Di ruang laboratorium terlihat seorang lelaki berpakaian serba putih dengan kacamata tebal. Rambutnya tampak acak-acakan. Sepertinya ada masalah dengan formula yang sudah dia teliti selama 6 bulan terakhir itu.
"Ah, bagaimana bisa, warnanya berubah menjadi pink, setahuku sesuai dengan petunjuk buku formula akan berubah menjadi hijau saat seluruh bahan tercampur sempurna."
Dia tampak frustasi, dia tarik rambutnya berkali-kali.
"Ada apa profesor? Tampaknya ada masalah?" Seorang pemuda berpakaian putih-putih dan kacamata transparan itu mendekati.
"Coba kau cek bahan-bahan ramuan dan caranya di buku itu, lalu kau cocokan dengan daftar yang kubuat. Apa ada yang terlewat prosesnya?"
"Baik, aku kerjakan."
Leo, asisten Profesor Hyunsik itu tampak serius mengecek bahan juga proses tahapan pengerjaan yang sudah dilalui Profesor Hyunsik.
"Aku tinggal ngopi dulu, ya, kepalaku rasanya ingin pecah!"
"Iya, istirahat dulu saja, biar aku dan Sing yang akan mengeceknya."
"Omong-omong, ke mana anak itu? Aku belum melihatnya sejak tadi?"
"Oh, dia sedang membuat ramuan."
"Ah, kukira sedang gangguin cowok-cowok manis."
"Ah, kalo itu masih juga. Tetapi saat ini dia sedang sibuk membuat ramuan pembesar pe*** katanya, ramuannya sudah tahap uji coba, makanya sibuk sekali."
"Aish, anak itu! Apa tidak ada ramuan lain yang dia ciptakan yang lebih berfaedah?"
"Tetapi menurutku, itu jauh lebih berfaedah, asal kau tahu saja, Prof, kemarin dia buat formula penghilang bulu."
"Hah! Bagus downg itu, banyak orang yang ingin menghilangkan bulu."
"Ya, memang, tetapi formula itu tidak berfungsi untuk manusia."
"Lalu?"
"Kucing anggora berbulu panjang kesayangan Beomsoo tiba-tiba saja menjadi botak. Dan hingga saat ini Sing menjadi buronan Wain. Beomsoo mengadukan hal itu kepadanya---"
"Jangan lanjutkan, aku sudah tahu endingnya."
"Begitulah, Prof."
Di ruangan lain, Sing tengah bahagia, ramuannya telah berubah menjadi pink, berdasarkan dari kitab buku petunjuk sebelumnya. Harusnya karyanya kali ini adalah penyempurnaan dari karya yang sudah ada. Di tengah kesenangannya dia berpikir.
Siapa yang akan mencoba ramuan ini untuk membuktikan jika formulanya berhasil?
Tak berpikir lama, dia masukkan ramuan miliknya ke dalam botol kaca. Dan pergi menemui Leo.
.
.
.Pintu ruangan laboratorium utama terbuka menampilkan Leo yang tengah serius bekerja. Sing menghampirinya dengan hati-hati.
"Leo, apa kau masih sibuk?"
"Ada apa? Aku masih mengecek tugas yang profesor berikan."
"Pulang dari sini, ayok, kita minum-minum."
"Baiklah! Tunggu di sana! Aku akan selesaikan ini sebentar lagi."
Sing mengikuti perintah Leo dan duduk di sofa empuk yang berada di sudut ruangan. Memperhatikan sekitar, matanya tertuju kepada satu botol di atas meja kerja profesor.
Botol yang sama dan warna yang sangat mirip. Sing mengeluarkan botol miliknya menyamakannya dengan menempelkan kedua botol itu.
Tiba-tiba saja Leo berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Baby & The Cutest Nanny
FanfictionZayyan terpaksa berhenti kuliah karena keterbatasan biaya. Dan demi bertahan hidup, Zayyan akhirnya menerima pekerjaan sebagai pengasuh bayi kembar anak dari seorang profesor yang mengajar di kampusnya. Awalnya pekerjaan itu begitu menyenangkan, sam...