BAB 1

22 1 0
                                    

"Ah Cheng, pulang sekarang!"

"...."

"Aku akan menjemputmu."

"Jangan! Jangan datang. Sebentar lagi aku pulang."

"... kamu jangan minum alcohol terlalu banyak."

Malam ini, Cheng cheng pergi ke pesta ulang tahun teman sekelasnya. Dia mengikut segala kegiatan acara itu. Di mulai dari makan-makan di restoran sampai ke KTV karaoke. Dia pun sudah berencana, kalo malam ini dia sudah bersiap untuk begadang semalaman. Walaupun begitu ayahnya tidak mengijinkan dia untuk pulang lebih dari jam sebelas malam. Meskipun begitu, dia tetap saja bersenang-senang, siapa yang pegitu tentang itu dia sudah merencanakan hal-hal ini sudah dari dulu.

Cheng cheng bukan lagi anak kecil. Dia sudah berusia 16 tahun. Dia memiliki tanggung jawab penuh atas dirinya sendiri. Jadi dia ingin merasakan bagaimana rasanya menyanyikan lagu bersama teman-temannya.

Tepat pukul menunjukkan sebelas malam Cheng cheng menerima panggilan telpon dari ayahnya.

Cheng cheng gak habis pikir, ayahnya bisa tau dia ada dimana sekarang dan ayahnya pun bilang kalau dia akan datang dan menjemputnya.

Cheng cheng berpikir sebentar. Kalau seperti ini dia harus pulang sendirian malam ini. Setelah cukup bermain dan meminum alcohol dia memukul pintu dan langsung pulang.

Cheng yu, adalah ayah diatas kertasnya. Keduanya terpaut jarak lima belas tahun. Faktanya Cheng cheng adalah keponakan dari saudara laki-laki Cheng yu. Saudara laki-laki Cheng yu meninggal dalam kecelakaan pesawat yang tersisa dari saudaranya adalah keponakannya sendiri. Setelah kejadian itu Cheng cheng dirawat oleh Cheng yu selama lebih dari tiga belas tahun. Selama itu pula Chengcheng memanggil Cheng yu dengan sebutan ayah.

Meskipun begitu, baru-baru ini Cheng cheng enggan memanggil Cheng yu dengan sebutan ayah. Cheng cheng pun malas mendengar Cheng yu menyebut dirinya sebagai ayah.

Sesampai dirumahnya. Cheng yu duduk di sofa. Cheng yu sedang menonton pertandingan ulang bola basket. Dia tidak menganggapnya serius.

"Aku pulang"

"Hm"

"Ke sini, ayah mau bicara sama kamu"

"... ayah aku lelah dan mau mandi."

"...."

Cheng yu menoleh dan menatapnya. Sayangnya Cheng cheng tanpa sadar menundukkan kepalanya. saat ini wajahnya Cheng cheng pasti merah merona.

"Kamu minum, Cheng cheng?" Cheng yu berdiri dan berjalan kearahnya. Tubuhnya yang kuat membawa rasa intimidasi dan Cheng cheng tidak berani melihatnya.

"Ah Cheng, kamu semakin tua, semakin kurang ajar." Cheng yu mencubit dagu Cheng cheng dan memintanya untuk melihat kearah dia. mereka berdua sangat dekat. Napas mereka menyatu. Cheng cheng juga pernah melihat Cheng yu minum alcohol.

"Ayah, lepaskan aku. Aku ingin mandi sekarang." Cheng cheng merasa malu ketika mereka terlalu dekat. Jantungnya Cheng cheng pun berdetak lebih cepat. Chne cheng menguatkan tentang hal itu, tapi tidak berani untuk memikirkannya

"Jangan mandi." Cheng yu mulai meleaskannya dan menarik Cheng cheng ke dalam pelukannya dagunya Cheng yu menekan diantara lehernya. Cheng cheng. "Kamu harus berbicara dulu dengan ayah, setelah itu baru aku akan mengijinkanmu untuk mandi."

"...."

Cheng cheng akhirnya duduk di sofa dibawah paksaan ayahnya dan diapun di peluk dengan paksa dan kepalanya diusap oleh Cheng yu.

"Bagaimana kamu bisa tumbuh begitu besar dalam sekejap mata. ... ini seperti kamu lagi meniup sebuah balon. ... aku masih ingat ketika kamu masih kecil kamu biasanya bersarang di pelukanku bahkan sampai sekarang pun kamu masih sama ha ha ha ...."

Cheng cheng hanya ingin mengambil botol anggur diatas meja itu dan memukul keras di kepalanya Cheng yu.

Setelah Cheng cheng mandi, di pergi ke kamar Cheng yu dulu, Sebelum kembali ke kamarnya. Lagipula dia memanggil ayahnya selama tiga belas tahun. Dia pun harus melepaskan sepatunya dan setidaknya menutupinya dengan selimut.

Cheng cheng baru saja meluruskan posisi ayahnya yang bengkok dan menyelipkannya ke dalam selimut. Tanpa diketahui Cheng cheng, Cheng yu menariknya dan membuat Cheng cheng jatuh menimpanya.

"Mulutmu selembut saat kamu masih kecil" setelah Cheng yu selesai menciumnya dan menggigit beberapa kali di wajahnya "Wajahmu sama lezatnya sat kamu masih kecil"

"... ayah ingin memakanmu"

...pedofil! Sampah! Tidak bermoral!

Cheng cheng berteriak di dalam hatinya. Dia berjuang keras untuk melepaskan dari lengan besinya Cheng yu. Cheng cheng pun menyeka air liur Cheng yu di wajahnya. Saat ini wajahnya Cheng cheng pun lebih merah dari saat pulang karaoke.

Sedangkan Cheng yu si pelaku memejamkan matanya lagi. setelah berciuman lalu berbisik dan tertidur lagi.

Cheng yu yang mabuk seperti bocah bodoh. Cheng cheng duduk di samping tempat tidur. Melirik pria yang sudah membesarkannya selama beberapa tahun dan masih tidak bisa menahan dirinya untuk menyentuh dan membelai rambut Cheng yu.

[END] JANGAN GANGGU AKU MAKAN DAGINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang