4. Sibling & Venna Ex

5 2 0
                                    

Di saat semua Siswa/i sudah pulang, Vexya masih saja berkeliaran di area sekolah. Di tengah lapangan sekolah Vexya duduk di salah satu bangku yang berada di sana, "tu orang mana sih?" gumam Vexya.

Saat sedang berjalan jalan, Vexya mendengar suara orang yang memanggil nya, dia pun melirik ke sumber suara. "Veya, Venna dimana?" Ujar pak wawan.

"Eum... Venna tadi kaya nya udah pulang pak." jawab Vexya seadanya. Ngapain pak wawan nanya dia? Baru juga dia kenal Venna sehari. Pikir nya.
"Ohh, yaudah."

Saat sedang melamun, Vexya melihat sosok yang suangat tidak asing—dia melihat kerumunan laki laki yang di samping nya terdapat motor sport, pelan tapi pasti Vexya mendekati kerumunan laki laki di depan gerbang sekolah. Kebetulan di sana juga ada Nadya bersama Affan

Vexya menepuk pundak salah satu pria yang berbadan tinggi dan sedikit... Berotot?

"Kak" Panggil nya. Pria itu menoleh, baru 2 detik bertatapan pria itu langsung seketika memeluk Vexya. "YAYA!! kamu kapan ke sini nya?!" karena badan pria itu tinggi, badan Vexya terangkat sampai kaki Vexya hampir tak menyentuh tanah.

Wangi kayu Cendana langsung menusuk indra penciuman Vexya, ternyata selera nya masih sama. Batin Vexya, orang orang yang berada di tempat itu hanya terdiam tak berkutik melihat Gantara alias ketua geng motor Gantrawala yang anti dengan perempuan malah memeluk perempuan di depan anggota nya.

"Woy kak! Sesek kak!" Teriak Vexya, dengan cepat Gantra berhenti memeluk adik nya itu.

"Gan, itu pacar lo?" Ujar Affan yang sedang menyeruput es cendol kesukaan nya. "Gundul mu ya, dia adek gw." Umpat Gantra sembari memberantakan rambut Vexya, "bukannya dia sekolah di china ya kata lo." Cibir lagi salah satu laki laki di sana, Asegaf nugroho yang merupakan salah satu member Gantrawala . Gantra tak mengutik pertanyaan Asegaf, kini dia hanya berfokus pada adik nya yang sudah 5 tahun berada di china—dan sekarang sudah pulang.

"Kak udah ih, di liatin temen temen kakak tauu." Ucap Fexya yang sedari dari di tatap oleh anggota Gantrawala.

"Kamu kapan balik nya dek, ko gak ngabarin sih." Tanya Gantra dengan sangat penasaran. "Baru aja tadi malem, aku rahasiain biar supres dehh." Jawab Fexya seakan dunia hanya milik mereka.

Singkat nya Gantra, Fexya dan beberapa anggota Gantrawala berjalan menuju warung bakso langganan mereka, seharus nya Ryan juga ikut makan bersama. Namun dia memilih bermotoran dengan Venna, Warung bakso pak madot kini ramai di kunjungi, keadaan di sana sangat ricuh.

"Kamu kemarin tidur dimana? Kok semalem abang galiat kamu di rumah." Tanya Gantra sembari mengunyah Bakso urat favorit nya.

"Aku pulang nya malem, sekitar an jam 2 deh kayanya." Ucap Fexya. "Gw ga nyangka loh, lo adik nya ketua" Cibir Nadya di ujung meja. Alis Fexya mengkerut. 'Ketua? Apa maksud nya?' batin Fexya. "Maksud nya ketua apa?"

"Ketua geng motor, dia ketua Gantrawala. Lo gatau kalo abang lo ketua geng Gantrawala?" Jawab Affan yang sudah selesai melahap seluruh bakso yang di pesan.

"Ohh pantesan tambah nakal." Cibir Fexya.

Anggota Gantrawala yang di sana seketika terkekeh mendengarkan hal itu, sedangkan Gantra malah tersedak mendengar kan perkataan adik nya.

