Bab 01 Jauh

595 188 14
                                    

BAB 01

JAUH

2023

“Bundaaaaa Kak Ariz nih…”

“Weekkk bisanya cuma ngadu…”

Fariza melemparkan bantal ke arah Ariz karena sudah merebut makanan yang baru saja diambilnya dari atas meja. Kelakukan kakaknya masih saja sama dengan saat kecil, selalu saja mengganggunya. Kalau dulu, ada Kak Faiz yang membelanya, tapi sejak Kak Faiz keluar dari rumah dan menetap di luar kota karena pekerjaannya, membuat Fariza tidak bisa menghindar dari kejahilan Ariz lagi. 

“Riz, jangan gangguin adik kamu.”

Bundanya baru saja selesai menghidangkan makanan di atas meja makan. Fariza kini mencibir ke arah Ariz yang malah dengan santainya mengambil duduk di sebelahnya dan segera mengambil makan. 

“Iya nih Bun, besok kalau aku tinggal biar kesepian.”

Ucapan Fariza membuat Ariz kini menoleh ke arahnya.

“Beneran jadi ambil beasiswa itu? Jauh loh, kamu dari rumah.”

Fariza memang baru saja mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di sebuah universitas negeri. Dia sangat senang sekali karena prestasinya itu. Tapi yang masih menjadi dilemma adalah, dia tidak mau pergi dari rumah. Dia tidak bisa hidup mandiri.

“Bunda aja yang aku aja ya Bun? Biar Kak Ariz sama Ayah.”

“Enak aja. Lu pikir Bunda ama Ayah mau berpisah? Durhaka Za, misahin orang tua yang saling mencintai.”

Celetukan Ariz membuat bunda mereka tersenyum. 

“Kan ada Kak Faiz di sana. Tinggal sama Kak Faiz, udah beli rumah juga.”

Fariza hanya terdiam mendengarkan hal itu. Bukan dia tidak mau untuk tinggal berdua dengan kakak pertamanya itu. Kebetulan memang tempat perguruan tinggi itu satu kota dengan tempat Faiz tinggal dan bekerja. Maka kedua orang tuanya langsung menyetujuinya ketika Fariza menyampaikan kabar baik itu. Hanya saja, setelah Faiz keluar dari rumah, interaksi mereka tidak seakrab saat mereka masih tinggal satu rumah.

Fariza paham, kalau kakaknya itu sangat sibuk. Dulu saat dia keluar dari rumah, Fariza masih sering menelepon kakaknya itu, tapi kemudian kesibukan membuat mereka renggang. Kakaknya itu juga jarang pulang, hanya 1 tahun sekali dengan alasan sibuk. Membuat dirinya makin jauh dengan kakaknya yang sebenarnya selalu dirindukannya.

“Bun, Iza nggak boleh kos sendiri gitu? Udah gede lho ini.”

Lalu acakan di rambutnya membuat Fariza menoleh ke arah sampingnya. Ariz sudah memberikan pelototan.

“Heh, anak kecil, suruh siapa kos? Ada kak Faiz ngapain kos? Jangan bawa alasan biar bebas kamu. Jangan dikasih Bun…”

Fariza mengerucutkan bibirnya mendengar celetukan Ariz. Dia benar-benar tidak mau serumah dengan Faiz. Pasti akan sangat canggung. Entah karena ap aitu dia juga tidak tahu.

“Iza, Kak Faiz udah nyiapin semuanya buat kamu. Nggak usah aneh-aneh. Nanti malah Ayah kamu nggak ngasih ijin kamu buat ke sana.”

Jawaban bundanya membuat Fariza kini menghela nafas. Gagal usahanya untuk membujuk kedua orang tuanya.

**** 

Baru saja akan memejamkan mata., Fariza mendengar suara ponselnya berdering. Dia menggeliat dan kini menatap ponselnya yang diletakkan begitu saja di samping bantalnya. Ada pesan dari Faiz.

“Za, besok kakak jemput.”

Pesan itu terbaca di pop upnya. Fariza menghela nafasnya lalu membuka pesan dari kakak pertamanya. Sejak Faiz tidak di rumah, rasanya pria itu seperti menjauh darinya. Kalau pulang ke rumah pun, Faiz hanya menyapanya seperlunya, dan selebihnya dihabiskan di dalam kamar atau berbincang dengan kedua orang tuanya. Padahal Fariza sebenarnya merindukan interaksi mereka seperti saat masih bersama-sama. Berangkat dan pulang sekolah bersama.

“Orang yang udah dewasa memangnya nggak suka lagi sama adeknya?”

Dia malah bermonolog seperti itu. Lalu mengabaikan pesan dari Faiz dan kini memejamkan mata. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada Faiz besok.

HALOHA LOVELY READERS

KOMENT YUK KALAU MAU LANJUT 

ADA CINTA DI RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang