Ditempat sunyi ada seorang gadis yang terduduk dengan tangan yang merangkul kakinya. Dia mengangis terisak-isak dengan hidung yang mengeluarkan darah segar.
"Hiks, salah ku apa? Aku ingin seperti yang lain, tidak di bully. Kenapa harus aku hiks?" Ucap gadis itu dengan dirinya sendiri, di tempat itu tidak ada lagi orang selain dia. Dia terus menangis di sudut pojok ruangan tersebut.
Sungguh, kalau ini bukan yang dia inginkan. Sungguh malang nasibnya, dia tidak punya teman untuk merangkul dan membantunya dalam kondisi saat ini.
"Aku capek selalu jadi bahan salah-salahan, aku butuh mama, tapi mama gak butuh aku hiks."
Kepala nya mulai terasa pusing dan berat, matanya sangat sayu dengan hidung yang masih mengeluarkan darah. Sungguh, dia ingin segera mati.
Dan akhirnya, gadis itu tumbang di ruangan yang sangat sunyi hanya ada dirinya saja. Setiap kali dia bersedih, dia selalu lari di ruangan tersebut. Dia ingin teman, ingin keluarga, ingin kasih sayang tapi tidak ada satu pun yang menginginkan dia.
Disisi lain, seorang gadis yang dijuluki sebagai 'Queen Bullying' sedang mencari seseorang yang akan ia jadikan mangsa berikutnya.
Dia adalah, Dea.
Dea ditakuti oleh sebagian siswa di SMA BAKTI SOSIAL. Dea di pandang kejam, bringas, dan sadis. Siapapun yang melawannya, dia akan disiksa habis-habisan. Beberapa siswa ada yang melaporkan di BK maupun di Kepala Sekolah, sangat tidak ada efek karena orang tua Dea donatur terbesar di sekolah itu. Ya, tentunya Dea mendapatkan belaan oleh guru-guru di situ.
Dengan adanya kekuatan dari kedua orang tuanya yang menjadi donatur terbesar, Dea menggunakan kesempatan itu untuk berkuasa di sekolahannya. Dia tak segan-segan mentudung siswa yang dia pikir lemah dan takut.
Dea sangat menyukai hal itu tentunya, dimana ia selalu menyakiti siswa yang tak bersalah, dia merasa sangat puas. Setiap hari dia akan selalu mencari mangsa yang terlihat lemah dan tak berdaya. Ia akan membawanya ke gudang belakang, itu adalah tempat siswa malang yang mendapatkan kekerasan dari Dea. Mau melawan pun tidak sanggup, karna Dea tidak sendirian untuk melakukan aksi bangsatnya itu. Dia dibantu oleh adiknya yaitu Zidan, dan satu teman bela yang bernama Mauren serta teman Zidan yang bernama Riko. Tenaga mereka kuat-kuat, tidak ada yang berani melawannya, kecuali ada satu cowok yang berani melawan Dea dkk.
"Dimana bocah cupu itu? Tangan gue gatel nih pingin ngejambak rambut dia." Ujarnya sembari terus berjalan melewati koridor yang sepi nan sunyi.
"Udahlah Kak, kita jangan kasar-kasar sama dia, nanti bakalan ngadu tuh ke mama sama papa." Ucap Zidan sembari mata yang masih celingak-celinguk mencari sesuatu.
"Gak bisa ya, gue harus terus bully dia. Gue benci sama tuh bocah cupu, lihat aja gue udah punya rencana buat ngebunuh tuh bocah." Ucap Dea dengan senyuman smirk.
Zidan yang mendengar perkataan Dea yang mencoba membunuh saudara nya pun terkejut bukan main, Zidan pikir Dea tidak akan melakukan hal yang di luar nalar.
"Lo gila ha?! Kalau mama sama papa sampai tau, kita juga ikut habis kak!" Zidan tak ingin terlibat dalam renacana pembunuhan itu, cukup ia membully nya.
Tak ada alasan mereka membully Ria, mereka membully Ria hanya untuk bersenang-senang. Dan tentunya Ria itu anak lemah yang gak bisa melawan dan gak bisa mengadu ke kedua orang tuanya. Hal itu di manfaatkan oleh Kakak-kakaknya. Sungguh malang nasibnya.
"Tenang aja, gue jamin mereka gak bakalan tau." Ucapnya sembari senyum smirk.
Disisi lain, gadis yang telah mengalami pingsan di ruangan yang sunyi tadi pun terbangun. Dada nya sesak, dan nafas yang tidak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cupu!
Ficção AdolescenteRea Levana Alexander adalah seorang bad girl alias gadis bar bar disekolahannya, bukan hanya itu, Rea juga di takuti banyak kalangan siswa-siswi di sekolahnya. Rea memiliki gelar sebagai 'Queen Bullying' di SMA Sanjaya. Naas nya, Rea si cewek bar-ba...