Chapter Two

41 2 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Aiden dan ketiga temannya baru masuk ke dalam apartment nya. Tanpa basa-basi , Aiden dan Steve masuk ke dalam kamarnya. Begitu juga dengan Carl dan Alicia yang tidur dalam satu kamar.

"I almost die.." Keluh Aiden dengan perlahan membarinkan tubuhnya di atas ranjang.

"Yeah you are.." Sahut Steve yang melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dan berbaring di samping Aiden.

"Alright.. see you in the next few hours . I gotta enjoy my another chance to live." Kata Aiden menarik selimut.

"Well then.. see you.." Tanggap Steve mematikan lampu dan menyusul Aiden ke dunia mimpi.

Berbeda dengan Aiden dan Steve , Carl dan Alicia malah duduk di ruang keluarga untuk menonton televisi.

"I'm glad that we still together.." Kata Carl memeluk Alicia.

"Me too... I love you." Ujar Alicia yang juga memeluk Carl. Carl dengan tangan kiri nya mengambil sebuah kotak yang ada di saku celana nya.

"I can't take it anymore.. Alicia Vergara.. will you be mine forever ?" Tanya Carl membuka kotak yang baru saja di ambilnya, yang berisikan sebuah cincin dengan sebuah batu permata berwarna ungu di tengahnya.

Alicia tertawa kecil.

"Are you kidding me ?" Tanya Alicia melepaskan pelukannya dengan nada yang sangat tidak di harapkan Carl. Carl hanya diam dan saat itu juga hati nya hancur berkeping-keping. Wajahnya berubah datar.

"Carl.. i'm not finish.." Kata Alicia yang tidak menyangka bahwa Carl akan menjadi seperti itu.

"It's fine.. I get it. you're not ready to take our relationship to the next level" Kata Carl tersenyum palsu lalu menutup kotak cincin nya.

Alicia memegang kedua tangan Carl. Ia mengambil tangan kanan Carl yang memegang kotak cincin itu. Alicia langsung mencium Carl dan mendorong Carl ke atas sofa.

"Can I take that as a yes.. ?" Ujar Carl mencium Alicia.

"Absolutely.." Jawab Alicia mengambil kotak cicin ditangan Carl. Ia membuka kotak cicin itu , mengenakan cincin nya.

"You're so unpredictable.. and so am i." Kata Carl yang langsung menggendong Alicia setelah Alicia mengenakan cincin di jari manisnya. Alicia langsung berteriak.

"Sshh.." Kata Carl agar Alicia tidak berteriak. Carl berlari membawa Alicia masuk ke dalam kamar mereka.

Keesokkan paginya, Aiden bangun dari tidurnya dengan mata yang setengah terbuka. Dengan perlahan ia bangun dari posisi nya, mengingat ia masih mempunyai luka di pundaknya.

"Hei ! How's your sleep ?" Tanya Steve yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Awesome.. you ?" Jawab Aiden kembali bertanya.

"Great.. You want to join me for breakfast ?" Jawab Steve mengambil kaos nya yang terlipat di atas kasur.

"I'm fine.. i think i gotta see Sofia to check on my wound. You know.. i've never gotten something like this before.." kata Aiden sedikit tertawa.

"I'm sorry but.. I'm going to have some breakfast with Sofia." Kata Steve yang baru saja akan mengenakan kaos nya.

"Owh.. so.. there's an advance between you and sofia.." Tanggap Aiden tersenyum.

"Well.. yeah..I asked her for a date by phone a few minutes ago. She said yes. So..yaa..you know.." Kata Steve yang selalu salah tingkah jika membicarakan si dokter kesukaannya itu.

Another EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang