1. Kazuha

224 27 0
                                    

Sedihnya Sunghoon bukan hanya sampai di kafetaria. Di halte juga Sunghoon tertampar kenyataan.

"Hai, Kazuha." Sapa Sunghoon melihat gadis impiannya belum memasangkan headphone.

"Hai..."

"Oh, itu, gue, yang tadi di kafetaria."

"Ah, iya..."

Jelas sudah, Kazuha tidak ingat Sunghoon. Air mukanya bahkan tidak menyembunyikan bahwa ia lupa dengan insiden Sunghoon menabraknya.

"S-Sunghoon. Nama gue Sunghoon." Ucap Sunghoon menyodorkan tangannya.

Kazuha menerima dan menjabat tangan Sunghoon, "Kamu udah tau nama saya, iya, saya Kazuha."

"Oh, hm, gue kenal lo tahun lalu. Kita sekelas."

"Hmm, saya pernah lihat kamu di kelas, kayaknya."

Pernah??? Kayaknya??? Tentunya! Kazuha dulu sering membukakan pintu untuk Sunghoon yang telat masuk! Bagaimana Kazuha bisa lupa?

Situasi menjadi canggung dan Kazuha tersenyum singkat pada Sunghoon sebelum memakai headphonenya.

Sunghoon.... rasanya ingin pingsan saja.

Kazuha... tidak pernah sadar akan kehadirannya? Meski selama 10 bulan mereka berada di dalam kelas yang sama?



































Kazuha berdiri di dekat Sunghoon selama perjalanan. Ketika halte dekat rumahnya sudah dekat, Sunghoon menyenggol lengan Kazuha dengan kelingkingnya.

"Gue turun di sini, ya, Kazuha..."

"Oh, iya, hati-hati, Sunghoon." Ucap Kazuha dengan senyum tersungging tulus sampai Sunghoon turun dari bus dan tidak lagi bisa ia lihat.

Sunghoon menendang genangan air di dekat kakinya.

Apa-apaan hari ini?! Kazuha tidak menyadari keberadaannya? Mereka berdua sangat canggung? Kazuha bahkan... entahlah. Sunghoon hanya ingin pulang, lalu mandi dan tidur.





























Seturunnya Sunghoon, Kazuha mengingat-ingat nama pemuda itu dengan berkali-kali menyebutkannya.

Sunghoon, nama yang bagus.

Kazuha jadi penasaran, apakah benar ia sekelas dengan Sunghoon tahun lalu? Maka sesampainya di rumah, Kazuha langsung membuka album foto yang ia simpan, bukti bahwa masa mudanya masih menyenangkan. Karena ia sudah berjanji kepada seseorang, untuk menunjukkan betapa bahagianya dia.

Benar saja, pemuda berkulit pucat dan alis tebal itu berdiri di belakangnya saat karya wisata sekolah.

Kazuha tersenyum, ia mengingat-ingat apa yang terjadi saat karya wisata. Sampai hari terakhir di kelas itu, ia hanya punya satu teman, teman sebangkunya. Namanya Sohyun. Gadis itu jarang masuk dan terlihat sibuk sejak hari pertama. Nakyoung, gadis yang duduk di seberang Sohyun mengatakan bahwa Sohyun adalah seorang artis juga produser. Kazuha merasa tersanjung bisa duduk dengan orang yang keren seperti Sohyun.

Tidak hanya senyum, air mata Kazuha juga turun...

Karya wisata itu tidak murah untuknya yang tidak lagi bisa mengandalkan uang pensiunan peninggalan orang tuanya. Kazuha bekerja selama satu semester dan nyaris mengorbankan nilainya demi karya wisata itu.

Namun Kazuha senang. Kazuha memotret banyak foto dengan Sohyun, juga anak-anak perempuan lainnya.

Kazuha sudah berjanji akan hidup bahagia kepada seseorang.

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang