Malam ini adalah malam halloween, banyak siswa menggelar pesta dan tentu saja akan ada banyak siswa yang akan melanggar peraturan jam malam hanya untuk bersembunyi dilemari sapu.Merlin tahu apa yang mereka lakukan.
Tentu saja hal tersebut membuat para prefek khususnya ketua murid harus bertanggung jawab. Seperti yang sedang dilakukan gadis cantik bermata hijau Lily Evans .Lily dan rekan ketua muridnya James Potter telah selesai melakukan patroli tepat pukul 11 malam dan sekarang Lily sedang berjalan menuju asramannya. James telah berpamitan lebih dulu untuk pergi ke asrama.
Jujur saja Lily tidak keberatan dengan itu, toh dia masih memiliki teman prefek yang lain dan tugasnyapun telah selesai. Namun yang mengangu pikirannya adalah Fakta bahwa James seorang yang suka membuat lelucon, lelucon yang mampu membuat seluruh hogwarts menggelengkan kepalanya.
Walau sejak James menjabat sebagai ketua murid lelucon yang ia dan kelompok kecilnya (The marauders) buat sedikit bisa ditolelir, tetap saja Lily tidak bisa mempercayainya dan satu lagi fakta bahwa dia dan Sirius Black temannya sering sekali mendapat detensi.
Suara pedang jatuh terdengar dari lorong menuju perpustakaan.
“siapa disana?” tanya Lily
Tak ada jawaban, Lily berjalan menuju lorong perpustakaan. Tepat di dekat baju zirah ia melihat kaki milik teman asramannya Peter Petigrew salah satu rekan James Potter dalam membuat lelucon.Lily mendekat,mengambil udara tipis di depannya dan benar saja empat murid pembuat onar didepannya. Siapa lagi jika bukan James Potter, Sirius Black, Remus Lupin dan Petter Petrigrew.
Mereka bersembunyi dibalik Jubah gaib yang entah milik siapa Lily tidak peduli tapi, melanggar jam malam dan bersembunyi seperti ini tidak bisa ditolelir.
Lily menemukan Black dengan wajahnya yg menyebalkan, Remus dengan wajah yang pasrah, Potter tampak siap menjelaskan dan Petter dengan wajah ketakutan.
“hai, Evans” ucap Black sambil mengedipkan matanya.
Lily menatapnya dengan tajam
“Apa yang kalian lakukan disini?” Lily bertanya dengan galak“Kalian tahu ini melanggar jam malam dan Potter kau seharusnya memperingatkan mereka, kau ketua murid”
“ dengar Evans aku minta maaf dan aku tahu aku salah–“ jawab James namun terpotong oleh suara petter yang was-was.
“teman-teman dengar”
Mereka sadar itu adalah suara Mrs noris, kucing peliharaan penjaga sekolah yang dapat memahami kenakalan apa yang dibuat oleh para siswa. Kucing itu juga dengan senang hati akan melaporkan kepada tuannya.
“Lari” ucap James lari menuju perpustakaan.
_ __ ___ ___ __ __ __ __ ___ __
1995Cuaca hogwarts saat ini sedang tidak bersahabat untuk para anak-anak gryffindor, tetapi tidak menjadi halangan bagi anak-anak gryffindor untuk berlatih quidditch. Semua orang sepertinya tetap bersemangat, seperti halnya juga Harry Potter. Anak laki-laki bermata hijau itu selalu menjadi kebanggaan tim asramannya.
“ADUH!” kata Harry.
Dia menekankan handuk ke wajahnya, matanya dipejamkan keras karena sakit.
Bekas luka di keningnya terbakar lagi, lebih sakit daripada berminggu-minggu ini.“Ada apa?” kata beberapa suara.
Harry muncul dari balik handuknya; ruang ganti tampak buram karena dia sedang
tidak mengenakan kacamatanya, tapi dia bisa tahu bahwa wajah semua orang sedang berpaling kepadanya.“Tidak apa-apa,” gumamnya, “aku -- menyodok mataku sendiri, itu saja.”
Tetapi dia memberi Ron sahabatnya, pandangan penuh arti dan mereka berdua tinggal ketika sisa tim yang lain berbaris keluar.“Apa yang terjadi?” kata Ron, saat Alicia telah menghilang melalui pintu. “Apakah bekas lukamu?” Harry mengangguk.
“Tapi ...” terlihat takut, Ron berjalan menyeberang ke jendela dan menatap keluar pada hujan, “dia -- dia tidak mungkin berada di dekat kita sekarang, bisakah?”
“Tidak,”Harry bergumam, sambil merosot ke sebuah bangku dan menggosok
keningnya.“Dia mungkin bermil-mil jauhnya. Sakit karena ... dia ... marah.”
Harry tidak bermaksud mengatakan itu sama sekali, dan mendengar kata-kata itu
seakan-akan diucapkan oleh orang asing -- walau begitu dia tahu kata-kata itu benar.Dia tidak tahu bagaimana dia mengetahuinya, tapi dia tahu Voldemort, di manapun dia berada, apapun yang sedang dilakukannya, sedang berada dalam amarah yang memuncak.
Inilah yang terkadang tak disukai oleh Harry dalam hidupnya. Bahwa hidupnya selalu dikejar oleh penyihir jahat seperti voldemort hanya karna ramalan yang mengancam hidup voldemort. Karena voldemort juga Harry kehilangan orang tuanya. Karena voldemort masa kecilnya yang bahagia hilang hilang. Ia benci harus terikat pada voldemort.
"Apakah kamu melihatnya?" kata Ron, terlihat ngeri. "Apakah kamu ... mendapatkan penglihatan, atau sesuatu?"
Harry duduk diam, sambil menatap kakinya, membiarkan pikiran dan ingatannya santai setelah rasa sakit itu.Bentuk-bentuk kacau yang membingungkan; deru suara-suara yang melolong ...
"Dia mau sesuatu dilakukan, dan tidak terjadi cukup cepat," katanya.Lagi-lagi, dia merasa terkejut mendengar kata-kata keluar dari mulutnya, dan walau
begitu sangat yakin kata-kata itu benar.
"Tapi ... bagaimana kau tahu?" kata Ron.Harry menggelengkan kepalanya dan menutupi matanya dengan tangan, sambil
menekannya dengan telapak tangannya. Bintang-bintang kecil meledak dalam
matanya. Dia merasakan Ron duduk di bangku itu di sampingnya dan tahu Ron
sedang menatapnya."Terakhir kali apakah mengenai ini?"kata Ron dengan suara berbisik.
"Ketika bekas lukamu sakit di kantor Umbridge? Kau-Tahu-Siapa marah?"
Harry menggeleng.
"Kalau begitu, apa?"
Harry berpikir kembali. Dia sedang memandang wajah wanita dari kementerian sihir yang mengobrak abrik sekolahnya.
Bekas luka itu sakit ... dan dia punya perasaan aneh dalam perutnya ... perasaan berjingkrak yang aneh ... perasaan senang saat menatapnya ... tapi tentu saja, dia belum mengenali apa itu, karena dia sendiri sedang merasa begitu sengsara ...
-
-
-
-
-
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Futute?
FanfictionSirius Black menemukan sebuah kalung dirumahnya saat ia mengunjungi adiknya. Sirius bersama James potter dan teman-temanya yang lain mencoba mencari tau untuk apa kalung itu. Namun saat mereka mencobanya.... 1977-1995 Taun ke 7 untuk the marauders d...