Kazuha sudah tinggal sendiri sejak ia berada di tahun kedua sekolah menengah pertama.
Keputusan nekat itu ia ambil karena tidak tahan tinggal bersama tantenya yang selalu berusaha mengambil jatah bulanan Kazuha dari pensiunan kedua orang tuanya.
Kazuha bersyukur bertemu orang seperti tetangganya di lantai pertama, si pemilik rumah, Yuta namanya.
Cara ia bertemu Yuta juga sedikit unik. Pemuda yang terpaut lebih tua dasawarsa darinya itu datang ke rumah tantenya dan mengajaknya berbicara. Kazuha tidak kenal siapa Yuta, sama sekali.
Namun entah kenapa Kazuha tidak punya firasat buruk menerima ajakan Yuta untuk berbicara.
Yuta menunjukkan sebuah foto dan mengajak Kazuha untuk pindah ke rumahnya—meski tepatnya Kazuha menyewa bagian paling atas rumah Yuta—dan langsung disetujui Kazuha.
Begitu saja, Kazuha mempercayai Yuta dengan sepenuh hatinya.
Keesokan harinya Kazuha memandang Yuta yang menyetir mobil pikap untuk memindahkan barang-barangnya dengan tatapan berseri, pria itu bak ksatria berkuda putih di hidup Kazuha.
Pria itu juga yang mengagetkan Kazuha setelah mengantar Sunghoon sampai gerbang.
Yuta menyilangkan tangannya di depan dada dan menyenderkan tubuhnya di pintu rumahnya, dari salah satu jarinya terlihat sebatang rokok yang masih menyala. Padahal Yuta melarang pada Kazuha merokok di rumah, padahal Kazuha bukan perokok dan tidak pernah menyentuh rokok.
Kazuha memegang dadanya yang berdetak kencang, "Astaga... teman saya, Bang." Jelas Kazuha.
"Teman apa teman?" Tanya Yuta lagi.
Kazuha menunjukkan jari tunjuk dan tengahnya secara bersamaan, membuat logo peace, "Serius, Bang."
"Hati-hati kalau bawa cowok ke rumah, gak semua cowok baik. Oke?" Lanjut Yuta kemudian mengibaskan tangannya di udara, "Ya, sudah, istirahat sana. Sudah malam." Sambungnya sambil berbalik dan menutup pintu.
Meski jarang menunjukkan ekspresinya, Kazuha yakin bahwa Yuta sangat peduli kepadanya.
Sejak ia tinggal di rumah Yuta, meski wali Kazuha yang diakui secara hukum adalah tantenya, selalu Yuta yang mengambil rapot Kazuha.
Kazuha menyesali aturan payah sekolahnya, yang membuatnya tidak bisa mengambil rapotnya sendiri.
Yuta juga mengajaknya makan setahun empat kali : setelah bagi rapot semester satu, ulang tahun Kazuha, ulang tahunnya dan bagi rapot semester dua.
Kazuha juga yakin, Yuta tidak punya teman. Makanya ia mengundang Kazuha untuk makan bersama setiap tahun.
Kazuha sendiri sebenarnya penasaran dengan pekerjaan Yuta. Pemuda itu terlihat jarang meninggalkan rumahnya, namun mampu membeli barang-barang bagus untuk dirinya pakai dan memberikan Kazuha hadiah. Yuta juga punya mobil dan sepeda motor.
Kalau boleh jujur, Kazuha lebih menganggap Yuta sebagai saudaranya dibandingkan tantenya.
Beberapa tahun lalu, Yuta-lah yang membawa dan menunggu Kazuha saat gadis itu terkena tipes akibat terlalu berlebihan menyiapkan ujian. Yuta juga memantau apa saja yang Kazuha makan selama sebulan setelahnya.
Kazuha ingin membalas jasa-jasa Yuta suatu saat nanti.
sungho_on
hai kazuha maaf ngechat malam" aku mau nanyaaaa
kamu anak ke berapa?Kazuha lagi-lagi terkejut, kali ini karena mendengar notifikasi ponselnya sendiri.
Oh, iya. Kenapa nanya, Sunghoon? Ada apa?
gapapa aku lagi baca ramalann
Ramalan apa?
heheheh rahasia
jadi kamu anak keberapa?Terakhir. Kenapa, Sunghoon?
wow pas banget
katanya anak pertama jodohnya anak terakhir wkwkkwkwkwkwkw
byee see you hari seninKazuha terkekeh. Ramalan macam apa yang Sunghoon baca.
Kazuha boleh terkekeh, tidak dengan Sunghoon. Ekspresi tertawa yang ia kirim lewat pesan tidak menggambarkan kondisi dirinya yang sedang mengangga lebar sambil memegang kepala.
Yuta menggetuk-ngetukan pensilnya di meja. Ia menyebutkan nama pemuda yang ia lihat secara sekilas tadi.
"Park Sunghoon...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fiksi PenggemarSunghoon selalu memperhatikan Kazuha yang memperhatikan semuanya kecuali Sunghoon.