Sekarang jam menunjukan pukul 17.41 dan anggota Gantrawala pun satu per satu pulang, niat nya Gantra ingin mengajak para anggota nya untuk ke panti asuhan, Gantra sudah sering mampir ke panti asuhan yang dekat di markasnya. Namun karena langit hampir gelap, dia pun membatal kan niat nya.

Di sisi lain, Venna dan Ryan sudah menghabis kan waktu dari pulang sekolah sampai menjelang malam. Sekarang Ryan sedang mengantarkan Venna menuju kediaman Venna, di tengah perjalanan—Ryan melihat orang yang sedang berdiri di tengah jalan, kebetulan jalan itu memang di kenal sepi saat malam.

“Stop!” teriak sosok yang tak di kenal, orang itu terlihat memakai baju hitam dan berjaket kulit yang bergambar harimau.

'Apaan tuh?' batin Venna.

Di tengah jalan, motor Ryan di kepung oleh orang orang. Tentu hal itu membuat kedua sejoli ini bingung, sosok yang tadi nya memberhentikan mereka kini berjalan ke arah Venna dan Ryan.

Kerah Ryan di tarik paksa dan wajah nya di hujani bogem mentah, di saat itu Venna di tarik paksa oleh sekumpulan orang orang di sana. "Ryaann!" teriak Venna dari kejauhan.
Tak sempat untuk menoleh, Ryan terus terusan di pukuli oleh orang berhodie hitam yang berada di depan nya. Tentu Ryan tak hanya diam, dia juga menyerang orang di depan nya.

Sebelum nya dia sangat bingung kenapa dia di serang oleh orang yang tak dia ketahui, padahal Gantrawala kondisi nya baik baik saja.

Di tengah pertarungan, terdengar suara seseorang yang tak jauh. "Berhenti!" tak lama setelah  suara itu terdengar, dari gelap nya malam. Nafas Ryan sudah terengah engah, dia melihat laki laki dengan tubuh yang cukup tinggi menghampiri nya.

"Jadi ini cowo yang nama nya Ryan?" Ucap sosok itu, "Iya gw Ryan! Apa masalah lo." pria itu tampak  tersenyum miring, karena Ryan terbawa emosi dia mendorong orang yang kini berada di depan nya. "Heyy.. Jangan kasar dong." Cibir pria itu.

"Nih ya, gw peringatin ama lo! Gausah deh lo deketin si Venna. Venna itu udah punya pacar, jadii.. Lo gausah ngecentilan!" jari nya menunjuk ke wajah Ryan, dan hampir semua perkataan nya di tekan. Mendengar hal itu Ryan tertawa, "bilang aja sih, lo masih belum bisa move on sama Venna kan?" lo yang seharus nya gausah kecentilan!" di saat wajah nya di penuhi lebam, Ryan masih tersenyum miring.

"Cih! Lo itu udah gak layak jadi pacar nya Venna, lihat aja... Sekarang dia udah hilang." Ujar pria tersebut dengan nada yang.. Membanggakan?

"Itu karena lo nyulik dia! Dasar sialan!" Ryan langsung memberi Pria itu bogem mentah, dia tak terima Venna di culik oleh mantan Venna sendiri. Orang orang di sana tentu tidak hanya diam melihat ketua nya di serang, Badan ryan di tarik dan di tahan. Membiar kan ketua nya menghabisi Ryan secara leluansa, badan Ryan sudah lemas. Dia tak ada tenaga bahkan tak memiliki tenaga hanya untuk berbicara, dia tak tahu harus memohon dengan cara apa lagi agar dia berhenti di pukuli.

Jalanan ini sepi, tak ada orang yang peduli jika Ryan berteriak. Saat Ryan sudah lemas badan nya di biar kan tergeletak di dingin nya aspal jalanan, "good night cowo lemah!" Ucap sang Ketua yang di iringi tawa orang di sana.

Waduh waduh waduhh... Si Venna di culik dan Ryan di serang? Siapa yang di maksud ketua yach.
Aku harap kalian suka bab 4 nya and dun forget for Vote.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AODRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang