3. Pacar Halal?

7 3 0
                                    

Suasana ramai kelas XI IPS 2 masih berlangsung sejak tadi karena bu siti belum belum masuk ke kelas tersebut.

"Eh Nad, lo udah ngerjain pr dari bu siti belom?." tanya vexya tiba-tiba.

"Udah dong, mana gampang banget lagi." Nadya tersenyum lebar menampakkan gigi-giginya, sedangkan Vexya hanya memasang wajah datarnya.

(Padahal tu pr susah banget, bahkan sampe mbah goggle aja gk tau) batin Vexya.

Walaupun semalam Vexya kesulitan mengerjakan PR nya, ia tetap berusaha untuk mencari jawaban dari soal-soal tugasnya itu.

"Ih, bu sitay mana sih?! Jadi berisik kan kelasnya." gumam Nadya yang masih terdengar oleh Vexya.

"Bu siti kali." ucap Vexya.

Disisi lain, bangku paling belakang tempat Affan duduk. Ya, Affan, seorang pria yang juga merupakan seseorang yang populer di sekolah itu tampaknya sangat khawatir, terlihat dari raut wajahnya.

Ternyata, Affan belum mengerjakan PR, ia memang sangat pemalas kalau tentang tugas sekolah, selalu ditunda-tunda, namun, jika tentang agama, beribadah dan lain sebagainya, ia tidak pernah malas untuk melaksanakannya. 😇

(Pls lah... Nyesel gw kemaren cuekin si Nadya pas ngegame, jadinya gw gk dikasih contekan pr dari bu siti kan...) batin Affan sambil menatap Nadya dari belakang sana.

"Bro, lo gpp?." tanya teman sebangku nya yang bernama Askara.

Affan hanya tersenyum kemudian menampakkan wajah sedihnya, lalu ia tiba-tiba memeluk teman sebangku nya itu.

"Bro, tolongin gw.... Gw belum ngerjain PR dari bu siti... Nanti pasti gw dihukum berdiri di luar kelas." ujarnya menepuk punggung Askara.

"Gimana kalau lu nyontek gw aja?." ucap Askara, sebenarnya Affan tidak ingin menolaknya, namun ia teringat pernah menyontek dengan Askara, dan jawabannya salah semua.

Affan hanya menggeleng tak mau, lalu datanglah seseorang yang ditunggu-tunggu Nadya, yaitu bu siti, guru tergalak di sekolah ini.

"SELAMAT PAGI ANAK-ANAK" semua terkejut lalu langsung diam, bu siti hanya menatap tajam dan membenarkan kacamatanya.

"Dijawab dong, malah diem aja." ucap bu siti.

"P-pagi b-bu..." balas mereka ragu-ragu, baru pagi-pagi, bu siti sudah dibuat marah oleh mereka.

"Kalian belum sarapan apa gimana? Yang keras!." ujar bu siti menatap tajam semuanya.

"PAGI BU!!!" Seru para siswa-siswi disana, bu siti justru malah terkejut dan sangat marah.

"Kalian berani meneriaki saya?!." semua murid terdiam, sebenarnya dalam hati mereka, memang benar-benar sangat ingin meneriaki-
Nya.

Pembelajaran kini dimulai dengan tenang, namun bu siti tiba-tiba teringat tugas yang ia berikan pada anak muridnya.

Ia segera bertanya pada semua siswa-siswi disana, "Siapa yang tidak mengerjakan PR silahkan angkat tangan dan keluar!." semua terdiam, namun Affan mengangkat tangannya, kini semua mata tertuju padanya, bahkan Nadya juga sebenarnya dalam hati sangat ingin menemani Affan.

Affan beranjak dari tempat duduknya, ia segera keluar dari kelas itu dan berdiri sendirian disana, dari dalam kelas, Nadya tiba-tiba mengangkat tangannya, semua murid bingung bertanya-tanya, dia kan anak yang rajin, ada apa? Kenapa tiba-tiba tak mengerjakan PR?.

"Heh, lo kan udah ngerjain." bisik Vexya yang melihat Nadya mulai berdiri.

"Nadya? Ada apa nak? Kenapa kamu tak mengerjakan PR?." tanya bu siti lembut, selembut kapas. Semua murid hanya memasang wajah datar, mereka tau kalau Nadya lah yang paling disayang oleh para guru karena ia selalu mendapat peringkat tertinggi di kelasnya.

"Saya keluar, saya belum mengerjakan PR." ucap Nadya lalu berjalan keluar kelas dan berdiri di samping Affan.

Sementara itu, Vexya yang merupakan teman sebangku nya hanya menatap bingung kepergian Nadya.

Bu siti merasa sedih karena Nadya hari ini sangat aneh. Setelah Nadya keluar, ia me melototi semua murid di kelas itu lalu melanjutkan materi pembelajaran yang tadinya sempat tertunda.

Di luar kelas, Affan terkejut karena Nadya tiba-tiba berdiri disampingnya. Dia memasang wajah datar dan melipat tangannya.

"Loh.... Kamu bukannya-" ucapan Affan terpotong karena Nadya memulai bicaranya dengan raut wajah kesal,

"Diem. Salah siapa kemaren cuekin aku." ucap Nadya dengan wajah cemberutnya, sementara Affan yang merasa gemas mencubit pipi Nadya.

"Ish!!!! Kalau dilihat murid pens kamu itu gimana?! Kamu mau aku babak belur gegara mereka? Trus nanti mereka bakalan berpikiran aneh-aneh, Kamu juga kan disini populer gegara dikenal alim, gini gini." ucap Nadya menampakkan wajah kesalnya, Affan yang mendengar itu hanya terkekeh karena gadisnya itu malah tambah menggemaskan saat marah.

"Siapa juga sih yang minta gk nge publik hubungan ini." lanjutnya.

Kringg... Kringg...

Bel istirahat kini berbunyi, bu siti sudah keluar dari kelas dan semua siswa-siswi berhamburan pergi ke kantin.

Nadya dan Affan juga mulai berpencar agar yang lain tak mengetahui dan berpikiran yang tidak-tidak, Affan segera pergi menemui Ryan, sedangkan Nadya pergi menemui Vexya dan Venna.

****

Nadya, Venna dan Vexya berjalan bersama menuju kantin, mereka memilih bangku kosong lalu duduk di sana.

Setelah mereka memesan makanan dan pesanan mereka datang, mereka segera melahap makanan yang sudah ada di depan mata.

Namun Vexya tiba-tiba teringat akan kejadian tadi, ia sangat penasaran saat Nadya keluar dari kelas, maka dari itu ia bertanya pada Nadya.

"Eh nad, tadi lo ngapa keluar waktu bu siti suruh yang blm ngerjain pr keluar? Yang belum ngerjain pr kan cuman si siapa itu namanya lupa, oh! Affan! Tadi jg gw nanya lo bilang udah ngerjain." tanya Vexya yang menghentikan makannya.

"Biasa lah, mau nemenin suaminya, eh pacarnya, pacar halal ." ucap Venna yang sedang menyeruput mie ayam pesanan nya tadi.

Nadya yang mendengar itu seketika terbatuk, Vexya hanya menatap bingung, apa maksud dari perkataannya itu?.

"Hah? Maksud?." Vexya hanya menatap bingung keduanya.

"Jadi mereka tu sebenernya udah nikah, dulu mereka dijodohin sama orang tuanya gegara suatu alasan, trus habis itu-" ucapan Venna terpotong saat Nadya menutup mulutnya.

"Ven? Lo lupa? Kita kan udah janji gk akan ceritain ma sapa-sapa." ucap Nadya mendatarkan ekspresinya, sedangkan Venna hanya tersenyum jahil menampakkan gigi-giginya.

Vexya yang awalnya terkejut dan bingung kini mengangguk paham, ia lalu melanjutkan memakan makananya yang tadi sempat tertunda.

"Ampun Nad, jangan ngamok kayak bu siti, iya tau Nad, gw minta maap pls ampun ampun." Venna memohon dengan penuh ketakutan, Nadya masih kesal dengan tingkah sahabatnya itu.

"Pls la Nad... Nanti gw traktir apa yang lo mau pls, sepuas lo... Abisin uang gw juga gk papa lah Nad, yang penting lo maapin gw dulu." ucap Venna dengan wajah melas nya, ia sebenarnya juga tak mau uangnya habis, namun mau bagaimana lagi.

"Ih masa Nadya doang, gw juga dong, kita kan belum ngerayain persahabatan kita." ucap vexya tiba-tiba, Venna yang mendengar itu hanya menatap tajam.

Venna hanya menatap datar, pasrah dengan keduanya, ia harus siap uangnya habis dalam sehari ini. Sementara kedua sahabatnya itu hanya tertawa jahat di atas kesedihannya.

Menjadi misteri, apa hubungan Affan sama Nadya yaa?

Vote cerita ini buat tau kelanjutan nya. Hope u like, see yuuu

AODRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang