kiss?

392 61 11
                                    

"Nyokap telpon nyuruh kita dateng ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyokap telpon nyuruh kita dateng ke rumah."

Menghela nafas Yesline kemudian berucap "Hmm gue bawa mobil, lo duluan aja."

"Gak bisa, yang ada nanti nyokap curiga kalau kita masih tinggal di apartemen kita masing-masing. Gue ikut ke apart lo, nanti ke rumah nyokap gue pakai mobil gue."

Yesline hanya menjawab dengan anggukan, dan langsung pergi menuju parkiran terlebih dahulu meninggalkan Jian.

"Yes." Ucap Jian memecah keheningan. Keduanya kini berada di dalam mobil Jian, dan sedang perjalanan menuju rumahnya.

"Hmm."

"Menurut lo nyokap tau nggak soal kita yang nggak tinggal seatap?"

"Nggak tau." Jawab Yesline acuh

"Gue curiga kalau nyokap udah tau, soalnya tiba-tiba minta gue dateng ke rumah sama lo, katanya mau ngomong sesuatu."

"Lo kalau nggak setuju sama pernikahan ini batalin aja Ji. Lagian bokap gue juga udah nggak ada, lo gak perlu lagi ngikut-"

"Kok lo jadi ngomongin ini? Gue cuma nanya, kira-kira nyokap tau atau nggak soal kita yang masih tinggal masing-masing. Gue gak ada bilang kalau gue gak setuju sama pernikahan ini Yesline." Jian menatap mata Yesline dan mencoba memberinya penjelasan tentang ucapannya tadi. Masih mencoba menahan emosi, kenapa bisa tiba-tiba Yesline bilang seperti ini.

"Tapi lo nerima perjodohan ini karena terpaksa kan, karena lo kasihan ngeliat keadaan bokap gue, terus akhirnya ngeiyain permintaan bokap gue buat jagain gue. Belum terlambat Ji, kita nikah baru seminggu, belum ada perasaan juga diantara kita, jadi lo bisa ceraiin gue." Ucap Yesline dengan cepat agar Jian tidak bisa menyela ucapannya. Jian semakin pusing dibuatnya. Gadis di sampingnya ini sadar, tapi bicaranya ngelantur seperti orang mabuk.

Sebelum membalas perkataan Yesline, Jian menepikan mobilnya, dan mematikan mesinnya.

"Gampang banget lo ngomong cerai. Pernikahan bukan hal remeh Yes. Gue nggak cuma janji sama bokap lo, tapi gue juga udah janji sama Tuhan. Gue gak akan ceraiin lo, dan lo jangan pernah ngomongin kata cerai."

"Lo aja juga gak bisa nerima pernikahan ini Ji, jadi apa yang harus dipertahanin? Dan mumpung temen-temen juga belum tau soal hubungan kita, mending kita cer-"

Belum selesai dengan ucapannya, tiba-tiba Jian langsung menarik tengkuk Yesline dan membungkam birai Yesline dengan birainya, hanya menempel, tidak bergerak. Di sekon ke lima Yesline mendorong bahu Jian, dan menciptakan jarak diantara keduanya. Keduanya terdiam beberapa saat untuk menetralkan degup jantung masing-masing, hingga akhirnya Jian lebih dulu membuka suara.

"Mulai sekarang kalau lo ngomong kata cerai, gue cium." Ucap Jian sembari menjalankan kembali mobilnya.

"Terus kalau lo yang ngomong?" Ucap Yesline melayangkan protes

"Lo boleh cium gue juga, lebih dari cium juga gapapa."

"Dih enakan di lo dong."

"Lo juga enak yes, gue kan good kisser. Mau coba nggak?"

"Nggak!"

"Gue cuma butuh waktu Yes, gue nerima semua ini tapi gue butuh waktu, gue yakin lo juga pasti butuh waktu kan? Gue belum mau temen-temen kita tau, karena gue gak mau diceng-cengin sama mereka, mereka kan taunya kita musuhan, tiap ketemu pasti ribut. Kalau mereka tau ini pasti bakal kaget. Gue bakal kasih tau mereka tapi bukan sekarang. Tapi terlepas dari itu semua gue bakal belajar bertanggung jawab sama status baru gue, gue bakal jagain lo seperti amanah dari papa lo." Ucap Jian yang membuat hati Yesline merasakan hangat saat mendengarnya. Yesline bisa melihat ketulusan dari mata Jian saat mengucapkan rangkaian kalimat tersebut.

"Dan satu lagi. Sampai kapanpun gue gak bakal ceraiin lo."

"Tapi gue sama lo gak saling cinta."

"Semua cuma tentang waktu. Kita bisa belajar. Dan gue juga bakal belajar buat jadi suami yang baik buat lo."

"Kalau gitu gue juga, gue bakal belajar jadi istri yang baik buat lo." Sedikit ragu Yesline mengatakannya. Namun sepertinya ucapannya tidaklah salah, perlahan ia akan mencobanya.

"Aduh istri gak tuh? Gak nyangka ternyata gue emang beneran udah punya istri. Sabi lah nanti malem kalau minta jat-"

Plakk!

Belum selesai bicara Yesline sudah terlebih dahulu memukul lengan Jian.

"Aduh! Baru nikah seminggu udah kdrt aja."

"Siapa suruh lo ngomong gitu."

"Emangnya gue ngomong apa?" Tanya Jian yang semakin gencar ingin menggoda Yesline.

"Gue tau ya Ji kemana arah pikiran lo. Gak cuma julid ternyata otak lo juga pervert."

"Ya gapapa kan udah sah, jadi bebas dong."

Yesline hanya menyandarkan kepalanya ke jok mobil dan memejamkan matanya, sama sekali tidak membalas ucapan Jian, meskipun gadis itu masih bisa mendengarnya.

Tidak mendengar jawaban, Jian kembali berucap
"Jadi nanti malem mau berapa ronde Yes?"
"Yesline."

"Jian! Diem atau gue turun sekarang juga? Dan jangan harap lo bisa selamat dari amukan nyokap lo." Ancam Yesline

Setelahnya Jian langsung mengatupkan bibirnya rapat, lalu kembali fokus menyetir.

Halo gimana ceritanya?Jangan lupa vote and coment oke! Bakal aku lanjut kalau udah lumayan yang baca wk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo gimana ceritanya?
Jangan lupa vote and coment oke!
Bakal aku lanjut kalau udah lumayan yang baca wk

Teubye!

The Story of Jian and YeslineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang