Transmigrasi Cupu | 03

478 40 1
                                    

Hallooo
Jangan lupa untuk tekan bintang (⭐) mungil di bawah pojok kiri yaa..
Dan bila aku ada salah penulisan mohon untuk komen, agar bisa aku perbaiki.

Dan ada beberapa nama yang akan di ganti yaa, silahkan yang mau tau bisa cekk di part sebeluk ini.

Thank u all.

Happy Reading
.
.
.
.

"Anjir, kenapa gue terjebak dalam kehidupan yang sangat merepotkan ini. Udah masalah di kehidupan gue yang pertama aja belum kelar, eh ketambahan masalah ini. Kenapa gak langsung di akhirat aja sih." Ria terus saja mengoceh.

Kalau saja pacar nya, ah ralat mantan pacarnya di dunia sebelumnya tidak selingkuh, mungkin Rea tidak akan mengalami transmigrasi ini. Namun Rea juga suka dengan transmigrasi ini, menurutnya itu sangat menantang.

Ria menatap setiap sudut kamar yang ia tempati sekarang, menurutnya ini sangat biasa saja, bahkan sangat tidak modern.

"Kamar kok gini, gak ada nuansa yang bagus dikit gitu, yang bikin menarik." Ucapnya sembari berjalan menuju lemari baju yang terlihat dari luar ukirannya sangat mewah, namun isi didalam lemari tersebut membuat Ria tercengo.

"Anjing! Bajunya cuma gini-gini aja? Gak ada yang menarik sama sekali anjir!" Ria kesal sekali, udah kamarnya polos banget dan baju-bajunya? Ah, sungguh membosankan.

Ria sempat berpikir sejenak, dan tak lama sebuah ide muncul dalam otak liciknya dengan senyuman smirk yang siapa saja melihatnya akan bergidik ngeri.

Tak butuh waktu lama, akhirya Ria memutuskan memakai baju yang seadanya dulu. Sungguh terpaksa.

Baju yang ia kenakan cuma sweeter oversize berwarna ungu dan celana training berwarna hitam, serta rambut yang dicepol membuat tengkuk mulus bin putig milik Ria terlihat.

(bisa membayangkan 'kan?)

"Oke sempurna, sementara pakai ini aja lah, masa gue harus telanjang bulat gara-gara gak pakai baju yang gue ingin 'kan?" Ucapnya sembari berjalan keluar kamar dengan wajah yang suram.

Disana, di meja makan sudah ada kedua orang tuanya serta kakak-kakaknya yang menatap Ria dengan tatapan yang berbeda-beda. Ria tahu itu.

Ria berpura-pura tidak tahu dengan tatapan mereka, dan mulai mendekat ke arah meja makannya dengan ekspresi datar.

"Dia berubah?" Batin seseorang.

Hening. Itulah situasi di tempat meja makan milik kediaman keluarga Pratama. Ria yang melihat situasi ini sangat membosankan sekali.

"Ekhem, mama. Ria mau sesuatu boleh?" Ucap Ria sembari tersenyum semanis mungkin agar mama nya terhasut oleh rencananya.

Ya, betul dugaan Ria. Wanita dihadapannya pun langsung luluh dengan mudah.

"Iya sayang, kamu mau apa, hm?" Ucap Ayulia sembari mengelus rambut anaknya. Ria yang mendengar jawaban dari mama nya pun tersenyum menang.

Tanpa Ria sadari, ada seseorang yang mengepalkan tangannya agar ia bisa menahan emosinya, nafasnya memburu dan ia sangat-sangat ingin menerkam gadis itu.

Transmigrasi Cupu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang