Zayyan tengah membuat susu, tetapi sepertinya bocah kembar itu tidak bisa menunggu, Leo bahkan berjalan dengan susah payah menyusul Zayy di dapur.
"Tunggu sebentar, kalian tunggu di kamar kalian dulu ya, aku segera datang."
Seolah mengerti, bocah itu putar haluan berjalan beberapa langkah jatuh dan merangkang menuju ruangan yang di maksud.
Sampainya di sana ada Sing yang sepertinya sudah tidak memiliki daya dan upaya, dia tengah tiduran di atas kursi bayinya sambil menatap langit-langit hampa.
Leo menghampirinya dan tanpa diduga dia ikut menaiki kursi santai bayi itu. Kini mereka berdua berebutan untuk menaikinya.
Sebenernya Hyunsik membeli 2, tetapi entah bagaimana dia malah memilih warna pink untuk satunya. Jelas kedua balita itu tidak menyukainya. Alhasil setiap hari mereka akan bertengkar memperebutkan kursi bayi tersebut.
Keributan tak dapat dihindari. Beruntung Zayyan segera datang dengan dua botol susu di tangannya.
Spontan dia menggendong Leo yang masih berusaha merebut wilayah Sing itu.
"Leo, sini Hyung gendong saja ya, sambil minum susunya." Mengangkat tubuh Leo dan memeluknya. Sembari menyerahkan botol susu ke Sing yang saat ini wajahnya berubah merah padam.
Seakan tengah mengolok Sing, Leo yang saat ini berada di gendongan dengan sengaja menguburkan wajahnya di dada Zayy. Membuat Zayy menahan tawa karena merasakan geli.
Menjauhkan Leo dari dadanya. Dia dengan lembut berkata, "Leo, ini susumu, bukan di sana. Tidak akan keluar jika kau mengisap putingku." Zayyan tertawa sendiri karena berpikir Leo mengira dia memiliki payudara seperti seorang wanita yang tengah menyusui.
Tiba-tiba saja botol susu Sing melayang, beruntung mendarat di karpet bulu tebal.
"Astaga Sing! Apa yang kau lakukan! Kamu tidak ingin susu?"
Melihat wajah Sing yang tampak tak senang. Pada akhirnya Zayyan mengangkat kedua balita itu memindahkan ke karpet bulu yang berada di kamar dan tidur bersama dengan mereka berdua.
"Kalian habiskan susu dulu, biarkan aku merebahkan tubuh. Pinggangku bisa encok jika kalian selalu meminta gendong bersamaan."
Jika dipikir-pikir sepertinya Zayy mulai menyadari jika bocah dua itu kini semakin berat dan mencurigakan tingkah lakunya.
Dia sempat bertanya-tanya saat kejadian beberapa waktu tadi. Sing yang awalnya sedang menonton film kartun di tab milik Hyunsik itu, tiba-tiba saja terlihat sedang membuka aplikasi pesan. Seolah-olah ingin mencoba menghubungi seseorang.
Zayy yang kebetulan melintas membuat Sing kaget. Dan segera menyembunyikannya.
Karena lelah memikirkan berbagai kejanggalan yang terjadi, Zayy akhirnya tertidur bersama mereka, dia terbangun saat merasakan perasaan geli dan basah di dadanya.
Betapa terkejutnya dia saat mendapati Leo berada di dalam pakaiannya. Sepertinya susunya telah habis, dan dia mencari-cari sumber susu lainnya.
"Leo, apa yang kamu lakukan?" Sembari Zayy menjauhkan bayi itu darinya.
Mendapati Leo dalam keadaan mata tertutup sepertinya dia tidak sadar. Zayy memindahkan tubuh mungil itu ke sebelah Sing yang telah pulas, lalu dia bangun meninggalkan kedua bayi yang sedang tidur siang itu. Saatnya Zayyan me time.
Setelah kepergian Zayyan, Sing membuka matanya kembali. Dia menendang Leo yang saat ini berpura-pura tidur.
Seolah tengah berdebat, kedua bayi itu bicara menggunakan bahasa planet yang hanya mereka yang paham dan jika di artikan seperti ini.
"Apa yang kau lakukan tadi, Leo!"
"Apa? Aku tidak melakukan apa-apa?"
"Kau tadi dengan sengaja kan menghisap puting Hyung?"
"Ah, itu ...."
Belum sempat Leo menjawab dua gigi Sing sudah mendarat di tangan Leo. Tak mau diam, Leo membalas menjambak rambut Sing. Pertarungan sengit pun terjadi.
Zayyan yang saat ini sedang membuka aplikasi shopping tidak menyadari suara-suara mencurigakan dari kamar bayi itu.
. . . .
Saatnya mandi sore, Zayyan mempersiapkan air hangat di bathtub, setelah di rasa siap, dia menuju kamar dan menggendong kedua balita itu yang sebenarnya sudah bangun, namun masih bermalas-malasan di kasurnya, menuju kamar mandi.
Melepaskan pakaian mereka masing-masing. Tiba-tiba saja Zayyan merasa wajah mereka menjadi memerah.
"Apa kalian deman? Kenapa wajah kalian memerah?" Sembari mengecek suhu di dahi balita tersebut.
"Hyung, sungguh tak adil, Hyung sudah melihat tubuh telanjang kami berdua." Sing protes dalam hati.
"Apa jangan-jangan kalian malu? Kalian sungguh lucu, lihatlah pantat montok dan kenyal ini. Sungguh menggemaskan."
"Hyung, ini pelecehan seksual!" Leo hanya bisa berkata dalam hatinya. Saat Zayy meremas bokongnya.
Kedua bayi itu mandi dengan bahagia. Bermain air, hingga Zayyan berdiri berniat ingin mengambil handuk. Tiba-tiba saja Sing memutar keran dan Leo mengarahkan selang ke tubuh Zayyan. Zayyan yang tak siap terkejut dan berusaha mengambil selang dan mematikannya.
"Kalian tidak boleh melakukan itu, lihat bajuku jadi basah."
Kaos putih yang Zayyan kenakan lepek, menempel ditubuh rampingnya, memperlihatkan lekuk tubuh dan juga nipple pink yang tercetak sempurna itu.
Kedua balita itu terdiam menyaksikan pemandangan indah di hadapannya. Sampai adegan berikutnya membuat jantung mereka akan copot.
Zayyan tampak menyeka air di wajahnya menggunakan kaosnya, mengangkat kaosnya hingga dada, memperlihatkan perut ramping dan puting berwarna pink yang masih tertidur malu-malu.
"Sepertinya aku sekalian mandi saja bersama kalian." Kaos basah itu telah Zayyan lepas di bawah tatapan kedua balita palsu itu yang bergeming. Diam dengan mulut menganga. Bahkan tanpa sadar air liur Sing sudah menetes di ujung bibirnya.
Saat hendak membuka celananya, suara bel berbunyi. "Ah, sepertinya Hyunsik Hyung pulang cepat hari ini." Zayy mengurungkan niatnya dan menggunakan handuk menutupi tubuhnya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua yang terlihat tengah kecewa berat.
Bersambung.
24/5/24
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Baby & The Cutest Nanny
FanficZayyan terpaksa berhenti kuliah karena keterbatasan biaya. Dan demi bertahan hidup, Zayyan akhirnya menerima pekerjaan sebagai pengasuh bayi kembar anak dari seorang profesor yang mengajar di kampusnya. Awalnya pekerjaan itu begitu menyenangkan, sam...