Pagi itu di kediaman keluarga Lee
"Hyunjin, kamu sudah membereskan buku-buku untuk hari ini kan? Jangan sampai ada yang tertinggal lagi seperti kemarin." Terlihat Minho yang sedang berdiri menunggu adiknya di depan pintu kamar.
"Iya Kak, sudah aku bereskan semuanya." Jawab Hyunjin tak bersemangat.
Minho menatap Hyunjin lekat, dia sedikit bingung mengapa Hyunjin tampak lemas sejak bangun tidur tadi, padahal biasanya Hyunjin sangat bersemangat.
"Kamu baik-baik saja, Hyunjin? Kenapa kamu lemas sekali?" Tanya Minho sambil menghampiri Hyunjin yang masih terduduk di tepi ranjangnya.
Hyunjin menundukkan kepalanya, "aku baik-baik aja, Kak." Ucapnya masih terdengar lesu.
"Jangan berbohong, apa kamu sakit? Apa ada yang menganggumu di sekolah?" Minho duduk tepat di sebelah Hyunjin.
"Aku baik-baik saja, Kak. Semalam aku hanya mimpi buruk, aku sangat takut saat mengingatnya." Jelas Hyunjin masih dalam posisinya.
Minho membelai lembut surai hitam milik Hyunjin sambil tersenyum hangat, "Itu kan hanya mimpi, semua akan baik-baik saja, kamu jangan khawatir ya, jika ada hal buruk terjadi padamu, Kakak pasti akan melindungimu, Kakak berjanji, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun." Minho menunjukan jari kelingkingnya, "ayo kita buat janji kelingking." Minho tersenyum hangat pada Hyunjin, tentu saja senyuman itu mampu meredakan segala kegelisahan pada hati Hyunjin.
Hyunjin ikut tersenyum sangat manis, senyuman yang hanya ia tunjukan kepada Kakak kesayangannya dan segera menautkan kelingking kecilnya dengan kelingking Minho, janji itu sudah dibuat. Janji yang dalam hitungan jam kedepan akan membuat Hyunjin menyesal.
"Ayo kita sarapan, Mama dan Papa pasti sudah menunggu." Minho berdiri dan menggandeng tangan Hyunjin. Mereka berjalan keluar kamar segera menuju ruang makan, dan tepat apa yang dikatak Minho kedua orang tuanya telah menunggu mereka.
Minho dan Hyunjin segera duduk berdampingan berhadapan langsung pada Ibu dan Ayah.
"Minho, Hyunjin.. Pak Yoon tidak dapat mengantar dan menjemput kalian di sekolah, hari ini ia izin karena merasa tidak enak badan." Ibu membuka percakapan di meja makan sambil menikmati sarapan mereka.
"Terus kami gimana? Siapa yang akan mengantar kami ke sekolah?" Tanya Hyunjin dengan mulut yang penuh dengan sandwich cokelat kesukaannya
"Papa akan mengantar kalian ke sekolah." Jawab Ayah sambil tersenyum melihat wajah anak bungsunya yang lucu.
"Lalu Papa akan menjemput kami juga?" Kini Minho yang membuka suara.
"Hmm.. sepertinya Papa tidak bisa menjemput kalian, hari ini ada beberapa meeting penting dan Papa tidak bisa meninggalkannya." Ucap Ayah sedikit menyesal.
"Tidak apa-apa, Pa. Aku tahu jalan pulang, Aku dan Hyunjin akan pulang sendiri untuk hari ini." Minho terlihat cukup bersemangat, bagaiman tidak dari dulu dia sangat ingin mencoba untuk pulang bersama teman-teman yang lain, bukan dengan supir yang selalu mengantar dan menjemput mereka, tidak asik.
Hyunjin mengangguk setuju dengan Minho, "Itu pasti sangat menyenangkan, Ma, Pa." Hyunjin yang telah kembali bersemangat tersenyum riang.
"Benarkah?" Tanya ibu yang merasa sedikit ragu.
"Iya Ma.." Minho dan Hyunjin terdengar sangat kompak, mereka tersenyum lebar menunjukan betapa bahagia mereka.
Ayah dan Ibu hanya terkekeh melihat kedua anak laki-laki mereka.
"Baiklah, tapi ingat kalian harus pulang bersama dan berhati-hati di jalan." Peringatan dari ibu yang segera disambut anggukan oleh Minho dan Hyunjin.
Ibu masih merasa sedikit khawatir, karena ini adalah kali pertamanya membiarkan kedua anak kesayangannya itu untuk pulang sendiri, tapi tak ada pilihan lain, Pak Yoon supir pribadi keluarga Lee sedang sakit dan mereka tidak mungkin memaksa Pak Yoon yang sudah cukup tua itu untuk tetap bekerja dan ibu sudah memiliki janji untuk menghadiri beberapa pameran lukisan dengan rekan-rekannya, bersikap profesional, mengingat ibu adalah seorang seniman lukis dengan beberapa hasil lukisannya yang terjual dengan harga fantastis, dan ia juga sempat mendapatkan beberapa penghargaan untuk hasil goresan-goreasan indah yang dia torehkan pada kanvas, tidak enak jika dia harus membatalkan janji itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regrets || Hyunho
FanfictionUntuk apa menjadi egois kalau menyakiti diri sendiri dan orang yang kita sayangi.