explanation

182 40 6
                                    

"Turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Turun." Ucap Jian berdiri membukakan pintu mobil untuk Yesline. Kini keduanya sudah sampai di basement apartemen Jian untuk menjelaskan kesalahpahaman diantara keduanya.

"Gak mau, anterin ke apart gue." Jawab Yesline menatap ke arah depan, tubuhnya masih ia sandarkan di jok mobil dan tidak bergerak sama sekali.

"Ehh mau ngapain lo?" Protes Yesline karena tiba-tiba Jian menyelipkan tangannya ke belakang punggung dan lekukan kakinya.

"Biar gue gendong kalau lo gak bisa jalan."

"Ck lepasin, gue bisa jalan sendiri." Yesline melepaskan tangan Jian, turun dari mobil dan berjalan lebih dulu meninggalkan Jian.

"Emang lo tau unit apart gue?" Ucap Jian membuat langkah Yesline berhenti. Yesline hanya diam, dan menunggu Jian masuk ke dalam lift.

Tidak ada percakapan diantara keduanya, hingga pintu lift terbuka dan Jian berjalan keluar lebih dulu diikuti oleh Yesline di belakangnya.

"Masuk." Ucap Jian setelah membuka pintu, melihat Yesline yang hanya diam berdiri.

"Kenapa harus masuk, jelasin disini aja." Yesline masih enggan menggerakkan kakinya.

"Gak, gue gak mau ada orang lain denger."

"Tapi gue gak mau mas–" Belum selesai ngomong, Jian sudah lebih dulu menarik lengannya untuk masuk ke dalam. Jian membawa Yesline untuk duduk di sofa, dan menutup pintunya.

"Duduk dulu, gue mau jelasin semuanya." Ucap Jian menahan pergelangan Yesline, dan membawanya untuk kembali duduk di sampingnya.

"Jangan potong omongan gue, berani lo potong gue cium sampai mampus." Lanjutnya dengan aura penuh intimidasi.

Dengan malas akhirnya Yesline kembali duduk dan diam untuk mencoba mendengarkan penjelasan dari Jian. Jian mulai menceritakan semuanya dari awal, bagaimana saat ia pulang dan Sonya malah menelponnya untuk meminta bantuan. Jian menceritakan semuanya, termasuk saat ia mengantar Sella dan ponselnya malah tertukar.

"Udah?" Yesline ingin bangkit dari duduknya dan pergi, namun jian kembali mencekal lengannya.

"Lo percaya kan sama gue?" Ucap Jian menatap lekat mata Yesline, ia berharap Yesline percaya dengan penjelasannya. Meski belum mencintai Yesline, namun Jian juga tidak ingin jika Yesline salah paham dan berpikiran yang tidak-tidak padanya. Sedangkan Yesline, entah mengapa hatinya jadi sedikit merasa lega mendengar penjelasan Jian, namun tetap saja rasa kecewa masih ia rasakan.

"Gue kecewa sama lo. Lo tau gak gue udah nungguin lo dari pagi, tapi lo malah keenakan tidur sama cewek lo."

"Lo ngomong apa sih yes, gue beneran gak tidur sama Sella, gue cuma nganterin dia, dan karena buru-buru pulang hp nya jadi ketuker."

"Hmm."

"Kok cuma hmm, lo masih gak percaya sama gue? Gue beneran gak ngapa-ngapain sama Sella."

"Gak ngapa-ngapain tapi leher lo sampai gitu."

The Story of Jian and YeslineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang