya. Hingga pada akhirnya, ia menjadi satu-satunya yang bertahan. Semua terjadi begitu cepat, sampai-sampai ia sendiri tidak percaya.

Pada awalnya pun, ia membenci Astral Express. Mengapa mereka terlambat datang? Padahal, mereka berkata mereka akan menolong planet yang dihinggapi stellaron. Planetnya sudah 'mati' dan (Name) menjadikan mereka sebagai alasan atas kehancurannya--meski ia sendiri tahu, mereka tidak bersalah.

Namun, pelan-pelan (Name) menerima keadaan, dan menjadi anggota Astral Express seutuhnya dengan tekad mencegah ada planet yang akan berakhir seperti planetnya.

"Dan Heng, kamu mau melihat ke reruntuhan pemukiman tidak?" tanya (Name) pada sang rekan. "Kayaknya, aku mau lihat sebentar ke sana, sih."

"Boleh saja. Ayo, akan aku temani kau ke sana."

(Name) tersenyum kecil. Ia tahu Dan Heng adalah laki-laki yang baik, meski terkadang penampilannya terlihat seram dan sifatnya dingin. Dalam hatinya, ia adalah sosok yang hangat, tetapi enggan mengekspresikannya. "Oke. Ayo kita jalan ke sana~"

***

Dan Heng berlari dengan tergesa-gesa, dengan tangan (Name) yang ia genggam sekuat tenaga. Ada begitu banyak monster dari fragmentum ada di sana. Awalnya, mereka berdua melawan satu persatu, tetapi, lama kelamaan jumlah mereka semakin bertambah.

Area perumahan sudah tidak aman, maka (Name) ditarik paksa oleh Dan Heng untuk pergi ke lokasi yang aman.

"Hahh ... hah ... nyaris saja, (Name)." Dan Heng mengelap pelipisnya yang berkeringat. Monster yang mereka temui tidaklah sulit dilawan, tetapi mereka kalah dari segi jumlah. "Kau sudah puas jalan-jalannya, (Name)? Kalau sudah, ayo kita kembali."

"Sudah puas. Melawan monster tadi cukup untuk mengurangi kebosananku, kok." Sang gadis tersenyum senang, sudah lama ia tidak meregangkan otot-ototnya seperti tadi. "Baiklah. Mari kembali ke Express."

Keduanya pun melangkah guna kembali ke tempat awal mereka tiba.

***

"Kayaknya aku melupakan sesuatu, deh ....?" Stelle bergumam pelan ketika memainkan ponselnya di sofa gerbong utama Astral Express.

March menghampiri gadis berambut abu-abu itu, lalu mengernyit keheranan. "Kenapa, Stelle?"

Kereta Astral Express sudah berangkat menuju destinasi selanjutnya, untungnya kondektur Pom Pom dan Himeko berhasil menemukan kerusakan dan segera memperbaikinya.

Stelle melihat ke arah jendela, memandang langit gelap yang ditaburi bintang. Seketika, netra emasnya terbelalak kala ia mengingat satu fakta;

"Dan Heng dan (Name) ketinggalan di planet tadi!"

bahwasannya, ia lupa mengabari Dan Heng dan (Name) untuk kembali dan Himeko serta Welt tidak mengetahui ini.

Dan Heng dan (Name). Keduanya masih berada di planet SDV-1753.

***

Camping « Dan Heng x Reader » (Honkai Star Rail)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang