Berbicara dari hari ke hati, membutuhkan awal yang benar.
"Kamu gak boleh mandi, gak boleh tidur. Hari ini aku harus berbicara serius denganmu. Cheng Cheng kamu itu sudah besar, sudah enam belas tahun, dan ayah kira kamu itu sudah dewasa. Aku percaya kamu tau apa yang benar dan apa yang salah. Apa yang harus dilakukan dan apa yang gak boleh dilakukan."
"...."
Cheng Cheng melirik ke arah lain. Dia menolak untuk menatap ayahnya.
Jelas pembicaraan ini pun gagal
"Ah Cheng, kalau kamu bingung dalam situasimu, atau jika ada orang yang mengganggumu, tolong kasih tau ayahmu ini, oke?" Cheng Yu memegang bahu anaknya, dan mencoba memeluknya.
Cheng Cheng memberontak dengan kedua tangannya, Cheng Cheng menolak Cheng Yu mendekati dirinya.
"...." Mata Cheng Cheng tiba-tiba memerah.
Cheng Cheng menggertakkan giginya dan akhirnya tidak bisa menahan air mata yang jatuh dari matanya, lalu dihapus oleh Cheng Yu
"Aku harap kamu bukan ayahku—"
"Aku memang bukan."Cheng Yu menyela, "Kamu tau, aku sebenarnya pamanmu."
"Bukan itu, aku gak mau punya hubungan seperti itu!" teriak Cheng Cheng. Mengibas tangan Cheng Yu yang membelai pipinya.
"Apa yang aku inginkan, apa yang sangat aku inginkan tidak akan mungkin aku dapatkan seumur hidupku! Apa kamu mengerti?! Berhentilah mencintaiku seperti seorang ayah mencintai anaknya!"
"Aku tidak bisa lagi menganggapmu sebagai ayahku...." Cheng Cheng akhirnya berteriak dan menutupi wajahnya dan menolak kontak fisik dengan Cheng Yu.
Apa yang dikatakan anaknya sangat jelas. Selama bertahun-tahun. Emosi yang telah berubah secara halus, meskipun Cheng Cheng tahu bahwa keintiman tidak bisa dihindari tapi Cheng Yu berharap itu tidak akan berubah ke hal-hal yang melenceng seperti ini.
Di sisi lain, kamu perlu tidur untuk benar-benar mengekspresikan emosimu.
"Ah Cheng...." Cheng Yu mulai menyesal melakukan pembicaraan seperti ini. kalau saja dia tidak keras kepala, tidak bertanya hal itu dan tidak begitu peduli dengan ciuman anaknya. Dia tidak akan mencapai ke posisi seperti ini. bahkan dianya sendiri pun tidak tau perasaan seperti apa yang dia miliki untuk Cheng Cheng.
Ketika Cheng Cheng bergegas maju untuk menciumnya, dia tidak menolaknya.
Kancing kemeja dibuka, otot dadanya dibelai dan resleting celananya ditarik ke bawah sampai Cheng Cheng menjilat ereksinya yang agak keras melalui celana dalamnya. Cheng Yu seperti kembali sadar. Dia mendorong Cheng Cheng menjauh lalu meraih rambut Cheng Cheng sampai kepala Cheng Cheng mengangkat ke atas.
"Kapan itu dimulai?" Cheng Yu bertanya dengan mata merah.
"SMP"
"Tepatnya kapan?"
"Kelas tiga"
Pada masa itu, Cheng Cheng sangat sibuk dengan kelulusannya, untuk memberi lingkungan belajar yang nyaman untuk anaknya. Cheng Yu memberi makanan yang sangat lezat, bahkan mengadakan kegiatan wisata setiap bulannya. Cheng Yu selalu mengajak anaknya untuk melihat pemandangan dan mendaki gunung untuk bersantai.
Saat itu, Cheng Cheng akan tidur dengannya di malam hari.
Cheng Yu menatap mata basah Cheng Cheng, mata yang mirip dengan ibunya dan tidak ada kemiripan dengan saudara Cheng Yu. Sebenarnya Cheng Yu tidak mengenali saudari iparnya. dia hanya melihat melalui sebuah foto dan pada saat itu adalah saat pemakamannya.
Sejak saat itu Cheng Cheng tidak pernah memiliki kerabat selain Cheng Yu.
"Kamu gak mau ayah mencarikanmu seorang ibu, jadi ayah tidak mencarinya. Sudah lebih dari sepuluh sejak kamu berusia enam tahun. Aku bahkan tidak punya pacar. Ayah memberimu semuanya selama sepuluh tahun ini... selanjutnya, selanjutnya mungkin selanjutnya juga. Kamu tetap menjadi satu-satunya untuk ayah." Cheng Yu menyeka sudut mata Cheng Cheng. Mengangkatnya dan meletakkannya di tempat tidur, merapikan poninya dan mencium bulu matanya dengan lembut.
"Berikutnya hanya aku satu-satunya? Aku satu-satunya?"
"Hmm"
"Ayah... Cheng Yu kamu tahu maksudku?"
"Aku tahu."
"Kalau begitu, boleh kamu menciumku lagi?"
Cheng Yu terdiam sesaat. Dia menundukkan kepalanya dan mencium bibir anaknya dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] JANGAN GANGGU AKU MAKAN DAGING
Short StoryPenulis : Xanthate Sinopsis : - Apa yang harus aku lakukan kalau anakku kecanduan game? Marahin dia sampai dia nurut - Apa yang harus aku lakukan kalo anakku punya tanda-tanda cinta monyet? Marahin dia sampai dia nurut - Apa yang harus...