Halo guys seperti biasanya sebelum baca chapter ini jangan lupa vote dulu yaa and jangan jadi siders oke?
Happy reading~
.
.
.
.
———Jam menunjukkan pukul 05.45 pagi, Latisya tertidur lama sekali sampai melewatkan makan malam.
Untungnya ia memiliki ibu yang pengertian, walaupun kadang menyebalkan.Alarm berbunyi hingga membuat Latisya yang terlelap dengan tenang terpaksa bangun, ia meraih handphone nya dan segera mematikan alarm yang memekakkan telinga itu.
Ia segera meraih handuk di gantungan dan segera mandi, ia tidak bisa bertele-tele pasalnya ketika jam baru menunjukkan pukul 06.13 pagi saja jalanan di kota C itu macet.
Setelah mandi ia memakai baju hitam ketat berlengan panjang dan celana jeans serta tak lupa cardigan panjang berwarna cream.
Tak lupa ia memoleskan sedikit lipbalm ke bibirnya yang pink kilat itu, hanya lipbalm saja, walaupun dia perempuan tulen ia sangat jarang skincare apalagi make up.
Mungkin karena tipe kulitnya yang mudah di rawat jadi ya tidak terlalu sulit untuknya yang tidak suka ribet.
Setelah memastikan dirinya rapi, ia menyemprotkan parfum bermerk dior itu lalu segera turun untuk sarapan, Latisya bukam tipe yang sulit di bangunkan pagi.
Berbeda terbalik dengan Zafira yang sangat sulit di bangunkan, bahkan pernah sekali ibunya menyeret Zafira keluar kamar karena ia tidak kunjung bangun di pagi senin.
Semua sudah duduk di meja makan, di lihat-lihat sepertinya mereka memang menunggu Latisya untuk sarapan bersama.
"Tumben pagi gini udah pada ngumpul? Gak kepagian nih?" Tanya Latisya heran, pasalnya ini baru pukul 05.59 dan keluarganya sudah duduk anteng di meja makan.
"Papa ada meeting di luar kota jadi harus udah siap dari pagi gini" Ucap Fargas Pratama, selaku kepala keluarga.
Latisya hanya ber oh ria, lalu segera duduk di samping Zafira dengan anteng.
Mereka sarapan dengan tenang, tidak ada pembicaraan apapun, hanya bunyi dentingan sendok dan garpu.
Setelah sarapan Latisya pamit kepada orangtua nya dan segera keluar untuk memanaskan mesin mobilnya, hari ini ia di suruh mengantarkan Zafira ke sekolah nya.
Sebenarnya ia malas karena rumah sakit dan sekolah Zafira sangat jauh jaraknya, setelah mengantarkan Zafira ia harus menempuh perjalanan setengah jam lagi agar sampai di rumah sakit.
Padahal tidak apa-apa ia sedikit terlambat tidak akan ada yang mempermasalahkannya, tapi Latisya adalah orang yang anti membuang-buang waktu.
Kenapa gak naik bis aja sih? Bikin ribet aja.
Latisya misuh-misuh sendiri, meskipun begitu ia tetap mengantarkan adiknya itu ke sekolah.
Setelah memanaskan mobilnya Latisya membunyikan klakson pertanda agar Zafira segera masuk ke mobil, tak sampai 5 menit Zafira datang dan langsung duduk di samping kursi kemudi.
"Terimakasih kakak ku yang cantik sudah bersedia mengantarkan adikmu ini ke sekolah" Ucap Zafira sambil mengedipkan sebelah matanya.
Latisya hanya berdehem dan segera melajukan mobilnya, ia tidak mau bertele-tele karena bisa jadi nanti ia akan terjebak macet yang memuakkan itu.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah Zafira, Zafira turun dan langsung berlari masuk ke halaman sekolahnya.
Latisya tidak habis fikir, setidaknya ucapkan terimakasih terlebih dulu atau ucapkan sesuatu pada dirinya.
Latisya hanya menggelengkan kepalanya, lalu segera melaju pergi ke rumah sakit.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, Latisya segera memarkirkan mobilnya di parkiran dan segera masuk ke loby rumah sakit.
Seperti biasa ia harus mengisi absen baru setelah itu ia akan mengecek jadwal nya.
Ia pergi menuju ruangan tempat biasa ia dan orang-orang rumah sakit itu mengisi absen, dan segera meletakkan jarinya di sensor sidik jari.
Setelah memastikan sensor itu berbunyi, ia segera mengisi kertas absen lalu men-tandatangani kertas itu.
Ia membuka lembaran setelahnya guna mengecek jadwal nya, tidak banyak hanya satu operasi di jam 10.47 dan mengecek pasien seperti biasa.Mengecek pasien seperti biasa? Oh iya teringat dengan laki-laki manisnya itu.
Bagaimana kabarnya?Latisya segera keluar dari ruangan, lalu berlari kecil sambil menaiki tangga untuk menuju ruangannya, sial kenapa ia tidak menggunakan lift saja tadi.
Setelah sampai di ruangan nya segera ia mengambil jaket dokternya, lalu mengambil stetoskop miliknya di lemari kecil dan segera berlari keluar menuruni anak tangga yang lumayan banyak itu.
Kenapa ruangannya harus ada di lantai satu? Sial, sepertinya setelah ini ia akan mengajukan perpindahan ruangan kerja.
Setelah berlari-lari di sepanjang lorong rumah sakit, akhirnya ia sampai di ruangan gardenia.
Seperti biasa ia di temani oleh suster laki-laki kita, yaitu axel.Mereka berdua segera berjalan menuju ruangan Rafasya, Latisya mendorong pintu ruangan itu dan terpampang lah Rafasya yang sedang sarapan pagi itu.
"Selamat pagi Rafasya, bagaimana sarapan nya?" Ucap Latisya Sambil mengedipkan mata kirinya.
Ohh tuhann baru saja Rafasya ingin sarapan dengan tenang tanpa gangguan, dokter genit ini sudah lebih dulu sampai ke ruangan nya.
-------
Haloww kembali lagi kita ya guys, bagaimana dengan chapter kali ini? Cringe? Ya memang si soalnya saya mah tipe yang begitu muncul ide langsung nulis.
Wkwk jadi maapkan bila ada kesilapan ya guys, sampai jumpa di chapter selanjutnya~

KAMU SEDANG MEMBACA
The dominan doctor
Teen FictionLatisya dokter wanita dominan yang diam diam menyimpan perasaan kepada salah satu pasien nya.