"Jenggala!"
Lelaki berahang tegas itu menoleh ke asal suara, kemudian sebuah senyum terbit di bibirnya, membuat matanya hampir hilang karena senyuman yang ia torehkan cukup lebar.
"Hai, udah nunggu lama ya?" Ujar Jenggala kepada gadis yang berada di depan nya, tangan nya beralih mengambil tas milik gadis itu kemudian memakai nya dan merangkul lembut gadis bersurai hitam tadi.
"Gak kok aku baru aja keluar, kamu baru nyampe? Atau udah nunggu lama?" tanya gadis tadi, gadis pemilik nama lengkap Diora Jihanka itu menatap Jenggala dengan lembut.
"Gak kok baru nyampe juga, mau ke cafe dulu?" balas Jenggala yang langsung dihadiahi anggukan lucu dadi Diora.
Menyaksikan itu Jenggala hanya tertawa, kemudian menuntun Diora untuk lebih cepat menuju mobilnya.
"Jasmine!"
Gadis itu menghentikan langkah nya mendengar teriakan dari belakang. Begitu menoleh Jasmine mendapati Bilea yang kini sedang mengatur nafas karena mengejar Jasmine.
"Kenapa Bi?" tanya Jasmine santai sambil memandangi Bilea penuh kebingungan. Ada perlu apa teman nya ini?
"Laptop lu ketinggalan," ucap Bilea sembari menyerahkan tas laptop berwarna coklat ke hadapan Jasmine, gadis itu tersenyum bahagia. Bilea memang selalu begitu, tak pernah lupa akan barang milik Jasmine yang tertinggal, maka dari itu Jasmine sangat menyayangi teman nya yang satu ini.
"Bi, gue traktir smoothie mau?" tanya Jasmine dengan pandangan penuh harap, dia yang paling tau Bilea, teman nya yang satu ini kepalang sibuk terkadang sampai tak bisa memenuhi ajakan Jasmine yang selalu mengajaknya meminum smoothie ke cafe langganan.
"Boleh deh, haus juga," jawab Bilea yang kini sudah pada nafas normal nya.
"Tumben mau, biasanya suka izin ke Nandhi dulu," balas Jasmine, kini keduanya sudah berjalan bersamaan menuju parkiran fakultas bisnis yang sore itu masih ramai.
"Udah izin tadi, niatnya juga mau nebeng pulang sama lu, tapi lu jalan nya cepat banget kaya dikejar setan," cibir Bilea sambil membuka pintu mobil berwarna hitam milik Jasmine.
"Lu kan tau gue kalo pulang emang selalu mau cepat-cepat, bilang dari awal Bi kalau mau nebeng," jelas Jasmine kemudian menghidupkan mesin mobilnya, "kita ke cafe biasa ya Bi, ada menu baru soalnya,"
Bilea hanya mengangguk sambil mengacungkan jari jempol tanda setuju, Jasmine pun jadi semangat atas tanggapan teman nya itu. Setelah keluar dari area parkiran, Jasmine langsung melajukan mobilnya membelah jalanan Jakarta.
Setelah menghabiskan 10 menit menuju cafe akhirnya Jasmine dan Bilea sampai di Sunkist Cafe. Cafe langganan Jasmine mulai dari jaman mahasiswa baru, dulu saat semester satu cafe ini yang jadi saksi keluh kesah Jasmine saat mengerjakan tugas, merutuk dosen karena memberi banyak tugas dan menjadi kenangan pahit di dalam percintaan nya.
Dua gadis itu keluar dari mobil setelah Jasmine selesai parkir, sebelum itu mereka berdua touch up sedikit di dalam mobil, karena percaya deh pulang ngampus habis kelas sore itu benar-benar kaya gembel, apalagi ketemu dosen yang terlalu fokus menjelaskan dan berkahir mahasiswa nya tidur bermimpi indah di belakang.
Jasmine dan Bilea kini sudah memasuki cafe, cafe yang sering Jasmine kunjungi itu sore ini ramai tak seperti biasanya, membuat Jasmine dan Bilea yang anti sosial jadi meringis kecil.
"Gada yang kosong Min," ujar Bilea memperhatikan setiap sudut cafe, mencari meja kosong yang bisa ditempati untuk mereka berdua.
Jasmine mengedarkan pandangan nya, meneliti penjuru cafe demi mendapat satu meja kosong untuk dirinya dan Bilea. Jasmine harus mendapatkan meja kosong tersebut dan memenuhi ke-bm-annya hari itu.
"Itu yang diujung kosong kayaknya, ke situ yuk," ajak Jasmine kemudian menarik tangan Bilea menuju meja kosong disudut cafe, yang terletak jendela besar yang menjadi icon cafe ini, soalnya ada banyak bunga di sekitar jendela dengan kaca besar tersebut menjadikannya sebagai spot foto andalan.
Jasmine tersenyum lega begitu mendapat meja kosong untuk dirinya dan Bilea. Kini gadis itu sudah melihat-lihat menu cafe setelah meletakkan tas nya dan mengikat rambut panjang nya, begitu juga Bilea yang ikut melihat daftar menu cafe ini.
Tak lama setelah itu waiters mendatangi mereka berdua, mencatat pesanan yang mereka pesan dan kembali lagi ke meja kasir.
Seperti biasa, Jasmine kembali memesan smoothie tapi bukan banana smoothies yang dulu sering dia pesan, melainkan strawberry smoothies atas rekomendasi Bilea, Jasmine juga akhir-akhir ini sudah cukup bosan dengan banana smoothies yang sering dia pesan maka dari itu dia menyetujui rekomendasi dari Bilea akan tetapi Bilea malah memesan lemon tea dingin yang berbanding terbalik dengan minuman yang direkomendasikan nya.
Jasmine dan Bilea diam menunggu pesanan mereka, masing-masing kini fokus pada ponsel pintar milik mereka sampai tak sadar minuman mereka datang. Namun ada yang berbeda, ini tak sama dengan apa yang mereka pesan.
"Mas saya pesan strawberry smoothies bukan banana smoothies," ujar Jasmine pelan.
"Loh lemon tea saya juga mana mas?" tanya Bilea setelah melihat nampan yang dibawa waiters tersebut ke hadapan mereka.
"Anu mba, ini sesuai kok sama pesanan meja di sini, sebelumnya ada orang lain yang pesan di sini mba," jelas waiters tadi. Jasmine jadi bingung, dia juga sadar kok, soalnya pesanan mereka baru saja di catat mana mungkin bisa secepat itu?
"Mas letak disitu aja, teman saya bentar lagi datang kok,"
Baik Jasmine dan Bilea sama-sama menoleh ke arah suara yang perlahan mendekat ke arah mereka. Itu gadis bersurai hitam panjang, yang membuat Jasmine terdiam seribu bahasa. Apalagi dengan seorang lelaki yang baru saja tiba dari arah toilet yang kini tengah berhadapan dan beradu pandang dengan nya. Lelaki yang setahun lalu menghancurkan hatinya.
"Mas, pesanan saya yang tadi take away aja ya," ujar Jasmine cepat kemudian menarik lengan Bilea yang menurut karena mengerti situasi apa yang tengah terjadi saat itu.
hai ketemu lagi sama jasmine dan jenggala, make sure sebelum baca ini baca 168 dulu ya, semoga suka :D