Bab 1: Pertolongan yang tak terduga

27 5 0
                                    

Maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam karya saya ini karena ini pertama kalinya saya membuat cerpen, terima kasih. Selamat membaca🫶🏻
---

"Seperti Adam dan Hawa yang melahirkan sekian banyak jenis, cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. Lihatlah dunia penuh dengan lukisan, namun ia tidak memiliki bentuk."
- (Jalaluddin Rumi)
🌷🌷🌷

Pada 21 Juni 2019, selepas ujian akhir semester para siswa pulang lebih awal dari biasanya. Perempuan berkulit putih dan bermata sedikit sipit dengan mengenakan hijab syar'inya keluar dari gerbang sekolah yang bertuliskan MAN Al-Fatih. Perempuan tersebut pun menyebrang jalan dan menaiki angkot yang sedang menunggu penumpang di depan sekolah. Setelah gadis itu menaiki angkot tak lama teman sekelasnya menaiki angkot yang sama. Ia tak pernah dekat dengan teman sekelasnya ini karena dia seorang laki-laki jadi gadis itu jarang berbicara dengannya kecuali tugas kelompok, karena ia tahu perempuan dan laki-laki dalam Islam tidak boleh terlalu dekat apalagi memiliki hubungan kekasih tanpa menikah. Tak lama angkot pun berjalan, di dalam angkot tidak terlalu penuh agak sedikit longgar di samping kiri dan kanan gadis tersebut.

Namun tiba tiba saja angkot berhenti dan seorang lelaki paruh baya menaiki angkot tersebut, lelaki paruh baya tersebut duduk di samping gadis itu. Tetapi ada hal aneh walaupun di samping lelaki paruh baya itu luas tempat duduknya ia malah menggeserkan terus badannya hingga terlalu mendekati perempuan muslimah tersebut sambil tersenyum dan melihat dengan lekat wajah perempuan itu. Perempuan tersebut pun mulai tak nyaman, ia merasa ada yang aneh dengan lelaki paruh baya ini, setelah seorang ibu di samping kirinya turun ia pun menggeser ke arah kiri hingga sampai di ujung angkutan umum itu. Anehnya lelaki paruh baya ini terus menggeser mendekati gadis tersebut. Lelaki di hadapan gadis tersebut yang merupakan teman sekelasnya juga memperhatikan ada yang aneh dengan lelaki paruh baya ini. Akhirnya teman sekelasnya pun mengambil sebuah tindakan.
"Qonita maaf tolong pegangin tas gua ya, nih. Eh pak misi pak ini saya mau naruh tas saya ke teman saya" kata lelaki tersebut dengan menaruh tas nya di samping Qonita agar menghalangi lelaki paruh baya tersebut.
Qonita hanya terdiam, awalnya ia bingung dengan maksud temannya tersebut namun ia pun akhirnya mengerti maksud teman sekelasnya itu.
"Alhamdulillah, Makasih ya al" batin Qonita
dalam hati berterima kasih kepada teman sekelasnya yang bernama Al.

***

11 Januari 2026

Seorang laki-laki berjalan di sebuah mall dengan memakai kemeja kotak-kotak hitam dan juga celana jeans yang cukup longgar lengkap dengan sepatu sneakers, kemudian ia pun berjalan memasuki sebuah toko buku yang berada di mall tersebut.
"Iya nanti om beliin buku bergambar yang kamu pengen itu kan, oh sama buku matematika juga toh, okey siap boss" kata pria yang sedang berbincang di ponselnya.

Namun pada saat sedang berjalan menelusuri rak-rak buku tersebut, tiba-tiba saja pria tersebut berhenti di sebuah rak yang berisikan novel-novel best seller. Ia terkejut saat melihat salah satu novel yang terpajang di rak best seller tersebut, novel tersebut bertuliskan "Sepilu Rindu" tetapi bukan itu yang membuatnya terkejut melainkan nama penulis yang tertulis di cover novel tersebut.

"Qonita, jangan-jangan ini qonita yang gua kenal" batin pria itu yang penasaran akan penulis novel tersebut.

Ia pun mengambil salah satu novel yang sudah terbuka segelnya, lalu pria itu pun terkejut setelah membaca bagian halaman terakhir dari novel yang berisikan biodata penulis, ternyata memang benar perempuan tersebut adalah perempuan yang ia sukai sejak kelas 10 madrasah aliyah, perempuan yang menguatkannya pada saat ia sedang terpuruk, perempuan yang selama ini ia cari setelah menghilang enam tahun yang lalu bagai ditelan bumi.

***
21 Juni 2019

Setelah Qonita ditolong oleh teman sekelasnya yaitu Aldari atau biasa dipanggil Al, Qonita pun memberhentikan pak supir angkot karena ia sudah sampai di depan gang tempat tinggalnya. Gadis berhijab itu pun turun dari angkot dan membayar ongkos angkot, tak lama diikuti temannya Al yang masih khawatir kalau-kalau bapak-bapak mesum itu mengikuti Qonita.

"Makasih ya Al" kata Qonita dengan wajah menunduk tanpa melihat langsung ke Al

"Iya sama sama, eh tapi tempat tinggal lu dimana?"

"Itu disana gak jauh dari depan gang" kata Qonita sambil menunjuk salah satu pondok pesantren yang berada tak jauh di depan gang.

"Ya udah hati-hati ya"

"Iya aku duluan ya makasih al"
Qonita pun berjalan memasuki gang, tetapi tak lama ia berbalik arah dan kembali.

"Al ini payung pakai aja takut hujan soalnya mendung" Qonita memberikannya kepada Al, payung yang diberikan Qonita memang ia bawa sejak pagi karena dari pagi cuaca memang sudah agak mendung hingga siang hari cuaca juga masih cukup mendung.

"Oh iya makasih ya" Al mengambilnya dengan hati-hati agar tak menyentuh Qonita karena ia tahu Qonita adalah wanita yang sangat menjaga dirinya.

Tak lama setelah itu ia pun berlari kembali ke arah gang tadi, dan memasuki sebuah pondok pesantren yang bertuliskan "Pondok Pesantren Anak Yatim Piatu An-Nur". Al yang melihat itu baru tahu bahwa sebenarnya Qonita tinggal di Pondok Pesantren. Setelah memastikan Qonita pulang dengan selamat Al pun kembali memberhentikan angkot yang lewat karena sebenarnya rumahnya masih lumayan jauh dari tempat tinggal Qonita.

Bersambung.....

Sepilu Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang