IRREPLACEABLE [YEONGYU]

02

Happy reading!

~

Hari ini adalah pagi yang sangat cerah sebelum memulai aktivitas baru setelah makan malam hangat yang perlahan meleburkan perasaan mati yang ada di dalam hatinya. Pagi kali ini sangat berbeda dengan pagi yang ia rasakan sebelumnya. Kali ini, langkahnya jauh lebih ringan untuk menapaki setiap pijakan yang ia lewati setelah mempersiapkan dirinya untuk kembali mengurus perusahaan dalam balutan baju formal seperti Ayahnya. Bedanya, kali ini Yeonjun adalah orang yang turun lebih cepat dari keluarga lainnya setelah Ibunya. Karena sang Ibu memiliki kewajiban untuk membuatkan sarapan pagi untuk suami dan anaknya sebelum berangkat ke kantor.

"Selamat pagi Ibu" Sapa Yeonjun kemudian memeluk Ibunya dari belakang yang masih menyiapkan sarapan pagi.

"Selamat pagi sayang, Ibu senang melihatmu pertama yang turun sebelum Ayahmu" Ujar sang Ibu yang kini berbalik dan memperbaiki dasi yang sedikit berantakan di leher Yeonjun.

"Aku hanya terlalu bersemangat Bu"

"Tidak masalah, Ibu senang untuk itu", "Pergilah ke meja makan Yeonjun, Ibu akan menyiapkan sarapan pagimu" Yeonjun tersenyum dan menggelengkan kepalanya, 

"Jangan terlalu terburu-buru Ibu, aku akan menunggu Ayah untuk ikut sarapan bersama"

"Benarkah sayang? Apa Ibu tidak salah dengar?" Kata sang Ibu dengan ekspresinya yang riang karena anaknya bisa berkumpul bersamanya untuk sekedar sarapan pagi. Yeonjun bisa dikatakan adalah orang yang sibuk di pagi hari. 

"Kau tidak salah Bu, aku bersungguh-sungguh akan berada di sini menunggu yang lainnya untuk sarapan. Ibu bisa kembali menyiapkan sarapannya"

"Baiklah sayang, panggil Ibu jika kamu mendapatkan panggilan darurat. Aku akan segera menyiapkan sarapanmu"

"Baik Bu" 

"Selamat pagi putraku" Sapa sang ayah yang kini terlihat berjalan menuju meja makan.

"Selamat pagi juga Ayah" Jawab Yeonjun berbalik ke arah suara datang sambil tersenyum.

"Baiklah jadi karena semuanya berkumpul di sini, Ibu sudah menyiapkan Pancake spesial kesukaan kalian semua" Ibunya datang membawa nampan dengan Pancake lezat di atasnya. Membuat mereka yang menunggu menegak air liurnya dengan tidak sabaran menunggu untuk mencicipinya.

Yeonjun tersenyum dan mengambil bagiannya sendiri sebelum menyantapnya dengan lahap. Pagi ini juga adalah hal yang benar-benar baru dia rasakan setelah sekian lama. Seharusnya Yeonjun bisa melupakan rasa sakit yang tertanam di hatinya dengan begitu dia dapat menikmati kehangatan keluarga ini setiap harinya. Masuk dan bekerja di kantor dengan rajin, tidak lagi pulang terlalu larut, makan bersama keluarga dan hal-hal menyenangkan lainnya. Betapa bersyukurnya Yeonjun memiliki keluarga yang selalu memberikan dukungan dan sandaran ketika dia membutuhkannya, tetapi terkadang dia lupa bahwa keluarganya juga membutuhkan Yeonjun sebagai pelengkap ketika dia jarang muncul seperti ini.

Yeonjun mulai melamun, kembali memikirkan ke rencana yang ada di kepalanya akhir-akhir ini. Sejujurnya ini masih rencana sementara, ia belum memberi tahu keluarganya tentang rencananya, takut akan rasa penolakan yang diberikan. Menurutnya, bersama dengan kedua orang tuanya sudah lebih dari cukup. Masakan Ibunya juga membuat Yeonjun selalu mendambakan makanan rumahan yang membuatnya rindu rumah setiap saat. Begitu juga kehangatan dari sang Ayah hadir ketika ia membutuhkan. Itu sudah lebih dari cukup untuk mengatasi kesepian di hatinya. Setidaknya untuk sekarang Yeonjun mulai memperhatikan hal-hal kecil yang belum pernah dia perhatikan sebelumnya.

Yeonjun kembali ke pikirannya tadi malam. Entah kenapa, dia merasa keputusan ini sangat labil. Saat mandi kemarin, terpikir olehnya untuk menyuruh tubuhnya istirahat sebentar. Seperti pergi berlibur ke tempat manapun yang dia inginkan. Yeonjun ingin menetap di luar negeri sementara waktu untuk menghibur hatinya yang kesepian.