22. Harus Menuntaskan

2.1K 183 13
                                    

HALOO!

Masih ada kah yang nungguin cerita BODYGUARD update?

Kalo ada Mon maap banget yaaaak. Soalnya daku lagi menggarap projek cerita lain wkwkwk. Anggep aja slow updatenya ini karena aku juga gak pengen cerita bodyguard cepet tamat:3

Okdedeh sekian dulu cuap cuapnya.

Lanjut>>>>>>

Hepiriding semwa muah.

***
Besok adalah ujian kenaikan kelas 12. Seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya yang wajib dilakukan, selama satu Minggu full ini Vale melakukan bimbingan belajar secara privat, bedanya kalau sekarang ia melakukannya berdua bersama Hakken.

Bram memang begitu loyal, meskipun Hakken ia pekerjaan hanya sebagai bodyguard putrinya, tapi Bram sudah menganggap kalau Hakken itu seperti anaknya sendiri. Jadi Bram juga ingin melakukan yang terbaik untuk Hakken.

Sore tadi Hakken dan Vale sudah melaksanan bimbingan belajar secara privat, seorang tutor yang sudah menjadi kepercayaan Bram untuk mengajari Vale sejak duduk di bangku SD datang bersama asistennya, mengingat di rumah ini sekarang ada dua anak yang butuh bimbingan.

Vale biasanya sudah cukup belajar dari bimbel atau lesnya, jadi waktu luangnya selalu Vale gunakan untuk bersantai. Beda halnya dengan Hakken yang sudah Vale kenal selama kurang lebih delapan bulan ini, Hakken merupakan anak yang memang suka belajar. Jadi tidak heran selama ini di kelasnya Hakken sudah menggeser posisi sang juara kelas. Dan Papi bangga akan hal tersebut. Tapi Vale sekarang sudah tidak merasa iri lagi karena sudah tidak menganggap Hakken adalah saingan yang perlu ia singkirkan.

Vale menyukai Hakken, Vale menyayangi Hakken, dan Vale mencintai Hakken.

Tapi hal yang tidak berubah dari Vale adalah, Vale masih suka mengusili Hakken. Seperti malam ini misalnya.

Vale yang sudah bosan bermain game di ponselnya sambil rebahan di atas ranjang menoleh ke arah meja belajar dimana Hakken masih tengah fokus belajar.

Di letakannya ponselnya di atas nakas, Vale lalu berjalan pelan menghampiri di mana Hakken berada.

"Ah!"

Hakken yang tadinya fokus dengan materi pelajaran yang ia baca kontan terkesiap ketika tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat dan basah menyapa tengkuk lehernya. Ia tau siapa pelakunya, tentu saja tidak lain dan tidak bukan pasti adalah sang nona.

"Nona," ucapan Hakken tersendat ketika Vale malah lebih luas mengeksplor lehernya.

"Belajar mulu, waktu sama gue nya kapan?" bisik Vale di tengah-tengah kegiatannya menjilat dan mengecupi tengkuk leher Hakken.

Di antara rasa geli dan nyamannya Hakken berusaha menjawab. "Besok kita ujian, nona."

"Dari pagi kan udah belajar. Sekarang giliran gue yang harus Lo perhatiin."

Dengan sekali sentak Vale menutup buku pelajaran yang sedang di pelajari Hakken.

Di situasi semacam ini Hakken tidak menampik perlakuan Vale, dirinya lemah dan tidak dapat menolak godaan yang diberikan oleh sang nona.

"Nona ingin apa?"

"Elo." lirih Vale yang langsung pindah posisi duduk di pangkuan Hakken.

Jari jemari lentik Vale menyusuri dada sampai leher Hakken secara perlahan. Telunjuknya berhenti pada benda menonjol di leher Hakken yang terlihat seperti jakun. Vale lalu memutar-mutarkan jari telunjuknya disana, membuat Hakken dengan reflek sedikit mendongakkan kepala.

"Lo mau nyaingin gue ya?"

"Huh?"

"Ambis belajar karena mau nyaingin gue?"

"Tidak non-"

Vale membungkam bibir Hakken dengan kecupan.

"I don't care. Gue nggak peduli lagi kalo Lo lebih hebat dan lebih di banggain Papi. Cause now you're not my rival, you're my lover."

Hakken tersenyum. Meraih jemari Vale yang masih bertengger di lehernya lalu di kecupnya.

"Nona sangat manis."

"I know."

Hakken menatap Vale dalam, ia berinisiatif untuk terlebih dulu melakukan apa yang ia inginkan setelah sang nona memancingnya.

Kecupan-kecupan yang mereka lakukan berangsur-angsur semakin dalam dan intens berubah menjadi lumatan. Hakken menekan leher dan punggung Vale agar lebih merapat dengan tubuhnya. Namun di tengah-tengah cumbuan yang panas hingga Hakken yakin dirinya saat ini sudah sangat mendambakan hal yang lebih, tiba-tiba Vale menjauhkan dirinya.

"Cukup. Sekarang Lo boleh lanjutin belajar Lo." dengan enteng Vale lalu turun dari pangkuan Hakken dan berjalan kembali ke ranjang merebahkan diri.

Hakken yang saat ini di ambang rasa mendebarkan oleh gairah sontak terdiam dan mengerjap.

Apa nonanya tidak merasakan apa yang Hakken rasa?

Hakken tidak bisa begini. Harusnya ini berlanjut sampai titik dimana mereka berdua lelah dan saling terengah-engah sambil berpelukan.

Hakken sontak berdiri. Menghampiri Vale yang saat ini tidur telentang sambil menutupi wajahnya dengan salah satu sikunya. Namun anehnya saat Hakken berpikir sang nona sudah tertidur nyatanya bibir merah mudanya malah melengkungkan seutas senyuman seolah sedang mengejek.

Hakken tau, nonanya tadi pasti hanya ingin mengerjainya semata. Dan itu membuat Hakken jadi kesal. Jadi...

"Nona, saya tau nona belum tidur. Jadi kita harus menuntaskan ini semua."

***

Tubikontinyuuuuu>>>>

Semangat vote dan komennya kalo mau aku cepet lanjut eheeeee.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang