five

1.1K 44 12
                                        

Hai haiii sebelum lanjut baca jangan lupa ya guys seperti biasa berikan vote untuk chapter ini ya guys, jangan jadi siders oke?

Happy reading all~
.
.
.
.

____

Mobil Latisya melaju menuju mansion nya, ia tersenyum tipis jika memikirkan laki-laki manis yang bernama Rafasya itu.

Saat ini yang ada di dalam pikiran nya adalah bagaimana cara membuat laki-laki manis nan imut itu jatuh hati padanya? Oh iyaa tauu apa ia perkosa saja? Dengan begitu Rafasya akan terikat selamanya dengan dirinya.

Mobil Latisya sampai di depan gerbang mansion nya, ia membunyikan klakson tanda agar satpam segera membuka gerbang besar itu.
Setelah selang beberapa menit, satpam datang dengan berlari kecil lalu segera membuka gerbang itu.

Tanpa banyak bicara ia langsung menjalankan mobilnya sedikit lalu berhenti tepat di tengah halaman, biarkan saja nanti satpam yang membawa mobil nya menuju garasi.

Latisya berjalan menuju pintu utama dan langsung saja pintu itu terbuka, seperti sudah mengetahui bahwa dirinya sudah pulang ke rumah.

"Eh si paling dokter bedah udah pulang nih mah" Tentu latisya tau suara ini, suara Zafira Mariana adik angkat nya yang lebih muda darinya 3 tahun.

"Tumben kamu baru pulang jam segini? Habis darimana kamu?" Tanya Gita Refnita, ibu dari 2 bersaudara itu.

Zafira terkekeh ia sangat senang melihat wajah kusut kakaknya itu, sementara Latisya hanya diam lalu berjalan ke lantai atas.

Saat ini ia tidak ingin bercanda gurau, ia sangat amat lelah apalagi besok ia harus bangun pagi karena pergantian shif dengan teman nya.

Ia membuka knop pintu kamarnya lalu langsung menghamburkan diri ke kasurnya yang besar dan empuk itu.
Ia meraih handphone yang ada di saku cardigan nya dan langsung saja menelpon mora, selaku resepsionis rumah sakit tempat ia bekerja.

Mora the explore

"Nape lo? Kangen?" Ucap mora di sebrang sana.

"Besok siapin ruangan untuk satu orang, ada rujukan dari rumah sakit pratama" Ucap Latisya to the point.

"Oke sip."

Latisya langsung mematikan sambungan telpon dan lanjut berbaring sambil menutup matanya dengan tenang, sampai lah iya masuk ke dalam alam mimpi yang indah.

———

R

afasya baru saja selesai menggosok gigi dan berjalan keluar dari toilet sambil memegang gagang infus nya.
Ia duduk di tempat tidur rumah sakit dan membuka handphone nya, terlihat disitu 10 panggilan tak terjawab dari ayahnya.

Ia tau pasti saat ini ayahnya sedang mengamuk dan menghancurkan semua barang yang ada di rumah, ia teringat bagaimana ayahnya memukul dirinys hanya karena nilai ujian harian nya yang rendah.

Jika tidak ada bibinya yang melihat kondisinya yang sekarat itu, ia yakin saat ini sudah berada di alam kubur bersama ibunya.

Sangking lamanya ia melamun Rafasya terkejut karena suara dentingan dari handphone nya.

The dominan doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang