10.

18 2 0
                                    

_________

Setelah sekian minggu yang lalu Catherine dipanggil ke ruangan Sir. Renold dan berakhir dengan Chloe yang di keluarkan dari akademi di tahun ketiganya dan kedua teman Chloe yang mendapat pengurangan poin sebanyak dua ratus lima puluh poin. Sementara untuk lulus tahun ketiga mereka harus memiliki poin setidaknya delapan ratus lima puluh poin dan karena ini masih awal tahun poin mereka berdua menjadi minus, entah bagaimana mereka akan mengembalikan nilai-nalai mereka itu nanti, jika tidak berhasil maka mereka akan mengulang satu tahun lagi.

Lalu untuk para siswa laki-laki yang pernah 'memanfaatkan' Chloe akan lulus dengan nilai dan gelar terendah, yaitu paling tinggi tujuh ratus poin dengan gelar lulusan kelas E.

Biasanya tidak ada yang menempati lulusan kelas E kecuali mereka memiliki kesalahan yang begitu fatal. Awalnya para laki-laki itu akan di keluarkan namun para orang tua mereka memohon-mohon kepada akademi karena akan sangat memalukan jika sampai masyarakat tahu jika seorang siswa dikeluarkan dari akademi karena alasan menjijikan itu.

Kini musim dingin sudah berganti dengan musim semi dan itu berarti sudah saatnya mereka untuk pindah ke Tandoors dari Bregenvolk. Sebelum berpindah wilayah mereka diberikan liburan selama dua minggu, ada yang menghabiskannya dengan pulang ke rumah masing-masing, ada yang masih menetap di Bregenvolk, ada yang langsung ke Tandoors, dan lain-lainnya.

Tidak seperti Sebastian yang memilih pulang ke Icellemburg ketiga temannya memilih untuk menetap di Bregenvolk dan tinggal di istana. Sementara itu Catherine dan Eloise memilih untuk menetap di Bregenvolk untuk beberapa hari karena ingin bertemu dengan Rowena, berbeda dengan Amarea yang memilih langsung ke Tandoors karena dia memang berasal dari sana, dan Annette yang pergi ke Denengor bersama kekasihnya.

Di hari pertama liburan itu barang-barang mereka yang berada di asrama langsung dibereskan dan diangkut oleh pelayan masing-masing untuk dikirim ke asrama mereka di Tandoors. Hari itu juga Catherine dan Eloise pergi ke istana untuk menemui Rowena, karena semenjak masuk ke akademi mereka belum sempat mengunjungi Rowena, selain karena jadwal yang padat mereka juga tidak pernah menemukan waktu yang tepat, walaupun sebenarnya di akhir pekan mereka di bebaskan untuk keluar akademi.

Saat memasuki halaman luas istana mereka berdua berpapasan dengan sang ratu kerajaan Bregenvolk yang sedang berada di taman memandangi bunga-bunganya.

"Selamat pagi, Your Majesty." Mereka berdua berkata dengan serempak lalu membungkuk memberi hormat.

"Selamat pagi, kalian ingin bertemu dengan Rowena ya? Dia belum keluar dari kamarnya sejak tadi, cobalah cari dia ke sana." Queen Victoria menebaknya dengan sangat tepat.

"Benar, Your Majesty, kami ingin bertemu Rowena. Jika begitu kami pamit dulu, Your Majesty." Hormat gadis itu yang di jawab anggukan beserta senyuman manis oleh sang ratu pun berjalan pergi dari sana.

Sesampainya di depan pintu kamar Rowena mereka mengetuk pintu besar itu, awalnya tidak ada suara dari dalam sebelum kedua gadis itu berbicara barulah pintu itu dibukakan oleh Rowena.

"Selamat pa-," Raut wajah Catherine dan Eloise yang awalnya senang berubah seketika saat melihat mata Rowena yang sembab dan berair. "Ro, kau kenapa? Jangan bilang kau masih menangisi dia?" Catherine segara memeluk Rowena yang kembali terisak di dalam dekapannya.

"Ro, kami mengerti jika kau sedih, tidak apa-apa jika kau sedih itu normal tapi janganlah berlarut-larut seperti ini." Eloise mengusap-usap lengan gadis itu.

Thin String Called Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang